Seminar Prospek Industri dan Pasar Bambu dibuka di Yangon, Myanmar pada hari Rabu (21/8) kemarin. Seminar yang dilaksanakan selama 2 hari tersebut adalah proyek periode kedua Myanmar Dana Khusus Kerja Sama Lancang-Mekong, dan merupakan proyek pertama yang akan segera selesai pada tahun 2019. Para praktisi industri bambu yang berasal dari Tiongkok, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam beserta para pakar industri berkumpul untuk berbagi pengalaman dan membicarakan masa depan.
Direktur Jenderal Departemen Riset dan Inovasi Kementrian Pendidikan Myanmar Win Khaing Moe dalam pidato pembukaan seminar mengatakan, saat ini prospek perkembangan industri bambo Myanmar baik, namun kemampuan pengolahan bambunya masih lemah. Dirinya berharap dapat belajar dari pengalaman Tiongkok, mempercepat pengembangan industri bambu Myanmar, meningkatkan hubungan dengan Tiongkok dan negara-negara di sepanjang Sungai Lancang-Mekong lainnya, saling menguntungkan dan saling percaya, bersama-sama menghadapi tantangan ekonomi, sosial dan lingkungan di bawah mekanisme kerja sama Lancang Mekong.
Konselor Kedubes Tiongkok untuk Myanmar Yang Shouzheng menyatakan, Tiongkok bersedia bersama berbagai negara untuk berbagi teknologi dan pasar, bersama-sama memajukan industri bambu di kawasan Lancang-Mekong agar berkembang secara sehat dan berkelanjutan, demi mewujudkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB tahun 2030, serta memberikan kontribusi positif dalam membangun dunia yang bersih nan indah.