“Orang Kaya Makin Kaya, Orang Miskin Tetap Miskin”, Lingkaran Setan Yang Tak Kunjung Habisnya di AS

2021-01-20 12:59:35  

Menurut data terbaru dari Biro Perburuhan AS, selama satu Minggu hingga 9 Januari ini, warga yang pertama kali memohon pertolongan pengangguran di AS mencapai 965 ribu orang yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2020. Data ini selalu berkisar pada level sekitar 700 ribu sampai 900 ribu orang pada beberapa Minggu ini, jauh lebih tinggi dari pada sekitar 200 ribu orang per minggu sebelum pandemi. Menurut media AS, hingga pertengahan Oktober 2020, kekayaan miliarder AS bertambah US$ 3,88 triliun, atau naik US$ 931 miliar dari pada Maret 2020.
Di bawah pandemi, kesenjangan kaya dan miskin di AS semakin menonjol. Kekayaan orang kaya bertambah terus berkat kenaikan pasar saham yang disebabkan kebijakan pelonggaran kuantitatif. Sementara itu, baik pengetesan Covid-19 maupun vaksinasi, orang kaya selalu bisa diprioritaskan dengan menggeserkan orang miskin. Semakin banyak orang miskin tidak dapat makan dan berobat. Kesenjangan tersebut sedang mempercepat keretakan sosial AS.
“Sama derajat” dan “adil” selalu ada di bibir para politikus AS dan disebut sebagai keunggulan sistemnya. Akan tetapi, kesenjangan kaya dan miskin yang terus diperdalam di masyarakat AS memperingatkan mereka, kontradiksi mendalam sistem kapitalisme sulit ditutup-tutupi.  konflik   sarjana Inggris menunjukkan, sumber menggawatnya kesenjangan  kaya dan miskin  di AS justru disebabkan olehsistem politik liberalisme baru yang dilaksanakan pemerintah yang memprioritaskan privatisasi, marketisasi, liberalisasi dan memelihara kepentingan orang kaya.
“Orang Kaya Makin Kaya, Orang Miskin Tetap Miskin” merupakan lingkaran setan tak kunjung habisnya di AS. Kontradiksi ini terus mempergawat krisis struktural sosialnya, sehingga apa yang disebut sebagai “teladan demokrasi” hanyalah suatu lelucon yang tragedis.

 

黄晓芳