Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-04-25 18:06:06    
Kegiatan Peringatan 50 Tahun Konferensi Bandung

cri

 

Kegiatan peringatan 50 tahun Konferensi Bandung hari ini diadakan di Bandung, Indonesia. Para kepala pemerintah dan negara yang menghadiri Konferensi Asia-Afrika termasuk Presiden Tiongkok Hu Jintao, pagi tadi menghadiri kegiatan tersebut. Berikut laporan wartawan kami dari Bandung.

Bandung adalah kota besar ketiga Indonesia dan juga ibukota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung yang indah itu terletak di tengah-tengah pegunungan, dan Jalan Asia-Afrika membelah kota tersebut menjadi dua bagian selatan dan utara. Gedung Merdeka?tempat penyelenggaraan Konferensi Bandung Pertama juga berlokasi di jalan itu.

Pukul 9 pagi waktu setempat, para kepala negara dan pemerintah atau wakilnya dari sekitar 80 negara Asia-Afrika melakukan napak tilas dari Hotel Savoy Homann?hotel paling kuno di Bandung, menyusuri Jalan Asia-Afrika yang pernah dilintasi wakil berbagai negara peserta Konferensi Bandung pada setengah abad yang lalu, dan memasuki Gedung Merdeka. Jalan sepanjang 50 meter itu, menyaksikan 50 tahun yang penuh suka duka, langkah yang bersejarah itu telah membuka kegiatan perayaan 50 tahun Konferensi Bandung, dengan demikian telah membuka lembaran baru negara-negara Asia-Afrika?dua tempat asal peradaban dunia, sekali lagi bahu-membahu, bergandengan tangan, dan bersama menciptakan hari depan dunia yang indah.

Kegiatan peringatan tersebut dimulai dengan paduan suara 'Halo, halo, Bandung'. Tuan rumah?Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pertama-tama menyampaikan sambutannya,

" 50 tahun yang silam, pemimpin Asia-Afrika berkumpul di Bandung menggelar Konferensi Asia-Afrika yang pertama, dan mengutarakan kepada dunia suara rakyat Asia-Afrika yang mendambakan kebebasan, perdamaian, dan kesetaraan, ini merupakan saripati ' Semangat Bandung'. Sekarang, negara-negara Asia-Afrika sekali lagi berkumpul di Bandung untuk memperingati Semangat Bandung, untuk mengenang semangat itu dan menginjeksikan vitalitas baru untuk semangat tersebut. Justru dengan didorong oleh ' Semangat Bandung', negara-negara Asia-Afrika kali ini membina kemitraan strategis baru."

Para wakil dari negara Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok juga susul menyusul menyampaikan pidatonya, ' Semangat Bandung "yang terbentuk pada 50 tahun yang silam sejauh ini tetap mempunyai daya hidup yang kuat. Negara-negara Asia-Afrika pasti dapat mewujudkan stabilitas, perkembangan dan kemakmuran di kawasannya asalkan bersatu padu dan bekerja sama.

Kota Bandung yang terletak sekitar 170 kilometer dari Ibukota Jakarta mempunyai sejarah yang cemerlang, Kota Bandung merupakan salah satu tempat kebangkitan gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Justru karena itu, pada tahun 1955, Presiden Indonesia ketika itu Soekarno memilih Kota Bandung sebagi tempat menyelenggarakan Koferensi Asia-Afrika yang pertama.

Seperti yang dikatakan Presiden Hu Jintao dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika, negara-negara Asia-Afrika sekali lagi berkumpul, untuk mengenang sejarah, meneropong masa depan, mendorong kerja sama, bersama-sama membina hubungan mitra strategis baru Asia-Afrika. Mengenang sejarah adalah untuk merintis masa depan dengan lebih baik. Dalam kecenderungan globalisasi ekonomi dewasa ini yang semakin mendalam, dalam situasi baru kemajuan cepat ilmu pengetahuan dan teknologi, negara-negara Asia-Afrika menghadapi peluang sejarah untuk bersatu, bekerja sama dan mempercepat perkembangan. Doktor Teuku Rezasyah dari Universitas Padjadjaran mengatakan,

" Hari ini, kami memerlukan kerja sama yang lebih erat. Saya yakin, sesudah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika, kalau kami meningkatkan kerja sama, maka mungkin membentuk persekutuan yang kuat, ini bukannya menentang negara kuat mana pun, sebaliknya adalah menghadapi tantangan bersama."

Menjelang ditutupnya kegiatan peringatan 50 tahun Konferensi Bandung, pemimpin berbagai negara ke konferensi bersama-sama menanam Pohon Perdamaian Asia, melambangkan 'Semangat Bandung' berkembang terus, dan melambangkan hubungan mitra strategis baru antarnegara Asia-Afrika terus berkembang dengan sehat.