“Bangun bersama komunitas Asia Pasifik”. Pertemuan Informal Pemimpin ke-27 APEC secara virtual hari Jumat kemarin mencapai target tersebut dan menunjuk arah bagi kerja sama ekonomi Asia Pasifik dalam 20 tahun ke depan.
“Dengan titik tolak baru ini, dimulai tahap baru kerja sama Asia Pasifik”. Pemimpin tertinggi Tiongkok Xi Jinping dalam pidatonya dalam pertemuan pemimpin kemarin seklai lagi memprakarsai pembentukan komunitas senasib sepenangungan Asia Pasifik yang terbuka, inklusif, inovatif, berkonektivitas dan bekerja sama demi kemenangan bersama, dan untuk pertama kali membentangkan secara menyeluruh empat konotasinya demi menyumbangkan akal dan tenaga kepada pembangunan Asia Pasifik.
Mutlak bukan kebetulan direalisasinya “sinkron” antara inisiatif Tiongkok dan cetak biru baru APEC, ini justru merupakan tuntutan keras terhadap soidaritas, kerja sama dan multilateralisme di latar belakang yang khusus.
Menurut lembaga penelitian ekonomi di bawah pimpinan APEC, terdampak wabah Covid-19, ekonomi Asia Pasifik tahun ini akan mengalami pertumbuhan minus pertama kali dalam 30 tahun ini. Menurut rencana semula, Target Bogor yang menyuluhkan kerja sama ekonomi Asia Pasifik akan jatuh tempo pada akhir tahun ini dan bagaimana jalan kerja sama Asia Pasifik ke depan? Ini membutuhkan cetak biru yang baru.
Dalam pertemuan pemimpin kali ini, Xi Jinping memaparkan konotasi mendalam Komunitas Senasib Sepenanggungan Asia Pasifik dari empat segi yaitu keterbukaan dan keinklusifan, pertumbuhan inovatif, konektivitas, kerja sama dan menang bersama yang menunjuk arah direalisasinya visi baru Asia Pasifik.
“Bukit sama didaki, lurah sama dituruni”.Semangat keluarga besar Asia Pasifik akan a menggairahkan berbagai anggota menuju bersama visi tahun 2040. Tiongkok yang segera akan memasuki tahap perkembangan yang baru pasti akan menciptakan dinamika abaru bagi direalisasinya target tersebut dan disaksikan dunia. Kerja sama ekonomi Asia Pasifik tak pernah menjadi permainan politik pertarungan zero sum atau satu pihak menang dan satu pihak kalah, melainkan platform pembangunan yang saling membantu dan saling menguntungkan.
