Kebudayaan Tiongkok dalam sejarah terutama diwariskan melalui tulisan dan literatur. Mengumpulkan literatur yang terpencar menjadi satu kitab untuk diterbitkan merupakan sumbangan tersendiri bangsa Tionghoa kepada peradaban dunia.
Penyuntingan Ensiklopedia Sikuquanshu dimulai pada tahun 1773 Masehi. Pada masa itu, situasi politik Tiongkok stabil dan ekonominya makmur. Kaisar Qian Long waktu itu mengambil keputusan untuk menyusun sejilid buku mahabesar yang tiada taranya untuk perlihat hasil dalam masa pemerintahan. Untuk itu, pemerintah Dinasti Qing khusus mendirikan "Lembaga Ensiklopedia Siku" untuk menangani penyuntingan Ensiklopedia Siku. Lembaga tersebut dipimpin oleh putra ke-6 Kaisar Qianlong dengan sarjana terkenal Ji Yun sebagai penyunting kepala.
Ensiklopedia Sikuquanshu terbagi atas empat bagian. Dalam penyuntingannya, mengingat isi Ensiklopedia sangat banyak, maka bagian-bagian berbeda di dalam ensiklopedia itu masing-masing dibedakan dengan empat warna, yaitu hijau, merah, putih dan hitam yang sekaligus menjadi tanda empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim rontok dan musim dingin. Penerapan empat warna itu di samping indah kelihatannya, juga memudahkan pencarian isi di dalamnya.
Ensiklopedia Siku yang lengkap mengumpulkan semua kitab penting yang menyangkut berbagai disiplin ilmu dan aliran keilmuan sebelum akhir abad ke-18, antara lain, kitab-kitab terkenal seperti Lunyu atau Analekta Konghucu, Babad Chunqiu, Kitab Sejarah, Kitab Zizhi Tongjian yang menghimpun pelajaran yang bisa ditarik dari sejarah, , Teori Kemiliteran Sunzi, Kitab Bencao Gangmu yang berisi uraian tentang tumbuhan obat dan sebagainya. Selain itu, sejumlah karya dalam bahasa Jepang, Korea, Vietnam, India dan karya misionaris Eropa yang datang ke Tiongkok juga dikumpulkan dalam ensiklopedia tersebut. Oleh karena para penyunting Ensiklopedia Sikuquanshu semuanya adalah sarjana yang terkenal zaman itu, maka kitab tersebut juga mewakili taraf keilmuan tertinggi zaman itu.
Ensiklopedia Sikuquanshu bukan hanya ensiklopedia penting yang memperkenalkan ilmu pengetahuan, pikiran dan kebudayaan Tiongkok selama 2000 tahun lebih antara zaman Pra Qin (tahun 221 sebelum Masehi) dan Dinasti Qing ( tahun 1616?1911), tapi juga menciptakan ilmu penyusunan daftar buku Tiongkok dan mengukuhkan kedudukan dominan huruf Kanji dalam masyarakat dan kebudayaan Tiongkok, maka mempunyai nilai literatur, nilai bahan sejarah dan nilai benda budaya serta nilai edisi yang tiada taranya dalam sejarah.
Pada tahun 1784, Ensiklopedia Sikuquanshu selesai disusun, tapi hanya dibuat 7 kopi yang disimpan terpencar di beberapa tempat. Dalam waktu 200 tahun setelah itu, Tiongkok mengalami pergolakan besar, Ensiklopedia Siku juga mengalami nasib yang sama di mana banyak kopinya hancur dalam api peperangan. Sampai sekarang Ensiklopedia hanya tinggal 4 jilid saja.
Pada tahun 1994, pemerintah Tiongkok mulai menyusun kembali Ensiklopedia Siku. Proyek itu adalah penyusunan kembali berskala besar lain lagi yang dilakukan Tiongkok terhadap literatur zaman kuno setelah penyusunan Ensiklopedia pada abad ke-18. Tahun 2002, 1800 jilid Ensiklopedia Sikuquanshu Edisi Penyusunan Kembali diselesaikan. Ensiklopedia Sikuquanshu Edisi Penyusunan Kembali dan Ensiklopedia Sikuquanshu saling melengkapi dan bersama-sama muewujudkan khasanah besar buku kebudayaan tradisional Tiongkok, dan memainkan peran penting bagi pemeliharaan, penelitian dan pengembangan kebudayaan tradisional bangsa Tionghoa.
|