Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-01-08 15:13:14    
Bertamasya di Chaozhou Dengan Becak

cri
Di bagian timur Provinsi Guangdong ada sebuah kota yang bersejarah lebih dari seribu tahun, Chaozhou namanya. Kota-kota kuno di Tiongkok utara umumnya besar dan gabas, sedang kota-kota kuno di sebelah selatan Sungai Yangzi lebih mungil dan cantik. Lalu, bagaimana dengan kota kuno yang terletak di ujung selatan daratan Tiongkok? Nah, saudara pendengar, marilah kita sekarang berkunjung ke kota Chaozhou yang terletak di Tiongkok selatan itu.

"Bertamasya? Silakan naik beca, murah sekali." Begitu turun dari bus, kami segera dikerumuni tukang beca yang menawarkan jasanya. Sebelum datang ke kota ini, teman-teman memberi tahu bahwa bertamasya di Chaozhou dengan naik beca paling asyik. Maka, tanpa berpikir panjang, kami langsung duduk di sebuah beca.

"Dari mana kalian? Beijing? Oh, itu kota besar, sangat bagus. Chaozhou hanya sebuah kota kecil."

Begitu kami duduk di becanya, tukang beca lalu mengobrol dengan kami. Berhubung sering membawa tamu, kelihatannya ia sudah menjadi pemandu wisata yang profesional.

"Itu adalah tanggul sungai yang baru dibangun, sangat indah."

Mengikuti perkenalan tukang beca, sampailah kami di pinggir tanggul Sungai Hanjiang. Sungai Hanjiang membelah kota Chaozhou menjadi dua, di sebelah barat adalah distrik kota, dan di sebelah timur adalah pinggiran kota. Kedua tepi sungai dihubungkan oleh Jembatan Xiangzi. Dulu, bagian tengah jembatan itu disambung dengan 18 buah perahu. Begitu ada perahu atau kapal hendak berlalu, perahu-perahu yang bersambungan itu lalu memberi jalan.

Di Chaozhou terdapat tembok kota kuno sepanjang 1,2 kilometer yang masih terpelihara dengan baik. Bagian tembok yang terletak di pinggir sungai adalah yang terpelihara paling baik, ditambah jalan di luar tembok kota yang bagus dan bersih dan Sungai Hanjiang yang tidak jauh dari situ membuat daerah ini tempat yang paling digemari wisatawan dan warga setempat.

"Tadinya ada 7 gerbang kota, tapi sekarang tinggal 3. Mari kita masuk dari Gerbang Timur untuk melihat Gang Jiadi yang dulu disebut Jalan Zhuang Yuan." "Zhuang Yuan" adalah gelar yang diberikan kepada orang nomor satu yang lulus ujian kerajaan.

Begitu memasuki gerbang kota, terasa seolah kembali ke masa lalu. Gang selebar satu meter lebih beralaskan jalan batu, berkelok-kelok. Tiba-tiba beca berputar arah memasuki sebuah gang yang agak lurus. Kedua sisi gang adalah tembok yang berlukiskan pemandangan indah, ada pintu yang bertuliskan "Rumah Pejabat" atau "Rumah Anggota Lembaga Kesarjanaan Kerajaan", tidak salah lagi, inilah yang dinamakan Gang Jiadi atau yang dulu disebut "Jalan Zhuang Yuan".

Pemandu wisata memperkenalkan,

"Gang Jiadi adalah gang tua yang paling terkenal di kota Chaozhou. Dalam sejarah, banyak orang terkenal di Chaozhou. Setiap dinasti ada Zhuang Yuan atau orang nomor satu yang lulus ujian kerajaan pulang ke kampung membangun rumah setelah sukses meniti karier.

"Rumah Pejabat" terletak di balik tembok penyekat yang dihias gambar Qilin, semacam binatang dalam dongeng jaman kuno, melambangkan kebaikan dan kemujuran. Di kedua sisi pintu terdapat ukiran tulisan. Melaui pintu yang setengah terbuka , kami melongok ke dalam, tampak dalam pekarangan banyak ditanam bunga dan suasana sepi seperti keadaannya yang semula.

"Apakah ada orang yang tinggal di dalam? Siapa-siapa mereka itu?" tanya kami.

Kata pemandu wisata, yang tinggal di dalam pekarangan itu adalah warga biasa.

Dari Jalan Zhuang Yuan sampailah kami di Xuegong atau Istana Belajar, tempat untuk belajar dan ujian di zaman kuno. Istana Belajar dibangun pada zaman Dinasti song sekitar 800 tahun yang lalu. Bangunan yang ada sekarang ini kebanyakan dibangun pada zaman Dinasti Ming sekitar 600 tahun yang lalu. Dari Istana Belajar kami berkunjung ke Kuil Kaiyuan, bangunan yang tertua di kota itu dan bersejarah sekitar 1.200 tahun. Di kuil itu sampai sekarang masih ada biksu yang tinggal di dalam.

Sampai di Chaozhou haruslah berkunjung ke Kelenteng Han Yu. Han Yu adalah sastrawan terkenal pada zaman Dinasti Tang lebih 1.200 tahun yang lalu. Ia pernah menjadi pejabat tapi kemudian dibuang ke Chaozhou pada tahun 819 karena membuat marah sang kaisar. Oleh karena itu, di Chaozhou terdapat banyak patilasan sejarah yang ada kaitannya dengan Han Yu. Kelenteng Han Yu dibangun sekitar seribu tahun yang lalu untuk memperingati Han Yu. Sedang Wihara Kouchi menyimpan cerita yang ada kaitannya dengan Han Yu.

Konon, ketika Han Yu dibuang ke Chaozhou, dia disambut oleh banyak orang. Ia sangat terharu menyaksikan masyarakat setempat begitu ramah kepadanya. Begitu ia membuka gorden tandu hendak turun, dilihatnya seorang biksu berkuda mendekatinya. Dari jauh tidak tampak jelas, tapi begitu mendekat dilihatnya dua gigi besar di mulut biksu itu keluar menonjol. Han Yu agak marah tapi karena para pesuruh tidak menghalangi biksu itu, maka terasa kurang sopan kalau dirinya marah-marah. Dalam hati kecilnya ia berpikir, biksu itu pasti orang jahat. Lain kesempatan akan dicari alasan untuk mencabut gigi biksu itu. Pada keesokan harinya ketika ia duduk di kursi kantor pemerintah, pesuruh menyampaikan sebuah bungkusan kecil, katanya dari biksu Dadian. Begitu bungkusan itu dibuka, ternyata isinya adalah dua buah gigi besar. Han Yu merasa tidak enak di dalam hati dan merasa biksu itu bisa membaca isi hatinya. Pastilah biksu itu tidak boleh dipandang sebelah mata. Lalu ditulislah kata "Kouchi An" yang berarti "Wihara Ketuk Gigi" untuk biksu itu. Maka, wihara tempat biktu itu tinggal lalu dinamakan "Wihara Kouchi", dan Han Yu juga berteman baik dengan biksu Dadian.

Setelah mendengar cerita itu, terasa wihara kecil tersebut menyimpan banyak cerita.

Keluar dari Wihara Kouchi, maka berakhir pula perjalanan kita di kota Chaozhou.