Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida

2021-09-27 16:35:47  

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida

Baru-baru ini, suatu kabar menarik perhatian netizen seluruh dunia, yaitu ilmuwan Tiongkok telah mengembangkan metode untuk mensintesis pati dari karbon dioksida, yang pertama dari jenisnya secara global.

Menggunakan karbon dioksida sebagai bahan, tidak bergantung pada fotosintesis tanaman, dan secara langsung mensintesis pati dengan metode buatan, adegan yang terlihat seperti fiksi ilmiah, sekarang terjadi di laboratorium. Upaya sukses para ilmuwan Tiongkok ini telah diterbitkan dalam jurnal terkenal internasional Science pada hari Jumat lalu (24/09).

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida_fororder_pati9
Sebagai komponen utama makanan, pati juga merupakan bahan baku industri yang penting. Banyak penelitian telah dilakukan secara global pada sintesis pati, tetapi sedikit kemajuan telah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu, hasil ini mendapat penilaian tinggi dari para ahli dalam dan luar negeri, dan dianggap sebagai "terobosan orisinal khas dari 0 hingga 1".
Menurut Peneliti Asosiasi Institut Bioteknologi Industri Tianjin, juga penulis utama studi ini, tes awal menunjukkan bahwa metode baru sekitar 8,5 kali lebih efisien daripada memproduksi pati dengan pertanian konvensional berdasarkan tingkat sintesis pati. Menurut hasil saat ini, produksi pati tahunan dari bioreaktor dengan ukuran satu meter kubik secara teoritis sebanyak sekitar 0,3 hektar ladang jagung di Tiongkok tanpa mempertimbangkan input energi.
Menurut para ilmuwan, jika pati sintetis buatan memasuki penggunaan praktis pada masa depan, itu tidak hanya akan menghemat lahan garapan dan sumber daya air tawar, dengan lebih lanjut menjamin ketahanan pangan, tapi juga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk mencapai puncak karbon dan netralitas karbon.

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida_fororder_pati2
Terobosan di bidang pati sintetis buatan hanya adalah miniatur dari terus berkembangnya dan meningkatnya kemampuan inovasi Tiongkok tahun-tahun ini.
Di depan Forum ZGC 2021, Global Innovation Hubs Index (GIHI) yang baru diumumkan oleh Pusat Inovasi Teknologi Internasional menunjukkan bahwa, di dalam 50 hubs sains dan inovasi internasional terkemuka di dunia, 23 di antaranya berada di Asia, sedangkan di Tiongkok terdapat 9.

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida_fororder_pati8
Sebenarnya, inovasi telah menjadi daya penggerak utama perkembangan. Dewasa ini, karena perubahan besar dunia yang tak pernah terjadi dalam satu abad yang lalu dan dampak pandemi Covid-19 yang luas dan menjangkau jauh, pemulihan ekonomi dunia menghadapi tantangan berat. Bagaimana menghadapi tantangan? Berbagai negara diimbau agar meningkatkan keterbukaan dan kerja sama di bidang iptek.

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida_fororder_pati7
Menanggapi pertanyaan tersebut, ketika menyampaikan pidato virtual di depan Forum ZGC 2021, Presiden Tiongkok Xi Jinping menekankan peranan penting inovasi sebagai daya penggerak pertama dengan tiga “bersama”, yaitu melalui inovasi iptek bersama menjajaki pendekatan dan cara untuk menyelesaikan masalah global penting, bersama menghadapi tantangan zaman, serta bersama mendorong usaha perdamaian dan pembangunan umat manusia.

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida_fororder_pati4

Ini adalah interpretasi dengan perspektif global, tidak hanya menambahkan konotasi era baru pada "daya penggerak pertama" inovasi, tapi juga adalah sikap bertanggung jawab Tiongkok. 
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, tidak ada negara manapun di dunia ini yang dapat menguasai semua inovasi teknologi. Seiring dengan pembagian kerja internasional yang semakin halus, di dalam industri global seperti sirkuit terpadu dan otomotif, juga tiada negara manapun yang sama sekali mengandal diri sendiri mulai dari penelitian aplikasi dasar hingga penelitian dan produksi. Khususnya ketika menghadapi isu-isu global seperti penyebaran pandemi Covid-19, pemanasan global, serta krisis bahan pangan, juga tidak ada negara manapun yang dapat menyelesaikan risiko dan tantangan yang kompleks dan tidak pasti ini secara sendirian.

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida

Menghadapi situasi rumit ini, kita tidak hanya perlu meningkatkan tingkat inovatif, tapi juga harus mengintensifkan kerja sama dan keterbukaan di bidang iptek. Sebagai negara berkembang yang paling besar di dunia, makin lama makin pentingnya peranan Tiongkok di panggung iptek dunia, sekarang Tiongkok juga mempunyai kemampuan untuk mengemban lebih banyak tanggung jawab dan menyumbangkan kecerdasan Tiongkok. Menurut Laporan Indeks Inovasi Global 2021 yang dirilis oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia, Tiongkok berada di peringkat ke-12 dalam daftar Indeks Inovasi Global, tahun lalu Tiongkok menduduki nomor ke-14 dalam daftar tersebut.

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida

Seperti apa yang dinyatakan oleh Ketua Pusat Penelitian Inovasi Asia Think Tank Indonesia Bambang Suryono, prestasi Tiongkok di bidang inovasi disaksikan seluruh dunia. Penelitian inovatif seperti pesawat antariksa Tiongkok, kapal selam berawak "Jiaolong", teleskop radio (FAST) telah membuktikan Tiongkok adalah negara besar di bidang inovasi dan iptek, produk-produk inovasi tersebut juga adalah kontribusi Tiongkok bagi perkembangan dunia.

Bahas Kerja Sama Iptek dari Pati Sintesis Berbasis Karbon Dioksida_fororder_pati6
Menurut Bambang, bagi negara-negara berkembang, meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok, memperdalam pertukaran di bidang iptek, mengimpor produk inovatif Tiongkok akan meningkatkan level iptek negara-negara tersebut, dan akan bermanfaat untuk mempersempit kesenjangan kekuatan teknologi antara negara berkembang dan negara maju. “Jalan pembangkitan Tiongkok dengan iptek menyediakan pengalaman yang berharga dan dapat dijadikan referensi bagi negara-negara berkembang.”

赵颖