Dari tanggal 5 hingga 10 Juli, Perdana Menteri Tiongkok berturut-turut mengadakan kunjungan resmi ke Bulgaria dan Jerman, menghadiri pertemuan pemimpin Tiongkok dan negara-negara Eropa Tengah dan Timur ke-7 di Sofia, sementara memimpin konsultasi pemerintah Tiongkok dan Jerman putaran ke-5 di Berlin.
Baik “kerja sama 16+1” antara Tiongkok dan negara-negara Eropa Tengah dan Timur, maupun konsultasi antara Tiongkok dan Jerman, dianggap sebagai bagian penting dalam kemitraan strategis komprehensif antara Tiongkok dan Eropa. Tiongkok dan Eropa tidak saja merupakan komunitas ekonomi yang terbesar di dua ujung benua Eropa dan Asia, tetapi juga merupakan dua kekuatan utama dalam memelihara multilateral dunia serta sistem perdagangan bebas global.
Kerja sama antara Tiongkok dan Eropa bermanfaat bagi terwujudnya perpaduan erat antara dua kekuatan besar, kedua pasar besar dan kedua peradaban besar, bermanfaat bagi kedua pihak untuk saling mengisi di bidang ekonomi, mengembangkan keunggulan masing-masing, meningkatkan level kehidupan rakyat. Di bawah latar belakang unilateral populer sekarang ini dan arus proteksionisme perdagangan dan anti globalisasi ekonomi tampak pasang naik, titik yang mengundang perhatian dan titik kepentingan bersama antara kedua pihak menjadi lebih banyak, kerja sama yang saling menguntungkan akan menginjeksi energi positif yang kuat kepada ekonomi dunia yang mengalami ancaman perang dagang.
Kini, proteksionisme dan unilateralisme yang dikepalai oleh AS telah memicu pergesekan dan bentrokan, “hegemonisme perdagangan” AS dengan serius mengancam sistem perdagangan bebas global dan peraturan internasional, dalam keadaan yang kunci ini, Tiongkok dan Eropa seharusnya bersatu padu, dengan tegas mendukung liberalisasi perdagangan dan kemudahan investasi, bersama-sama memelihara sistem ekonomi dunia dan perdagangan multilateral yang terbuka.
