Pisau Yingsar

CRI 2011-09-24 14:39:25

Pisau Yingsar dikenal dibuat di Kampung Yingsar, Kota Kasghar, Xinjiang bagian Selatan, Cina. Pisau Yingsar salah satu cindera mata khas dari Kota Kasghar. Pisau ini mempunyai ciri satu mata pisau, melengkung dan lancip di ujungnya. Pisau Yingsar atau dikenal dalam bahasa Uygur "Yingsar Piqaki". Tempo mengunjungi bengkel kerja pembuatan pisau ini, Kamis (22 September 2011).

Pisau Yingsar atau dikenal dalam bahasa Uygur "Yingsar Piqaki", memang belum setenar Keris di Indonesia, namun sejarahnya sejak abad 16. Mungkin karena penyebaran pisau ini masih terbatas. Pemasaran Pisau Yingsar masih di dalam Porvisi Xinjiang saja. Namun, wisatawan asing banyak yang datang dan memesan untuk dikirimkan.

Biasanya pada Bulan Juli-Agustus, wisatawan asing banyak yang datang dan membeli. Mereka kebanyakan membeli dalam jumlah banyak kemudian minta dikirim ke negara asalnya. Kualitas bahan dan nilai seni dari Pisau Yingsar banyak menarik wisatawan asing. Harganya mulai dari 200 Yuan - 2.500 Yuan atau sekitar Rp 250 ribu - Rp 3 juta.

Pembuatan Pisau Yingsar membutuhkan berbagai keahlian. Mulai dari pandai besi sampai pengukir gagang pisau. Lama pembuatan Pisau Yingsar juga tergantung ukurannya. Pisau Yingsar masih dikerjakan secara tradisional. Setelah berdirinya RRC tahun 1949, untuk mendorong perkembangan Pisau Yingsar, pemerintah menyalurkan ratusan ribu Yuan untuk mengorganisasi 30 ahli pembuat pisau dan membangun pabrik pisau Yingsar.

Pisau ini telah dipamerkan di ekspo kesenian dan ekspo produk khas suku China sudah berkali-kali. Selama beberapa tahun ini, berbagai jenis produk baru pisau Yingsar di ekspor ke Jepang, Jerman, Amerika, Pakistan, dan Hong Kong.

Ada tiga dongeng mengenai asal usul pisau ini. Pertama, 400 tahun lalu Dewa mengetahui di Kabupaten Yingsar terjadi kemarau. Rakyat setempat kelaparan. Untuk membantu rakyat, Dewa diam-diam membantu pembuat pisau memproduksi pisau yang berkualitas tinggi. Maka Pisau Yingsar mulai popular dan terkenal.

Kedua, pada zaman kuno kabupaten Yingsar merupakan daerah yang subur dan air melimpah. Kambing dan sapi gemuk. Rakyat hidup tenteram dan bahagia. Pada suatu hari, mendadak angin kencang membawa pasir dan batu kecil dari gurun. Ternyata berasal dari binatang yang menyemburkan pasir dan angin.

Dalam satu malam saja, padang rumput yang hijau menjadi gurun pasir yang gersang, sungai kering. Untuk menjaga kampung, penduduk mengangkat batang kayu untuk bertempur melawan binatang itu. Tetapi, penduduk bukan lawan tandingnya sehingga banyak penduduk tewas.

Seorang pemuda Uygur, yang bernama Asir, mencari jalan keluar melawan monster itu. Pada suatu malam dia bermimpi seorang kakek dari surga memberikan pisau yang halus kepada dia. Di atas gagang pisau terdapat batu giok yang berkilau. Setelah bangun, Asir menemukan dua pisau sudah ada di tangannya.

Asir segera mengorganisasi penduduk setempat melancarkan serangan kepada binatang itu. Asir berhasil membunuhnya dengan pisau itu. Sinar dari batu giok itu menakutkan monster, sehingga pisau Yingsar dikenal dengan pisau dengan gagang mata giok. Penduduk setempat mulai hidup tenang dan membuat Pisau Yingsar.

Cerita ketiga, kakak beradik pemuda Uygur naik ke gunung untuk berburu binatang. Sampai di satu lembah, mereka mendengar suara harimau. Sang adik diterkam dan dibawa harimau. Kakak tak bisa mengejar. Dia teringat adiknya membawa pisau dan segera berteriak untuk mengambil pisau itu. Adik itu segera mengeluarkn pisau dan menusuk harimau berkali-kali. Akhirnya harimau mati. Sejak itu, membawa pisau menjadi kebiasaan pemuda Uygur.

Ciri khas Pisau Uygur.

- Gagang Pisau biasanya dihiasi, kaca atau plastic yang irip batu giok yang berkilau.

- Pisau terbuat dari perunggu dan baja.

- Gagang pisau terbuat dari kambing atau rusa.

- Sarung pisau terbuat dari kulit binatang.

- Panjang biasanya sekitar 8-50 sentimeter.

NUR HARYANTO

© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040