Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-04 13:00:41    
Muslim Di Tiongkok Dulu dan Sekarang

cri

Islam di Tiongkok sudah bersejarah 1350 tahun sejak agama tersebut tersebar ke negeri ini. Umat Islam di Tiongkok kini berjumlah 20 juta 300 ribu orang. Etnis-etnis minoritas lain yang beragama Islam di Tiongkok antara lain etnis-etnis Hui, Uigur, Khasak, Kalkhas, Uzbek, Tatar, Tajik, Dongxiang, Sala dan Bao?an. Mereka terutama tersebar di daerah otonom dan provinsi Ning Xia, Qing Hai, Gan Su, Xin Jiang dan Shan Xi di bagian barat laut dan Yun Nan di bagian barat daya, serta He Bei, He Nan, Shan Dong dan Mongolia Dalam. Di kalangan etnis-etnis Han, Tibet dan Mongol serta etnis-etnis Dai dan Bai di Provinsi Yunnan juga terdapat penduduk yang beragama Islam, tetapi tidak banyak jumlahnya. Mereka semua adalah anggota keluarga besar muslim di Tiongkok.

Tanggal 6 Desember lalu adalah Hari Lebaran. Menjelang Lebaran, wartawan CRI Jinghua sempat mengunjungi Persatuan Islam Tiongkok yang terletak di dekat Jalan Niu Jie Beijing. Saudara pendengar, ikutilah sekarang liputan saya.

Udara musim dingin di Beijing cukup menggigilkan, tetapi di daerah permukiman etnis Hui di Beijing?Jalan Niu Jie kelihatan suasana sangat ramai dan hangat. Semua orang tampak gembira ria membeli daging sapi dan daging kambing atau makanan lainnya untuk keperluan perayaan Lebaran. Wartawan memasuki pintu gedung Persatuan Islam Tiongkok yang terletak di bagian timur jalan tersebut. Wakil Ketua Persatuan Islam Tiongkok PIT Mohammad Said Ma Yunfu menceritakan perkembangan dan perubahan kehidupan kaum muslim di Tiongkok sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949.

Berbicara tentang masa lalu kaum muslim di Tiongkok, Wakil Ketua Ma Yunfu mengatakan, setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, pemerintah senantiasa menganut politik kebebasan beragama. Kebijakan pemerintah ini mendapat sambutan luas rakyat masyarakat Islam di Tiongkok. Warga muslim berbagai etnis di Tiongkok terus menerus berupaya untuk mendirikan organisasi Islam tingkat nasional. Di bawah perhatian pemerintah, pada tanggal 11 Mei tahun 1953, Persatuan Islam Tiongkok didirikan atas inisiatif tokoh-tokoh muslim terkemuka berbagai etnis, antara lain Baurhan Saidi, Yang Jingren, Da Pusheng, Ma Jian, dan Pang Shiqian. Persatuan tersebut adalah organisasi Islam nasional pertama yang paling bersatu dalam sejarah Tiongkok, terbentuknya Persatuan Isalam Tiongkok menandai terwujudnya persatuan besar muslim semua etnis di Tiongkok, dan telah menjadi jembatan yang menghubungkan masyarakat muslim semua etnis di Tiongkok dengan partai dan pemerintah.

Ketika mengenangkan kunjungan Presiden Indonesia Sukarno ke Tiongkok pada tahun 1950an, Wakil Ketua Ma Yunfu mengatakan:

?Pada tahun 1950an, kalau tidak salah tahun 1956, Presiden Indonesia Sukarno pernah mengunjungi Tiongkok. Ketua Mao Zedong dan Perdana Menteri Zhou Enlai sendiri ke Bandara Ibukota Beijing untuk menyambut kedatangan Presiden Sukarno. Pada waktu itu, kami sebagai wakil masyarakat Islam di Tiongkok juga ikut dalam barisan penyambut di bandara. Begitu Presiden Sukarno turun dari tangga pesawat, Ketua Mao menghampiri dan menggandeng tangan Presiden Sukarno dan bersama-sama berjalan menuju barisan kami. Pada saat itu, semua orang berseru ? Bung Karno, Bung Karno?.?, dan bertepuk tangan menyambut kedatangannya. Presiden Sukarno memberi salam dengan lambaian tangan. Kami sangat terkesan dan kagum pada beliau. Selama Bung Karno duduk sebagai presiden, hubungan antara Tiongkok dan Indonesia sangat bersahabat. Kami Persatuan Islam Tiongkok berkali-kali mengirim wakil untuk menghadiri pertemuan-pertemuan Islam yang diadakan di Indonesia.?

Waktu puluhan tahun telah berlalu. Selama 40 tahun lebih ini, Persatuan Islam Tiongkok pernah 100 kali lebih mengirim 300 orang delegasi ke sejumlah negara Arab untuk mengadakan kunjungan persahabatan, menghadiri pertemuan internasional dan seminar Islam, diterima oleh pemimpin dan disambut hangat oleh saudara-saudara muslim berbagai negara. Delegasi muslim Tiongkok juga pernah menghadiri Festival Mesjid Istiklal Indoneisa dan Festival Kebudayaan Islam Malaysia serta kegiatan-kegiatan lainnya. Kunjungan-kunjungan tersebut telah meningkatkan persahabatan dan saling pengertian antara muslim Tiongkok dan negara-negara lain.

Berbicara tentang keadaan sekarang warga muslim di Tiongkok, Wakil Ketua Persatuan Islam Tiongkok Ma Yunfu mengatakan:

?Dalam Kongres Nasional ke-16 PKT yang baru ditutup belum lama berselang, Presiden Jiang Zemin telah menyimpulkan hasil-hasil kemajuan yang dicapai Tiongkok selama 13 tahun ini. Kami sebagai warga muslim juga ikut merasa bangga dan gembira atas hasil-hasil yang telah dicapai. Kemajuan-kemajuan itu kita saksikan dan kita alami sendiri. Selama 13 tahun ini, pemerintah senantiasa berpegang teguh pada kebijaksanaan kebebasan beragama, warga muslim di seluruh negeri merasa puas dan gembira atas apa yang dilakukan pemerintah. Tidak saja penghidupan kami mengalami banyak perbaikan, kehidupan agama kami juga dijamin oleh pemerintah?

Selama 20 tahun akhir-akhri ini, warga muslim berbagai etnis di Tiongkok di bawah perhatian pemerintah, telah merancang dan membangun sejumlah mesjid dan sekolah agama Islam. Bangunan-bangunan itu telah menjadi karya pilihan seni bangunan Islam modern di Tiongkok. Misalnya Madrasah Islam Beijing, Madrasah Islam Xinjiang dan Madrasah Islam Ningxia adalah beberapa contoh di antaranya. Kini di berbagai tempat seluruh negeri terdapat 35 ribu mesjid, tersebar di berbagai tempat permukiman masyarakat muslim. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan sosial, taraf kehidupan warga muslim mengalami banyak perbaikan. Mesjid-mesjid yang dibangun dengan baik telah menyediakan kemudahan bagi kaum muslim untuk menjalankan kehidupan beragama. Ma Yunfu mengatakan:

?Yang paling mengesankan ialah, kalau kita mengunjungi berbagai tempat di seluruh negeri, banyak mesjid yang dulu sudah usang kini telah direnovasi atau dibangun kembali, dan lebih megah yang satu daripada yang lain. Ini bukti kemajuan negara dan perbaikan kehidupan rakyat di Tiongkok.?

Di pihak lain, ditinjau dari jumlah warga muslim Tiongkok yang berziarah ke Mekah, pada masa awal berdirinya Tiongkok Baru, setiap tahun hanya belasan sampai 20 orang yang naik haji. Namun setelah Tiongkok melaksanakan reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar, jumlah orang yang naik haji ke Mekah meningkat sampai 6 ribu orang lebih dari 800 orang pada tahun 1984. Ini juga mencerminkan peningkatan nyata taraf kehidupan rakyat. Pada masa mendatang, pasti lebih banyak lagi warga muslim Tiongkok yang akan naik haji ke Mekah. Ma Yunfu mengatakan:

?Selain itu, di daerah pedesaan, setiap keluarga muslim mempunyai rumah pekarangannya sendiri yang indah. Dapat dikatakan, baik dari segi agama maupun kondisi ekonomi, kaum muslim Tiongkok kini sedang menikmati kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Demikian kata Mohammad Said Ma Yunfu, Wakil Ketua Persatuan Islam Tiongkok.

Saudara pendengar, kalau Anda berminat terhadap kehidupan kaum muslim di Tiongkok, silakan datang ke Tiongkok dan menyaksikannya dari dekat.