Kota Tua Uygur

CRI 2011-09-24 14:33:57

 

Asimgul Mahmutjan, merapikan dagangannya, berupa kopiah border yang biasa disebut Topa dalam bahasa Uygur. Bukan di toko atau tempat terbuka, wanita 55 tahun itu, berjualan di dalam rumahnya di Kota Tua Uygur, Kota Kasghar, Provinsi Xinjiang bagian selatan, China. "Mari silahkan masuk," ajak Asimgul, ketika rombongan kami melewati gang di depan rumahnya.

Asimgul membuka pintu rumahnya lebih lebar. Melewati dua daun pintu, terdapat ruang terbuka dan ada serambi beralaskan karpet merah. Di pojok duduk wanita lain, adik Asimgul, sedang membuat dengan tekun. Dia hanya tersenyum melihat kami masuk.

Wanita berkerudung ini mengaku bahwa saat ini sudah jarang wisatawan datang ke Kota Tua suku Uygur ini sehingga barang dagangannya kurang laku. "Saya harus membuka pintu dan mengajak wisatawan datang masuk ke rumah," ujarnya.

Di dalam kota tua ini, warganya tinggal di pemukiman padat. Rumah di Kota Tua ini dalam bahasa Uygur "Kaidimi Uyi", dibangun dari tanah liat dan kayu. Dindingnya hanya dilapisi tanah liat yang dicampur jerami. Temboknya kalau ditekan terasa empuk. Kuku tangan pun kuat mengoreknya. Temboknya dibiarkan warna tanah liat. Cat hanya digunakan untuk pintu-pintu. Ada warna merah, biru, atau coklat.

Sedang jalananan kota atau lebih tepatnya gang selebar dua meter berliku-liku seperti labirin. Terdapat tanda penunjuk jalan di setiap persimpangan. Kalau tak jeli dan baru pertama kali memasuki perkotaan yang berusia lebih dari 400 tahun ini, kemungkinan besar tersesat. Namun jangan khawatir, warga di kota tua ini ramah dan tidak keberatan membantu menunjukkan jalan.

Oleh pemerintah daerah, kota tua ini dijaga keasliannya. Tembok setinggi tiga meter mengelilingi kota tua ini. Kota tua Kashgar memiliki jalan atau gang selebar dua meter yang berliku mirip labirin. Pengunjung yang pertama kali memasuki kota ini kemungkinan besar akan tersesat. Namun ada petunjuk arah mengikuti setiap jalan di kota tua ini, yang dalam bahasa Uygur disebut ""kaidimi Quoka".

Kota Tua Kashgar telah ada sejak 2.100 tahun lalu. Sejak akhir masa kejayaan Dinasti Han dan mulainya pemerintahan Dinasti Tang. Pada tahun 840, Suku Uygur berpindah ke arah barat daya menunju Asia Tengah dan menyebarkan Agama Islam di sana. Kota tua itu sampai sekarang masih tersisa peninggalannya.

Generasi terakhir yang kini menghuni Kota Tua Kashgar masih ada yang melestarikan budaya nenek moyang mereka dalam membuat cindera mata, seperti keramik, Topa atau Kopiah, atau tenun. Penduduknya yang tinggal terbuka kepada pendatang. Mereka sadar, kampungnya telah menjadi daerah tujuan wisata. Pemerintah setempat membuat kota tua ini mejadi agenda wisata dan memberikan batuan promosi.

Kota ini menjadi istimewa di China pada zaman sekarang karena penduduknya tinggal di dalam sebuah rumah, tidak dalam flat atau rumah susun. Mereka mempunyai rumah dan tanah. Namun dengan meningkatnya populasi mereka, kini tak bisa lagi memperluas tempat tinggalnya. Mereka kemudian membangun tingkat dua di dalam rumah. Bahkan banyak yang membangun lantai dua di atas jalan, menjadi seperti lorong. Di Kashgar tak semua warga Uygur tinggal di Kota Tua. Sampai kini tercatat warga etnis Uygur mayoritas di Kota Kashgar, yang mencapai lebih dari 90 persen.

NUR HARYANTO

© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040