Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-04 13:28:36    
Adat Kebiasaan Perkawinan Etnis Miao Tiongkok

cri

Selain etnis Han Tiongkok sebagai etnis utama, di Tiongkok masih ada 55 etnis minoritas. Etnis Miao adalah etnis minoritas yang hidup di Tiongkok barat daya dengan jumlah penduduknya lebih 5 juta jiwa yang terutama bermukim di dua propinsi, yaitu Propinsi Guizhou dan Hunan, dan selebihnya tersebar di berbagai propinsi lain di Tiongkok barat daya.

Pemuda dan pemudi etnis Miao bebas bercinta. Cinta bebas itu antara lain bisa dilakukan pada acara temu gadis dan bungan sebagai penentu pertunangan.

Acara tamu gadis bisa dilakukan pada hari-hari raya etnis Miao, hari pekan, bahkan waktu penonton film di desa ini. Pada kesempatan itu, para pemuda-pemudi etnis Miao mengadakan pertemuan dan pergaulan stu sama lain.

Kesempatan yang paling baik untuk menemui gadis adalah pada hari pekan. Pada hari itu, para pemuda-pemudi yang belum nikah mengenakan pakaian baru dan pergi ke pekan. Di pekan, mereka saling menyapa dan bercanda atau bergembira-ria. Ketika pulang dari pekan, para pemuda yang berjalan menyusul di belakang para pemudi dengan dalih meminta di beri gula-gula oleh gadis, menjajaki apakah lawan jenisnya tertarik pada dirinya. Kalau tidak tertarik si gadis akan mengatakan kepadanya ?Kandan datang terlambat, gula-gula telah diberikan kepada orang lain?. Jika si gadis tertarik, teman-teman pemuda yang menaksir gadis itu akan membantu pemuda dengan menyanjung-nyanjungnya supaya si gadis mau menjadi kekasih si pemuda.

Para pemuda-pemudi etnis Miao ketika bercinta-cintaan juga sering menggunakan bunga sebagai perantara, ini disebut acara bunga sebagai penentu pertunangan.

Acara bunga sebagai penentu pertunangan biasanya dilakukan pada hari raya nyanyian meriah yang diadakan etnis Miao. Pada hari itu, para pemuda dan pemudi berdatangan ke lapangan nyanyi, menari tarian bambu, meniup seruling dan menyanyikan lagu yang mencerminkan isi hatinya. Di lapangan nyanyian, jika penyanyi pemuda jatuh cinta pada seorang gadis, maka ia berusaha menaruh setangkai bunga di atas bukit batu yang mudah terlihat oleh si gadis, dan ia sendiri bersembunyi dalam semak rumput. Kemudian mulai menyanyikan lagu cinta. Jika si gadis juga jatuh cinta padanya, maka dia akan membalas bernyanyi yang bertemu menerima cinta di pemuda, dan memberi bunga di tangannya kepada pemuda tersebut, dengan demikian bunga itu menjadi penentu pertunangan mereka. Jika kebetulan malam terang bulan, mereka akan saling mencurahkan isi hatinya sampai bulan lenya di gunung barat barulah berpisah dengan berat hati.

Setelah terjalin hubungan percintaan, mereka pun mulai berkencan, dan saling memberi cincin, pita bunga dan foto. Setelah melalui ujian tertentu, mereka akan memilih hari yang baik untuk perkawinannya, dengan cara si gadis kawin lari ke rumah peria. Setelah si gadis menjadi istri, ia akan memisahkannya diri dari rombongan pemuda-pemudi jejaka ketika pergi lagi ke pekan.

Hari Perkawinan biasanya dipilih pada malam hari ketika bulan paling terang. Kebiasaan ini berlaku mulai akhir Dinasti Qing yang telah bersejarah selama seratus tahun. Ketika itu gerombalan bandit sering merampok keluarga yang mengadakan acara perkawinan pada malam hari. Untuk menghindari perampokan bandit itu, penduduk etnis Miao yang bermukim di gunung tinggi biasanya mengadakan upacara perkawinan pada malam bulan prunama, yaitu pada malam tanggal 13 sampai 16 almanak imlek. Menurut perkataan orang tua etnis Miao, pada malam hari-hari itu, bulan prunama sangat terang, sepanjang malam sehingga gerombolan bandir tidak berani keluar merampok, sekalipun keluar merampok, juga mudah diketahui dan dipadang. Seiring dengan majunya masyarakat dan diperbaikinya kehidupan penduduk etnis Miao, kebiasaan penduduk etnis Miao sekarang mengadakan upacara perkawinan pada malam bulan prunama hari-hari itu melambangkan sempurnanya dengan abadi kehidupan pengantin baru.