Kasus Konfirmasi di AS Naik Tajam, Bangunlah Para Politikus Amoral!

2020-03-28 13:17:16  

Data real time dari Johns Hopkins University menunjukkan, terhitung hingga Jumat kemarin (27/3) pukul 18:19 waktu timur AS, jumlah kasus positif Covid-19 di AS tercatat 101.657 orang, dengan 1.581 kasus meninggal dan penambahan kasus terkonfirmasi baru hampir 20.000 harian.

Sekarang AS sudah melonjak ke peringkat pertama dengan kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia, apa lagi penambahan harian masih terus meningkat. Akan tetap, sejumlah politikus Washington tetap berfokus pada penghasutan konfrontasi dan melakukan stigmatisasi terhadap Tiongkok tanpa menghiraukan betapa seriusnya penularan wabah dalam negeri. Tingkah lakunya sangat bertentangan dengan upaya kerja sama internasional dalam penanganan epidemi, tidak hanya merugikannya diri sendiri, tapi juga seluruh dunia.

Pada 26 Maret lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di akun media sosialnya sekali lagi menggunakan kata “Wuhan virus” dengan tagar tematik yang mempunyai arti sangat jahat. Pada hari yang sama, AS bersikeras agar Dewan Keamanan PBB menegaskan “virus corona jenis baru bersumber dari Tiongkok” sehingga sidang terkait penanganan wabah Covid-19 mengalami jalan buntu.

Pada 25 Maret lalu, Mike Pompeo membujuk para menteri luar negeri negara anggota G7 memasukkan kata “Wuhan virus” dalam Pernyataan Bersama, namun ditolak mentah-mentah oleh enam negara lain.

Sebagai diplomat berjajaran paling tinggi AS, Mike Pompeo tidak berpikir bagaimana menyelesaikan masalah kelangkaan barang medis dalam negerinya yang menghadapi tantangan berat dalam penanganan wabah Covid-19, malah terus secara nekat dan berulang kali menimbulkan bentrokan politik, asyik memainkan taktik ideologis. Tingkah lakunya sungguh amoral dan menyia-nyiakan kepercayaan rakyatnya! Mantan Deputi Menteri Luar Negeri AS Brett McGurk langsung bertanya dalam sebuah artikelnya: pada saat korban meninggal di kota New York terus bertambah dan rumah sakit kewalahan menangani pasien, mengapa perihal penamaan virus  malah termasuk dalam agenda Mike Pompeo di pertemuan Menlu G7?

Tidak hanya begitu. Masih pada hari yang sama, Direktur Komisi Perdagangan Nasional Gedung Putih Peter Navarro mengumumkan akan mendorong pemimpin AS menandatangani dekrit “membeli produk AS”. Reuters dalam analisanya mengatakan, tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap obat-obatan dan alat-alat medis lainnya yang diproduksi di Tiongkok.

Ketika Tiongkok tertimpa wabah Covid-19, sejumlah politikus AS malah terus memfitnah Tiongkok untuk meraup kepentingan politik domestik. Pada saat wabah Covid-19 terus menyebar dengan jumlah kasus terkonfirmasi melonjak, sejumlah politikus amoral AS terus membujuk otoritas administrasi mengambil Keputusan yang salah pada waktu yang salah hanya untuk menjaga angka ekonomi yang layak dan tidak kehilangan suara pemilihan. Di tengah sikap acuh tak acuh serta tipu muslihat menimpakan kesalahan pada negara lain, AS sudah kehilangan peluang pertama untuk mengontrol penyebaran wabah Covid-19. Sekarang wabah di AS makin hari makin parah, namun ideologi yang penuh prasangka dan proteksionisme masih berkutat di Gedung Putih, yang kini berpotensi kehilangan “jendela peluang” kedua dalam pengendalian wabah.

Pada 27 Maret, Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pembicaraan teleponnya dengan Donald Trump menegaskan, kerja sama akan menguntungkan kedua pihak. Kalau tidak, kedua belah pihak akan rugi. Kerja sama merupakan satu-satunya pilihan tepat bagi Tiongkok dan AS. Presiden Trump menyatakan akan “mengurusi penanganan wabah secara personel”, agar kedua negara bebas dari gangguan dan bisa berfokus pada kerja sama penanganan wabah.

Di hadapan melonjaknya jumlah kasus terkonfirmasi serta semakin mendesaknya kerja sama, kami sampaikan seruan kepada para politikus yang amoral, sudah sampai waktunya bangun tidur!

常思聪