Silk Road Rediscovery – I heart Beijing Ajak Anda Menelajahi Xinjiang Kultural

2019-01-17 16:16:29  

图片默认标题_fororder___172.100.100.3_temp_9500019_1_9500019_1_1_0615c46e-8cce-4537-b49f-cfa0cbbecd9b.JPG

Rombongan jurnalis mancanegara bertandang ke sebuah desa yang terkenal dengan pembuatan instrumen musik di Daerah Otonom Etnis Uyghur dalam perjalanan peliputan yang disponsori CMG belum lama yang lalu.

图片默认标题_fororder___172.100.100.3_temp_9500019_1_9500019_1_1_0bb10d6e-93da-4263-b9e6-27acd86dc5ae.JPG

Konon sejarah pembuatan instrumen musik tradisional di desa itu dapat dilacak hingga 150 tahun yang lalu. Di desa tersebut tercatat 273 kepala keluarga dengan penduduknya 500 orang lebih. Alat-alat musik yang dibuatnya terbagi sebanyak 50 jenis dalam 27 kategori. Desa itu dinobatkan sebagai “desa nomor satu instrumen musik tradisional Xinjiang Tiongkok” oleh Dewan Negara pada tahun 2000.

Shiabur Rahman dari Daily Sun Bangladesh adalah salah seorang jurnalis yang mengikuti perjalanan kultural ke Xinjiang.

“Sekarang banyak peradaban, termasuk peradaban etnis-etnis minoritas sudah punah. Setahu saya, pemerintah Tiongkok memang terpuji dalam pelestarian kebudayaan etnis-etnis minoritasnya,” ujar Shiabur Rahman.

图片默认标题_fororder___172.100.100.3_temp_9500019_1_9500019_1_1_3e26a5e4-53e1-4578-b747-c6648763280d.JPG

Pertunjukan tari dan lagu bertema kebudayaan bagian barat Tiongkok dipentaskan di hadapan para jurnalis. Pertunjukan yang penuh nuansa kebudayaan dan adat istiadat berbagai etnis minoritas di Xinjiang mengundang sambutan para sahabat asing. Ketua Asosiasi Jurnalis Izmir Turki, Misket Dikmen tak kuasa membendung air matanya seusai menyaksikan pertunjukan tari dan lagu tersebut. Dengan terharu mengatakan: “Lewat perjalanan di Xinjiang saya dihidangkan pertunjukan lagu rakyat yang menarik. Dengan tidak terasa saya naik ke panggung dan menari bersama para penari. Saya masih mampu menari seirama dengan mereka karena irama dan ritmisnya mirip sekali dengan lagu-lagu balada kampung halamanku. Saya catat bahwa permadani sini sama dengan permadani di rumah saya di Turki. Saya memantau pula sejumlah barang kerajinan tangan yang hampir sama dengan barang kerajinan tangan di tanah airku. Kita sepertinya sudah terjalin melalui Kesenian.”图片默认标题_fororder___172.100.100.3_temp_9500019_1_9500019_1_1_786201c1-8aa0-4aa4-b99e-23bc54306a72.JPG

Dalam perjalanan ke Xinjiang, para jurnalis mancanegara diundang berkunjung ke kota kuno Kashgar, yang bersejarah 2000 tahun lamanya. Di area seluas 8,36 kilometer persegi kini hidup 221 ribu jiwa penduduk. Di kota Kashgar masih terpelihara jalan-jalan yang malang melintang dalam keadaan utuh.

Presenter dari Radio Persahabatan Tiongkok-Pakistan FM98, Tassawar Zaman Babar menuturkan: “Saya dengan senang melihat bahwa pelestarian kebudayaan dilakukan baik di desa maupun di kota dalam proses pembangunannya berkat upaya pemerintah yang berperan penting dalam hal ini. Tiongkok memiliki 56 etnis. Kebudayaan, garmen, gaya arsitektur, adat istiadat termasuk kulinernya mendapat perlindungan yang merata. Lewat pengalaman saya di Kashgar dan Urumqi, saya menyadari bahwa justru kerinduan dan kecintaan yang memungkinkan kebudayaan bersejarah lama itu dapat diwariskan dan penuh dinamika sampai sekarang.”

 

 

赵颖