Sebuah bangunan dengan kubah besar dan menara langsung menyedot perhatian ketika memasuki kompleks makam Apak Hoja. Bangunan yang dibalut keramik dengan dominasi warna hijau ini, di dalamnya ada 72 makam keluarga Hoja dari 5 generasi. Hari Minggu lalu, 24 September 2011, pengunjung makam belum banyak di pagi hari.
Makam Hoja ini terletak di desa Ayziret, sekitar 5 kilometer dari Kota Kasghar. Bangunan makam mulai dibangun pada tahun 1639-1640. Makam ini pernah diperbaiki untuk pertama kalinya pada masa Dinasti Qianlong di tahun 1795. Dalam makam ini, selir dari raja Qianlong dinasti Qing juga dimakamkan, yang bernama Putri Xiangfei.
Selain makam, kompleks ini juga mempunyai masjid dan bangunan tempat belajar mengaji. Apak Hoja dan ayahnya Yusuf Hoja mengajar mengaji. Di musim salju, Apak Hoja mengajar muridnya di dalam masjid, sedang musim panas di serambi masjid.
Masjid di dalam kompleks bagian belakang dibangun pada tahun 1873. Keunikan masjid ini, memanjang ke samping sejauh 100 meter. Tiangnya ada 63 pilar, yang masing-masing dibuat oleh ahli ukir kayu yang berbeda-beda. Hal ini sebagai penghargaan kepada warga Uyghur, yang mempunyai tradisi seni ukir kayu. Setiap hari Jum'at, masjid ini bisa menampung 3.000 jema'ah. Mihrab, dibangun dengan memperhatikan akustik sehingga pada masa itu—belum mengenal pengeras suara—jemaah bisa mendengar suara azan dan ceramah dengan jelas.
Sementara masjid yang ada di bagian depan kompleks makam, juga mempunyai keunikan. Masjid ini mempunyai pilar berukir dan warna-warni. Hal ini merefleksikan filosofi kehidupan masyarakat Uyghur.
NUR HARYANTO
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved. 16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040 |