Kedubes Tiongkok untuk Thailand bersama dengan Media Berbagi Informasi Kerja Sama Sabuk dan Jalan Terbaru

2019-04-26 11:03:49  

 

Pada penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi Kerja Sama Internasional Sabuk dan Jalan ke-2, Kedubes Tiongkok untuk Thailand dan media berbagi informasi terbaru tentang kerja sama Sabuk dan Jalan. 

Sejauh ini, Tiongkok telah menandatangani 170 dokumen kerja sama dengan lebih dari 150 negara dan organisasi internasional, antara lain rancangan kerja sama bilateral dan trilateral dengan Mongolia, Rusia, Kazakhstan, Kamboja, Laos, Ceko, Hungaria dan Brunei. “Prakarsa Pendorongan Kerja Sama Kelancaran Perdagangan Sabuk dan Jalan” telah diikuti 83 negara dan organisasi internasional.

Dari tahun 2013 hingga 2018, investasi langsung perusahaan Tiongkok di negara-negara sepanjang Sabuk dan Jalan telah melampaui 90 miliar dolar Amerika, dan nilai proyek borongan di negara-negara sepanjang Sabuk dan Jalan melampaui 400 miliar dolar Amerika. Tiongkok mendirikan program beasiswa pemerintah Tiongkok Jalur Sutra dan menandatangani persetujuan saling pengakuan gelar akademik perguruan tinggi dengan 24 negara sepanjang Jalur Sutra. Tiongkok juga menandatangani persetujuan kerja sama kapasitas produksi dengan lebih dari 40 negara dan menandatangani dokumen kerja sama pasar pihak ketiga dengan Perancis, Italia, Spanyol, Jepang dan Portugal.

Berkat inisiatif pembangunan bersama Sabuk dan Jalan, Kazakhstan sebagai negeri daratan terbesar di dunia memiliki jalur laut, Belarus untuk pertama kalinya memiliki industri manufaktur mobil sedan sendiri, Maladewa merealisasi impian dengan memiliki jembatan, masalah kekurangan suplai tenaga listrik Pakikstan telah diperbaiki secara fundamental setelah dimulainya beberapa proyek energi, dan jalan kereta api Tiongkok-Laos memungkinkan Laos dari negeri pedalaman tertutup menjadi negara pedalaman terbuka. Serangkaian kenyataan membuktikan bahwa inisiatif pembangunan bersama Sabuk dan Jalan telah memberikan sumbangan yang menonjol bagi negara-negara sepanjang sabuk dan jalan yang ingin mengembangkan ekonomi dan memperbaiki kehidupan rakyat.

Menurut laporan tahunan 2017 Bank Sentral Sri Lanka, saldo kredit Tiongkok hanya merupakan 10,6 persen dari hutang luar negeri Sri Langka, 61,5 persen di antaranya adalah kredit preferensial, sedangkan pangsa kredit Jepang, Bank Pembangunan Asia, Bank Dunia dan pinjaman pasar lebih besar daripada kredit Tiongkok, masing-masing 12 persen, 14 persen, 11 persen dan 39 persen. Hutang Tiongkok bukan merupakan beban utama hutang luar negeri Sri Lanka. Mayoritas mutlak proyek dari Tiongkok adalah proyek penting, antara lain pelabuhan dan jalan yang berhubungan dengan kepentingan negara dan kehidupan rakyat, dan juga kebutuhan mendesak bagi perkembangan ekonomi dan sosial Sri Lanka, dan dikemukakan berdasarkan analisa ilmiah beberapa pemerintah Sri Lanka.

Berdasarkan data pemerintah Pakistan, 42 persen hutang jangka panjang Pakistan berasal dari kredit lembaga multilateral dan kredit Tiongkok hanya merupakan 10 persen. Suku bunga kredit preferesial Tiongkok kepada Pakistan hanya sekitar 2 persen, jauh lebih rendah daripada suku bunga kredit negara-negara Barat kepada Pakistan.

Menurut komunike yang diumumkan Kantor Perdana Menteri Malaysia, total panjang jalur kereta api Tiongkok-Malaysia diperpendek dari yang awalnya 688 kilometer menjadi 648 kilometer dengan membatalkan sejumlah stasiun sehingga ongkos pembangunan tahap pertama dan tahap kedua diturunkan dari 65,5 miliar Ringgit hingga 44 miliar Ringgit. Pihak Tiongkok berpendapat, dalam kerja sama tiada mode yang tetap, pemerintah dan perusahaan kedua negara bertolak dari semangat saling menghormati dan berkonsultasi secara damai mencapai persetujuan yang menguntungkan kedua pihak.

Dari informasi yang disampaikan Kedubes Tiongkok di Thailand dan media terkait dapat dilihat, pertama, negara manapun memiliki hak pembangunan dan hak pembangunan yang didapatkan melalui pendanaan. Dalam proses itu, negara pengutang, negara peminjam dan perusahaan yang ikut serta dalam pembangunan proyek perlu meningkatkan pengendalian diri dan pengontrolan risiko, media dapat mengadakan pengawasan, dan dengan menggembor-gemborkan “jebakan hutang” yang merupakan perbuatan tak bertanggung-jawab. Kedua, inisiatif pembangunan bersama Sabuk dan Jalan adalah inisiatif yang terbuka dan inklusif, negara mana pun yang ingin ikut serta akan disambut oleh Tiongkok. Di bidang pembangunan proyek Sabuk dan Jalan, sinergi kebijakan dan konektivitas standard dan peraturan, Tiongkok bersedia melakukan kerja sama dalam berbagai bentuk dengan dua pihak, tiga pihak bahkan banyak pihak.

马宁宁