Jurubicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang hari Selasa dalam jumpa pers di Beijing menyatakan, Pertemuan Informal APEC gagal mengemukakan deklarasi menurut kelaziman, dan ini tidak ingin disaksikan pihak Tiongkok dan kebanyak anggota APEC.
Geng Shuang menyatakan, fokus konsultasi dokumen hasil pertemuan ialah masalah perdagangan yang berhubungan dengan peningkatan dan perbaikan WTO.
Mayoritas mutlak anggota, khususnya anggota berkembang dalam pertemuan kali ini menunjukkan sikap jelas untuk memelihara sistem perdagangan multilateral dan menentang proteksionisme, dan tidak setuju dengan tergesa-gesa membikin kesimpulan pada masalah-masalah kongkret, tapi sejumlah kecil anggota tidak mau mendengarkan suara mayoritas mutlak anggota dan menolak dimasukkannya usul adil dalam dokumen hasil, bersikeras memasukkan isi yang merugikan kepentingan fundamental negara-negara lain, dan mencoba melegalisasi proteksionisme dan unilateralisme. Dalam pertemuan dan konsultasi, banyak anggota termasuk Tiongkok telah menunjukkan sikap menentang perbuatan tersebut.
Geng Shuang menegaskan, pihak Tiongkok selalu mendukung Papua Nugini sebagai tuan rumah menyelenggarakan pertemuan dengan sukses, dan dalam konsultasi dokumen hasil selalu mengambil sikap yang bertanggung-jawab dan konstruktif, mempertahankan penyelesaian perselidihan melalui konsultasi, telah melakukan upaya maksimum untuk mendorong dicapainya kesepahaman, dan melakukan upaya sampai saat terakhir. Ini menunjukkan kejujuran terbesar Tiongkok.
Geng Shuang mengatakan, pihak Tiongkok bertindak demikian untuk memelihara prinsip berkonsultasi dan mengupayakan kesepakatan APEC. Pihak Tiongkok menegaskan, baik mendorong kerja sama APEC maupun membahas masalah WTO, harus mendengarkan secara luas pendapat berbagai pihak, memanifestasikan sama derajat dan saling menghormati, dan menyelesaikan perselisihan melalui konsultasi. Pihak Tiongkok dengan tegas mencurahkan tenaga dalam membentuk ekonomi dunia tipe terbuka, dengan tegas mendukung APEC memainkan peranan positif dalam mendorong liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi di Asia Pasifik, dan dengan tegas memelihara sistem perdagangan multilateral yang berintikan WTO.
