Bekerja Sama Merupakan Jalur Satu-satunya Demi Menanggulangi Wabah Global

2020-03-28 15:20:50  

Pandemi Covid-19 sedang bertambah dengan laju eksponensial di seluruh dunia. Jumlah kasus terkonfirmasi di seluruh dunia mencapai 100 ribu orang pertama memakan waktu 67 hari, tercapainya 100 ribu kedua memakan waktu 11 hari, sementara tercapainya 100 ribu ketiga hanya makan waktu 4 hari, dan 100 ribu ke-empat hanya makan waktu 2 hari. Sejauh ini jumlah kasus terkonfirmasi total di seluruh dunia sudah melebihi 510 ribu orang.

Krisis yang begitu parah sedang menunggu kerja sama yang tak pernah terjalin di dalam sejarah.

Kerja Sama yang Dinantikan

Tanggal 26 Maret malam yang lalu, di bawah pimpinan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz, KTT khsusu G20 seputar Penanganan Covid-19 digelar.

Ini merupakan pertama kalinya KTT G20 digelar sebelum akhir April, dan juga merupakan pertama kali untuk para pemimpin negara-negara G20 melakukan pembicaraan via video Online dengan melintasi 12 zona waktu di dunia.

Resep Tiongkok

Di depan konferensi spesial tersebut, Presiden Tiongkok Xi Jinping sempat menyampaikan inisiatif “Bergandengan Tangan demi Mengatasi Kesulitan Bersama” kepada dunia, dan juga membagikan “resep” Tiongkok untuk sedunia.

图片默认标题_fororder_spb1

Komposisi yang pertama dalam resep Tiongkok adalah Menargetkan “Musuh” yang tunggal.

Di hadapan pandemi, musuh bukan negara lain melainkan penyakit menular yang serius. Pada awalnya wabah kali ini, Tiongkok memerangi wabah dengan susah payah, dan mengupayakan masa peluang jendela yang berharga bagi seluruh dunia. Akan tetapi, karena sejumlah negara tidak membedakan musuh dan teman sekutu, bahkan bertindak egois dan bertolak dari kepentingan pribadi, akhirnya mempolitisasi masalah wabah dan mengakibatkan masa peluang dibuang-buang saja.

图片默认标题_fororder_spb2

Komposisi kedua adalah Tanggung Jawab

Pandemi Covid-19 merupakan masalah global yang tipikal yang memerlukan upaya bersama seluruh dunia untuk diselesaikan. Sama seperti apa yang disampaikan Presiden Xi, memerangi pandemi Covid-19 seharusnya dengan tindakan pencegahan dan pengendalian internasional bersama secara efektif. Semestinya tidak ada negara yang tertinggal dalam mengendalikan wabah Covid-19.

Di tengah wabah kali ini, Tiongkok tidak hanya lulus dari ujian wabah yang serius, tapi juga memberi bantuan serba-serbi semaksimalnya kepada dunia. Tiongkok sudah secara terpisah menyediakan bantuan dalam 4 gelombang kepada 89 negara dan 4 organisasi internasional untuk memerangi wabah, termasuk barang-barang medis dan dukungan teknik pengobatan. Bantuan gelombang ke-5 juga akan mulai terlaksana.

图片默认标题_fororder_spb3

Komposisi Ke-tiga adalah Kerja Sama.

Presiden Xi Jinping dalam pidatonya dengan jelas menunjukkan bahwa sejauh ini yang paling dibutuhkan masyarakat internasional adalah menegaskan keyakinan, bekerja sama koordinasi, menangani secara bersatu padu dan meningkatkan kerja sama internasional menyeluruh, dalam rangka menyatukan kekuatan gabungan yang kuat demi memerangi pandemi, agar bergandengan tangan bersama untuk menanggulangi penyakit menular serius yang dihadapi umat manusia.

Kerja sama internasional tersebut mencerminkan semangat ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, dan juga manifestasi ide komunitas senasib sepenanggungan yang selalu dijunjung oleh Tiongkok.

 

Jangan Sekali-kali Bertindak Keras Kepala

Yang menyesalkan adalah, sejumlah negara dan politikus tetap tidak ingin mengutamakan keselamatan jiwa, tetap tidak ingin menetapkan kesehatan umat manusia sebagai target bersama, “virus politik” yang sengaja disebar di seluruh dunia sempat memperburuk krisis dewasa ini.

Di depan jumpa pers yang digelar Gedung Putih pada tanggal 26 lalu, Presiden AS tidak beralasan apa pun mencurigai jumlah kasus terkonfirmasi di Tiongkok, dan menyebut dia tidak tahu apa yang dideteksi atau tidak. Tanggal 25 di hadapan konferensi menteri luar negeri G7, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo malah tetap menyebut Covid-19 sebagai “Wuhan Virus” dalam rancangan pernyataan bersama sepanjang 12 halaman. Menanggapi hal tersebut, menteri-menteri luar negeri mancanegara turut menyatakan penolakan yang tegas, seorang menteri luar negeri dari Eropa dengan jujur mengatakan, perkataan tersebut sudah menyentuh garis merah. Akhirnya pernyataan bersama konferensi menteri luar negeri G7 gagal diluncurkan.

Tepat pada saat para politikus AS berupaya semaksimalnya menghitamkan dan menimpakan kesalahannya kepada orang lain, wabah AS semakin memburuk. Terhitung hingga kemarin, jumlah kasus terkonfirmasi di AS sudah melampaui 100 ribu orang, dan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di dunia.

Virus politik yang sengaja dibuat oleh mereka telah mengganggu kerja sama internasional, tapi tidak bisa menutupi kesalahan AS dalam penanggulangan wabah dalam negeri. Kebijakannya yang berbunyi “American First” juga mustahil membantu AS bebas dari serangan pandemi.

Di hadapan pandemi dewasa ini, marilah kita bergandengan tangan, berjibaku dan maju bersama menyongsong masa depan yang indah umat manusia.

常思聪