Pompeo yang Penuh dengan Hasrat Kekuasaan Adalah Virus Politik yang Merugikan AS

2020-05-22 12:54:13  

图片默认标题_fororder_1210592807_15879766363961n

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo baru-baru ini dalam pernyataannya mengucapkan selamat atas pelantikan jabatan pemimpin daerah Taiwan Tiongkok Tsai Ying-wen, dan memanggil Tsai sebagai “presiden”, serta menyombongkan “kemitraan” AS-Taiwan. Hal tersebut merupakan pertama kalinya Menlu AS secara terbuka menyampaikan selamat atas pelantikan jabatan pemimpin daerah Taiwan dalam waktu puluhan tahun terakhir. Perbuatan absurd tersebut dengan serius melanggar prinsip Satu Tiongkok dan pasal-pasal yang ditetapkan dalam tiga komunike bersama Tiongkok-AS, secara kasar mengintervensi urusan dalam negeri Tiongkok, dan sempat dianggap sebagai provokasi terbuka kepada Tiongkok. Hal tersebut sekali lagi mengungkapkan psikologi “main judi politik” yang mengusahakan kepentingan politik pribadinya dengan menggunakan kepentingan nasional AS sebagai taruhan.

Selama puluhan tahun yang lalu, “kartu Taiwan” selalu adalah sebuah catur yang kerap kali dimainkan sejumlah politikus AS yang mencoba membendung perkembangan Tiongkok. Dalam latar belakang kekacauan penanganan wabah di AS dan kegagalan dalam memainkan skenario menimpakan kesalahannya kepada orang lain, Pompeo dan sejumlah politikus AS lainnya sekali lagi memainkan “kartu Taiwan”, serta memperbesar keributan topik “Taiwan”. Mulai dari imbauannya untuk “mendukung partisipasi Taiwan sebagai pengamat WHA”, sampai memuji kinerja penanganan wabah di daerah Taiwan, dan akhirnya secara terbuka mengucapkan selamat atas pelantikan jabatan pemimpin daerah Taiwan, Pompeo sempat bertindak berlebihan dalam waktu dekat ini.

Prinsip Satu Tiongkok adalah kesepahaman masyarakat internasional, upaya menantang prinsip satu Tiongkok pasti akan gagal, namun sejumlah politikus AS yang dikepalai oleh Pompeo masih mencengkeram kartu Taiwan, tujuannya adalah mencoba mengalihkan perhatian dan konflik domestik, mencari dukungan bagi parpolnya dengan memperlihatkan ketegasan kepada Tiongkok, kemudian mengutamakan kepentingan pribadinya demi ambisi politik yang terus membesar.

Berdasarkan perhitungan politik tersebut, Pompeo sama sekali tidak memperhatikan keselamatan jiwa rakyat AS saat menanggulangi wabah di AS, melainkan dengan sembarangan melakukan serangan kepada negara lain dengan menggunakan peranannya sebagai diplomat utama AS, dan menjadikan konteks internasional sebagai panggung permainannya, kerap kali merusak kerja sama internasional penanggulangan wabah dengan perkataan yang gila-gilaan. Terutama dalam hal memfitnah Tiongkok, penampilan Pompeo hampir sudah kehilangan kesadaran. Meskipun tidak punya bukti apa pun, berkontradiksi dengan perkataannya sendiri, dan kerap kali dibantah oleh para ilmuwan, serta dikritik keras oleh opini umum internasional, tapi tetap tidak menghalanginya untuk mengulangi tipuan dan teori yang konyol.

Baru-baru ini, Inspektur Jenderal Departemen Luar Negeri AS Steve Linick dipecat dari jabatannya. Pompeo di depan jumpa pers mengakui bahwa ia adalah dalang yang menganjurkan pemimpin AS untuk memecat Linick, alasannya adalah karena kinerjanya kurang memuaskan. Namun berdasarkan laporan media AS, sebelum dipecat, Linick sempat melakukan investigasi terhadap masalah-masalah Pompeo yang menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadinya. Kelengserannya sempat memicu perhatian opini umum atas kenyataan masalah-masalah yang bersangkutan dengan Pompeo.

Cepat atau lambat kejahatan akan menerima pembalasannya. Pada akhirnya sejarah akan melakukan pengadilan terhadap badut-badut seperti Pompeo, dan ambisi politiknya hanya akan menjadi sebuah impian yang kosong dan sia-sia.

王伟光