Tanggal 3 September yang lalu, adalah Hari Peringatan Kemenangan Perang anti agresi Jepang yang dilakukan rakyat Tiongkok. Di seluruh Tiongkok telah diadakan kegiatan peringatan terkait genap 75 kemenangan perang anti agresi Jepang. Inilah peringatan umat manusia tentang keadilan yang mengalahkan kejahatan. Sejarah pada 75 tahun yang lalu itu patut diingat baik-baik oleh bangsa Tionghoa.
Bagi anak muda, mungkin merasa asing ketika mendengar perang anti agresi Jepang. Memanglah, sekarang adalah zaman damai, sejak tentara Jepang memulai agresi di Tiongkok pada tahun 1931, dan 8 tahun peran anti agresi Jepang, sampai sekarang hampir 89 tahun berlalu. Sejak dicapainya kemenangan perang anti agresi Jepang sampai sekarang, pun telah melewati 75 tahun. 75 tahun hampir adalah seumur hidup seorang manusia. Tapi bagaimana pun perang anti agresi Jepang menduduki bagian penting dalam kehidupan warga Tiongkok pada generasi tua.
Perang anti agresi Jepang dimulai dari tahun 1937, hingga tahun 1945. Pertempuran dan perlawanan terjadi pada setiap hari dan setiap detik, dan bersangkutan dengan jiwa rakyat 40 juta warga Tiongkok.
Pernahkah anda mendengar suatu kisah antara wartawan asing dan prajurit Tiongkok? Pada waktu hampir berakhirnya Perang anti Agresi Jepang, seorang wartawan AS bertanya kepada seorang prajurit yang akan dikirim ke garda depan. Si prajurit ini sangat mudah dan berhasil menimpulkan keprihatian wartawan. Dia bertanya, berapa umurnya kamu? Si prajurit menjawab, 16 tahun. Wartawan mengatakan, apakah rindu pada keluarga? Si prajurit menjawab, mereka sudah meninggal dunia. Wartawan mendiam, lalu bertanya: Apakah kamu merasa Tiongkok akan menang?
Si prajurit menjawab, pastilah TIongkok menang. Si wartawan bertanya, setelah Tiongkok menang, kamu berencana buat apa? Menikah ? Si prajurit menjawab: saya sudah mati di pertempuran, tidak bisa menunggu kedatangan waktu itu.
Ketekadan dan keberanian yang dicerminkan dari perkataan si prajurit itu sangat mengharukan dan mengesankan. Walaupun kisah itu belum terbukti, tapi pada waktu itu memang ada banyak orang bertekad berekrut dalam tentara dan rela mengorbankan jiwa dirinya demi keamanan negara.
Ini justru adalah makna mengapa kami merayakan kemenangan perang anti agresi Jepang. Kami melakukan kegiatan peringatan untuk memeringati saudara-saudari yang hilang jiwa dalam perang agresi Jepang, pahlawan-pahlawan yang berani mengorbankan diri demi kemenangan negara. Serta teman-teman dalam dan luar negeri yang membantu rakyat Tiongkok menanggulangi agresi Jepang.Tanpa perjuangan mereka, tidak ada hari depan bangsa Tionghoa.
Dalam acara untuk kali ini akan kami perkenalkan beberapa veteran, dan mendengar kisah mereka di peperangan.
