Di sebelah timur Lapangan Tian'anmen Beijing ada sebuah gedung yang megah, yaitu Museum Sejarah Tiongkok. Sebagai museum tingkat nasional untuk koleksi benda-benda budaya penting negara, Museum Sejarah Tiongkok memperagakan peradaban sejarah cemerlang Tiongkok. Museum Sejarah Tiongkok yang luasnya 30 ribu meter persegi dibuka untuk umum pada Juli tahun 1961.
Sebanyak 170 barang pameran yang diperagakan dalam Pameran Khazanah Barang-barang Antik Tingkat Nasional kali ini diseleksi dari 300 ribu benda budaya yang disimpan di Museum Sejarah Tiongkok. Semua benda budaya itu adalah bahan penting untuk penelitian sejarah dan peradaban zaman kuno Tiongkok. Barang-barang pameran itu antara lain, berupa barang perunggu, keramik, porselen, barang lak, giok, gambar, emas dan perak, yang merupakan khazanah nasional yang sangat langka.
Barang-barang perunggu adalah salah satu jenis barang antik yang berjumlah paling banyak di antara benda-benda budaya Tiongkok. Barang perunggu Tiongkok terkenal di dunia dengan pola dan kehalusan teknis pembuatannya. Tiongkok sebagai negara yang bersejarah lama memasuki zaman perkakas perunggu pada 4 ribu tahun yang lalu dengan menciptakan kebudayaan perkakas perunggu yang gemilang. Perkakas dan barang perunggu yang dipamerkan di museum itu justru adalah karya-karya representatif perkakas perunggu pada berbagai zaman.
Pemandu pameran pertama-tama memperkenalkan kepada wartawan satu wadah arak bernama "Wadah Naga Harimau" yang digali di Funan Provinsi Anhui Tiongkok Timur pada tahun 1957. Dikatakannya: "Wadah ini berbentuk bundar. Pola dekorasinya terutama dilukiskan di bagian bahu dan perut wadah tersebut. Di bagian bahunya berpola naga dan di bagian perut berpola harimau dengan menggonggong seorang manusia. Pola dekorasi 'harimau makan orang' sering terlihat pada barang perunggu dan giok zaman Shang dan Zhou kira-kira antara abadke-17 dan ke-11 sebelum Masehi. Menurut catatan Kitab Gunung dan Laut, pada zaman kuno ada satu gunung bernama Shuoshan. Di atas gunung itu terdapat seorang dewa yang sering meringkus setan jahat dan ganas dengan tali untuk diumpan kepada harimau. Maka 'harimau makan orang' berarti penangkalan malapetaka sehingga bangsawan dan orang biasa pada waktu itu dapat terhindar darikecelakaan."
Mengenai barang pameran porselen, pemandu pameran mengatakan, porselen sangat berbeda dengan keramik. Bahan mentah porselen harus berupa tanah porselen dan suhu pembakarannya harus di atas 1200 derajat Celsius. Permukaan barang porselen dilapisi glasir tembus pandang yang tahan suhu tinggi. Semua itu tidak dilakukan pada barang keramik. Jauh pada zaman Dinasti Shang tiga ribu tahun yang lalu di Tiongkok telah dibuat porselen warna biru yang primitif, dengan demikian, Tiongkok menjadi negara yang paling awal membuat porselen di dunia. Pada zaman Dinasti Han Timur, tehnik pembuatan proselin berangsur-angsur matang. Pada zaman Dinasti Selatan dan Utara di Tiongkok muncul pula porselen warna putih, dan berangsur-angsur di Tiongkok terbentuk konfigurasi pembuatan porselen biru di bagian selatan dan porselen putih di bagian utara Tiongkok. Pada zaman Dinasti Song antara abad ke-10 dan ke-13, di Tiongkok terdapat lima besar tanur pembakar porselen yang menghasilkan banyak barang porselen yang berciri khasnya masing-masing. Porselen warna warni mulai berkembang setelah zaman Dinasti Yuan yang didirikan setelah Dinasti Song. Pada zaman Dinasti Ming dan Qing, dua dinasti terakhir Tiongkok, usaha pembuatan porselen Tiongkok mencapai puncak perkembangannya.
Pemandu pameran Hu seterusnya mengatakan: "Porselen putih kira-kira muncul pada zaman Dinasti Selatan dan Utara. Pembakaran porselen putih menuntut tehnik yang sangat tinggi. Kadar besi yang terdapat dalam tanah liat dan glasir tidak boleh melampaui 1%, bahkan sama sekali tidak mengandung zat besi. Dengan demikian barulah dapat dibakar porselen putih murni. Pada zaman Dinasti Tang antara abad ke-7 dan abad ke-10, di daerah aliran Sungai Yangtse Tiongkok selatan terutama dibakar porselen berwarna biru dan di bagian utara Tiongkok terkenal dengan pembakaran porselen putih."
Mengenai sebuah piring porselen bernama Misecipan, pemandu pameran Hu mengatakan: "Piring porselen tersebut digali dari istana bawah tanah di Kuil Famen Fufeng Provinsi Shaanxi Tiongkok Utara. Tentang porselen Misecipan di kalangan keilmuan selalu terdapat perselisihan pendapat. Kata Mi dalam Misecipan berarti rahasia, jadi Misecipan berarti piring porselen rahasia. Ada pakar yang berpendapat bahwa porselen Misecipan mendapat namanya karena formulasinya dirahasiakan dan hanya digunakan untuk istana. Ada juga yang berpendapat bahwa itu adalah sebutan khusus untuk semacam porselen berwarna biru. Namun penemuan arkeologis di Istana Bawah Tanah Kuil Famen itu pada tahun 1987 akhirnya memberikan jawaban yang pasti. Di istana bawah tanah itu ditemukan banyak barang perak, giok dan sutra serta porselen. Pada sebuah batu galian ditulis jumlah piring porselen Misecipan yang sama jumlahnya dengan porselen berwarna biru yang digali di istana tersebut. Maka jelaslah bahwa Miseci sebenarnya adalah porselen terbaik yang berwarna biru yang dihasilkan di daerah Provinsi Zejiang Tiongkok Timur sekitar zaman Dinasti Tang. Miseci dapat disebut sebagai khazanah tingkat nasional dan mencerminkan taraf tinggi tehnik pembakaran porselen biru Dinasti Tang.
|