Ngarai Tianshan masih menjadi daya tarik sampai sekarang. Ngarai yang terletak di bagian selatan kaki Gunung Tianshan ini berjarak 63 kilometer dari Kabupaten Kuqa, Provinsi Xinjiang, China bagian barat laut. Ngarai ini memiliki keistimewaan, yang membuat pengunjungnya tak pernah melupakan. Di saat musim panas, hawanya justru dingin. Sedangkan musim salju, suhu udara hangat.
Ngarai ini panjangnya mencapai 5.700 meter. Terbentuk oleh angin, hujan, dan banjir jutaan tahun lalu. Dinding ngarai berwarna merah bata, semakin indah jika tertimpa sinar matahari. Ngarai ini berada di ketinggian 1.600 meter, puncaknya memiliki ketinggian 2.048 meter. Sinar matahari melimpah di tempat ini.
Keajaiban tempat ini bisa dirasakan ketika masuk ke ngarai lebih dalam. Angin dingin bertiup pelan mengikuti alur lorong sempit di antara tebing. Pengunjung disarankan terus berjalan. Jika berhenti lima menit saja, maka hawa dingin itu bisa membuat menggigil. Namun di musim salju, semilir angin justru lenyap. Suhu udara di tempat ini terjaga sepanjang tahun, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Ketika memasuki ngarai lebih dalam lagi, maka pengunjung akan menemukan atap langit yang indah di antara dua dinding tebing yang menjulang. Di antara tebing ngarai terdapat ratusan gua yang masih misteri dan belum pernah dikunjungi. Sementara air yang mengalir dalam ngarai, membentuk sungai kecil yang jernih dan dingin. Anehnya, jika air itu didekati terkadang airnya seperti terserap pasir, yang menjadi darsar ngarai. Hilang tertelan bumi. Itulah mengapa air di ngarai ini dinamakan "air pemalu".
Di antara tebing tinggi Ngarai Tianshan, terdapat gua yang diberi nama gua "Seribu Budha". Konon gua-gua ini dipahat oleh umat Budha pada masa Dinasti Tang, sekitar 1.300 tahun lalu. Gua ini ditemukan oleh seorang pemuda Uygur, yang secara tak sengaja. Waktu itu itu dia sedang berlindung menghindari hujan, saat berada di ngarai. Temuan gua ini terjadi di abad 20.
Selain itu, ada sebuah patung batu buatan alam, yang dipercaya penduduk setempat mewakili dua ekor anjing penjaga Ngarai Tianshan. Dua batu yang berjajar ini berwarna coklat, namun kadang berubah warna kemerahan karena sinar matahari atau hujan.
Wisata alam ini, masih belum banyak pengunjungnya. Bahkan warga Xinjiang di kota lainnya pun belum tentu pernah ke pergi ke tempat ini. "Saya baru kali ini ke sini, meski saya sudah tahu tempat ini dalam pelajaran sekolah 15 tahun lalu," kata Wang Lili, warga Urumqi.
Ngarai ini oleh penduduk Uygur disebut "Keziliya", yang artinya "Tebing Merah". Membentang dari selatan ke utara. Terbentuk oleh hujan, angin, dan banjir jutaan tahun lalu. Sulit ditemukan keajaiban alam seperti ini di belahan bumi lain. Pasalnya, ngarai ini berada di sebuah dataran yang tandus.
NUR HARYANTO
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved. 16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040 |