"Indonesia Kebangsaan ku, Bangsa dan Tanah Air ku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu!" Petikan lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan dengan lantang, semangat dan penuh haru bahagia oleh Huaqiao Indonesia di Beijing. Kepala menengadah seraya tegap berdiri hormat kepada sangsaka merah putih, rasa bahagia terpancar dari mata mereka, mengiringi sang merah putih sampai di tiang tertinggi.
Huaqiao sebagai salah satu dari Diaspora Indonesia merupakan Warga Negara Tiongkok yang pernah berkebangsaan Indonesia. Sebagian besar dari mereka saat ini telah berusia lanjut rata-rata 80 tahun, dan telah memiliki keturunan hingga 4 generasi. Meskipun dengan kemampuan fisik yang terbatas, mereka masih terus aktif ikut serta dalam program kegiatan KBRI Beijing, khususnya perayaan HUT RI.
Sebagian besar dari mereka masih fasih berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa daerah. Tak jarang pula menyaksikan mereka memainkan alat musik tradisional Indonesia dan menyanyikan lagu daerah Indonesia. Seperti Sdr. Zhong Zhong yang merupakan generasi ketiga dari keturunan Huaqiao, meski tak fasih berbahasa Indonesia namun mampu menyanyikan lagu dalam bahasa daerah Indonesia dengan sangat lancar. Ayahnya dulu adalah WNI yang berasal dari Ambon dan hingga saat ini masih sangat fasih berbahasa daerah Ambon. Kecintaan Sang Ayah kepada tanah Ambon membuatnya ingin agar anaknya dapat melestarikan bahasa dan budaya Ambon melalui kesenian bernyanyi lagu daerah. Pada perayaan HUT RI kali ini, Sdr. Zhong Zhong turut memeriahkan panggung Gempita Merdeka dengan berduet lagu Ambon bersama Bapak Duta Besar.
Gempita Merdeka HUT RI ke-74 kali ini tidak akan menjadi semarak tanpa adanya penampilan seni dari kelompok Huaqiao ini. Mereka menampilkan paduan suara lagu nasional, tarian tradisional, penampilan musik angklung, dll. Meski tidak lagi berkewarganegaraan Indonesia, setiap tahunnya, mereka tak pernah absen hadir di Upacara Bendera dan tampil memeriahkan panggung Gempita Merdeka.
Huaqiao Indonesia di Tiongkok sangat berperan penting dan strategis, khususnya sebagai jembatan budaya untuk mempererat people-to-people contact dan merekat hubungan persahabatan Indonesia-Tiongkok.
