Sidang KRN dan MPPR Tiongkok yang tengah berlangsung menarik perhatian seluruh dunia, juga merupakan sorotan dan harapan tokoh-tokoh berbagai kalangan Afrika. Beberapa hari ini, wartawan CMG mengadakan wawancara virtual dengan beberapa pakar Afrika Selatan, Nigeria dan Maroko serta Duta Besar Afrika untuk Tiongkok, mereka sangat menghargai Tiongkok dengan teguh memperluas keterbukaan, menstabilkan rantai industrial dan rantai pasokan, agar mendorong reformasi dan pengembangan dengan keterbukaan.
Seorang bekas diplomat Afrika Selatan yang bekerja setengah abad di bidang urusan diplomatik dalam wawancara tersebut menyatakan, dalam laporan kinerja pemerintah Tiongkok tahun ini, tidak menentukan target pengembangan konkret pertumbuhan ekonomi, dan ini adalah dilatarbelakangi keadaan terdampak wabah dan terdapat ketidakpastian yang sangat besar, maka Tiongkok mengambil keputusan yang rasional dan ilmiah. Dia juga menyatakan, bahwa perkembangan ekonomi Tiongkok cenderung baik dalam jangka panjang tidak akan berubah.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Kerja Sama dan Pengembangan Afrika-Tiongkok di Maroko dalam wawancara dengan wartawan CMG mengatakan, Tiongkok merancangkan pembangunan bersama “Sabuk dan Jalan” dengan berkualitas tinggi, mendorong perdagangan dan liberalisasi serta fasilitasi investasi. Berbagai kalangan Maroko akan beraksi positif atas inisiatif “Sabuk dan Jalan”, meningkatkan kerja sama mendalam dengan Tiongkok.
Selain itu, Duta Besar Aljazair untuk Tiongkok mengatakan, diadakannya sidang KRN dan MPPR sangat penting, dia setiap tahun akan menghadiri secara langsung. Tentu saja, Tiongkok akan mengambil keputusan setelah menganalisa situasi masyarakat pasca wabah, agar ekonomi Tiongkok menjadi lebih kuat, teliti dan aktif, dan menjamin mengatasi kesulitan ini.