Begitu menyinggung kota kuno Beijing, yang muncul dalam benak kita pastilah gambaran Kota Terlarang atau Istana Kuno Beijing, hutong atau lorong dalam kota dan Siheyuan atau rumah tradisional berhalaman tertutup.
?Hutong? adalah lorong kecil yang khas di kota kuno Beijing. Kebanyakan dibangun pada zaman Dinasti Yuan, Ming dan Qing, tiga dinasti terakhir dalam sejarah Tiongkok, yaitu antara tahun 1206 dan 1911. Hutong yang resmi secara terpusat terletak di sebelah timur dan barat Kota Terlarang, atau Istana Kuno Beijing, dengan penghuninya kebanyakan adalah keluarga ningrat. Sedangkan hutong atau lorong yang sederhana kebanyakan berada di daerah sebelah utara dan selatan yang agak jauh dari Istana Kuno. Konon, dalam sejarah Beijing jumlah lorong pernah mencapai lebih 6000. Lebarnya lorong berbeda. Misalnya Lorong Qianshi, bagian yang paling sempit hanya 40 sentimeter dan bagian yang paling lebar tak lebih dari 80 sentimeter. Orang gemuk akan sulit melalui lorong yang sempititu. Lorong di Beijing kebanyakan lurus, tapi ada juga yang berkelok-kelok, misalnya Lorong Jiudaowan yang berkelok sampai 20 kali, sehingga orang mudah tesesat di lorong itu. Nama lorong-lorong di Beijing banyak asal-usulnya, antara lain, nama orang, nama tumbuhan dan binatang, misalnya Lorong Liushu atau Lorong Pohon Willow dan Lorong Yangjuan atau Lorong Kandang Kambing. Ada juga yang diberi nama pasar, seperti Lorong Xianyukou, atau Lorong Ikan Segar. Ada juga yang diberi nama karena bentuknya, misalnya lorong yang lebar disebut sebagai Jalan Lebar, lorong yang sempit diberi nama Lorong Bambu. Sedangkan lorong yang sempit di satu ujung dan lebar di jung lainnya dinamakan Lorong Trompet. Dari nama-nama lorong itulah dapat kita telusuri perubahan sejarah dan adat istiadat penduduk kota lama Beijing.
Lorong besar dan kecil di Beijing malam melintang. Bangunan utama di antara lorong-lorong itu hampir semuanya adalah Siheyuan, atau semacam rumah tradisional berpekaangan di tengahnya. Siheyuan yang reguler menghadap ke arah selatan. Baik besar atau kecil, rumah-rumah Siheyuan berderet-deret, jalan di antara deretan rumah itu adalah lorong atau hutong. Maka lorong-lorong di Beijing kebanyakan melintang pada arah timur-barat. Siheyuan dan lorong Beijing yang malang melintang membentuk konfigurasi simetris eperti papan catur.
Pola bangunan, skala dan dekorasi Siheyuan Beijing sangat berbeda sesuai dengan status sosial tuan rumah yang memilikinya. Siheyuan yang sederhana hanya berpekarangan satu atau dua, tapi ada juga yang berpekarangan tiga sampai empat bahkan lima dengan luasnya dari puluhan meter persegi sampai puluhan hektar. Siheyuan untuk rakyat jelata sangat sederhana struktur bangunannya, pintunya kecil dan teboknya rendah. Sedangkan Siheyuan untuk pejabat tinggi dan pedagang kaya, sangat indah bangunannya. Tiang-tiang diukir indah, jumlah pekarangan, taman dan rumahnya juga lebih banyak dan lebih luas. Di pekarangan dan taman bunga, dibangun bukit-bukitan dan kolam ikan.
Siheyuan biasanya terdiri dari pintu gerbang, tembok pelindung, rumah utama dan rumah samping. Bangunan-bangunan itu berstruktur kayu sebagaimana bangunan tradisional Tiongkok umumnya. Pintu gerbang Siheyuan adalah simbol status sosial tuan rumah. Pintu gerbang Siheyuan milik ningrat sangat besar dan megah berwarna merah. Sedangkan milik penduduk biasa sangat sederhana. Tembok pelindung adalah bangunan batu bata yang bersifat simbolis dan dekoratif, sebagai pelengkap pintu gerbang, kegunaannya adalah agar orang dari luar tidak bisa melihat langsung ke pekarangan rumah.
Siheyuan yang standar terbagi menjadi pekarangan depan dan pekarangan belakang. Dilihat dari kegunaannya, rumah di sebelah selatan dari pekarangan adalah untuk tamu atau digunakan sebagai ruang baca dan lain sebagainya. Sedang rumah di pekarangan belakang yang berada di sebelah utara adalah kamar tuan rumah. Rumah utama itu luas, terang dan sirkulasi udaranya lancar, maka biasanya ditempati anggota keluarga angkatan tua. Sedang generasi yang lebih muda tinggal di rumah samping sebelah timur dan barat yang dihubungkan dengan koridor. Di sebelah kiri dan kanan rumah utama dibangun rumah kecil dan pekarangan kecil untuk digunakan sebagai dapur, toilet dan gudang. Di dalam pekarangan ditanam pohon, bunga dan bonsai, dan terdapat kolam ikan mas. Walaupun Siheyuan adalah bangunan untuk tempat tiggal, namun di dalamnya terkandung kontasi budaya yang dalam. Dekorasi, ukiran dan lukisannya memperlihatkan adat istiadat dan kebudayaan tradisional Beijing, sekaligus mencerminkan kecintaan penduduk Beijing terhadap kehidupan.
|