Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-03-26 17:00:06    
Kedai Teh di kota Hangzhou

cri
Kota Hangzhou yang terletak di bagian tenggara Tiongkok sudah sangat tersohor di dunia sebagai obyek wisata yang sangat indah pemandangannya. Selain itu, Hangzhou terkenal pula sebagai kota yang memiliki sejarah budaya teh yang sangat tua. Hangzhou dinamakan Kota Teh di Tiongkok, dan teh Longjing produksi Hangzhou juga tergolong yang paling top dari 10 teh terkenal di Tiongkok. Pada tahun-tahun belakangan ini, kedai teh di Hangzhou sangat ramai oleh pengunjung. Minum teh sambail mengobrol di kedai teh sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari warga kota Hangzhou.

Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudra akan kami ajak berkunjung ke kedai teh di Hangzhou.

Sejak pertengahan tahun 1990-an, kedai teh tumbuh bagai cendawan di musim hujan, dan kini jumlahnya sudah mencapai sekitar 400. Di kedai-kedai itu, tampak para tamu asyik mengobrol, atau main catur sambil menikmati minuman teh dalam cangkir dan makanan kecil khas setempat.

Kami mengunjungi sebuah kedai teh bernama Bulan Purnama. Luas kedai teh itu sekitar 1500 meter persegi, tata ruang dan dekorasinya meniru gaya kedai teh Dinasti Qing seratus tahun lebih yang lalu. Begitu memasuki pintu gerbang, kami melihat sebuah rumah berpekarangan gaya Tiongkok yang luas, di mana terdapat jembatan dan kali kecil, ada gunung-gunungan, dan air terjun buatan. Melalui taman pekarangan itu, tibalah kami di sebuah ruang besar, di langit-langit ruang itu ada hiasan gambar bulan purnama yang besar. Di tengah ruangan ada meja berbentuk bunga teratai, di atasnya terletak sebuah alat musik petik kuno, zheng namanya. Dengan instrumen itu, seorang gadis cantik sedang memainkan musik irama kuno yang merdu. Dan di sekeliling meja itu diletakkan puluhan meja dan kursi dari rotan, di atas meja tersedia hidangan berbagai macam manisan buah dan makanan kecil. Sekitar seratus tamu duduk di kursi-kursi itu asyik menikmati teh dan mengobrol sambil mendengarkan musik.

Seorang pengurus kedai teh itu, Wuhai mengatakan,

"Kedai teh kami menyediakan tidak saja teh Longjing Hangzhou, juga teh-teh terkenal lainnya di Tiongkok, seperti teh Maofeng dari Gunung Huangshan, serta teh Wulong dan Tieguanyin dari Fujian. Tamu akan merasa nyaman dan menikmati suasana di sini karena ruang kedai teh ini yang luas dan fentilasi yang baik."

Sambil minum teh, para tamu biasanya suka mencicipi manisan buah, kue-kue dan kudapan buatan kedai teh ini.

Suasana yang nyaman dan hidangan yang sedap di kedai teh ini mengundang banyak tamu. Tidak sedikit tamu menghabiskan waktu satu hari di kedai teh ini sambil minum teh, mengobrol dan main catur. Dengan biaya tidak sampai 5 dolar Amerika, seorang tamu dapat menikmati minuman teh dan berbagai hidangan yang lezat. Dan tidak jarang pula kedai teh ini dikunjungi tamu asing dari Amerika, Inggris, Jepang, Korea Selatan dan sejumlah negeri Afrika. Ada sejumlah tamu asing yang mencoba menyeduh sendiri teh wulong.

Di kota Hangzhou terdapat banyak kedai teh yang mempunyai ciri khasnya sendiri. Dekorasinya sangat bernuansa sejarah dan budaya.

Di sebuah kedai teh, kami bertemu dengan seorang tamu dari Swiss, Claudia Perte mamanya, dan kami sempat berbincang-bincang.

Claudia mengatakan, ini adalah yang pertama kali baginya berkunjung ke kedai teh. Ia suka minum teh hijau, khususnya teh Longjing. Dan ia menyukai dekorasi kedai teh ini, maupun suasananya.

Prihal minum teh, di Hangzhou sudah mempunyai sejarah yang lama. Konon, 1400 tahun lebih yang lalu, sudah ada catatan mengenai produksi teh di Hangzhou. Di Kuil Longjing Hangzhou, ada seorang biksu menanam 18 batang pohon teh, dan kaisar yang pernah mencicipi teh itu menganggapnya paling bagus kualitasnya. Maka pejabat setempat memerintahkan biksu itu menyerahkan semua teh dari 18 pohon itu setiap tahun kepada kaisar sebagai upeti. Petani sekitar daerah itu juga ikut menanam pohon teh dan minum teh setelah mengetahui kaisar gemar minum teh. Demikianlah turun temurun, teh Hangzhou menjadi tersohor di seluruh negeri bahkan di dunia.

Setelah berdirinya RRT pada tahun 1949, Museum Teh Tiongkok, Lembaga Penelitian Budaya Teh Internasional Tiongkok dan Institut Teh Tiongkok didirikan di kota ini.

Pekan Raya Teh Internasional Tiongkok diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 1998. Pekan raya tahun 2001 diikuti lebih 250 perusahaan dari Tiongkok dan Korea Selatan, Jepang, Swiss, Amerika, Taiwan dan lain-lain. Perusahaan asing menempati 30% seluruh pekan raya.

Kedai teh disamping telah memberikan kemudahan dan kenikmatan kepada kita, sekaligus memperagakan budaya teh Hangzhou yang bersejarah panjang.

Menghadap secangkir teh hangat sambil mengobrol santai, kita akan dapat melepaskan diri dari tekanan kerja dan hidup, dan menikmati suasana budaya yang khas. Maka, kalau Anda ke Hangzhou, selain menikmati pemandangan yang indah, sempatkan diri mengunjungi kedai teh, pasti akan menambah pengalaman indah Anda selama sisnggah di kota ini.