Dalam opera Peking, tokoh-tokoh yang berbeda status dan usia digolongkan dalam 4 kategori yakni Sheng, Dan, Jing dan Chou.
Sheng umumnya merujuk pada tokoh laki-laki jujur. Lao Sheng adalah laki-laki setengah baya atau lanjut usia, biasanya memakai kumis dan cambang, sedang warna kumis atau cambang menunjukkan usianya. Kostum tokoh juga bagian dari penokohan. Gaya, bahan, pola dan warna pakaian menunjukkan jenis kelamin, kedudukan, etnis dan karakter sang tokoh. Tokoh yang mengenakan jubah bergambar naga menunjukkan status sosialnya tinggi.
Keterampilan menyanyi dalam opera Peking mengutamakan ketepatan dan kesempurnaan lafal disamping kemerduan. Dari nyanyian itu penonton selain dapat menangkap isi syair, dapat pula menikmati kemerduan iramanya. Gaya nyanyian Lao Sheng umumnya manis dan lancar, sedang gerak tokohnya wajar dan lepas bebas. Dialog dalam opera Peking merupakan keterampilan pemeran dalam deklamasi. Dialog adalah bahasa artistik hasil olahan dari bahasa kehidupan, maka disamping sesuai dengan jati diri dan karakter tokoh dalam lakon, memiliki pula keindahan dan irama musik.
Tokoh yang memerankan laki-laki usia muda dinamakan Xiao Sheng. Nyanyian peran ini mengkombinasikan vokal dengan suara palsu dan suara sejati.
Pemeran tokoh Wu Sheng harus menunjukkan ciri akting dalam berlaga. Wu Sheng yang memerankan tokoh perwira muda harus menunjukkan kebolehannya dalam ilmu silat dan berlaga. Silat dan akrobat Tiongkok telah memberikan banyak msukan kepada opera Peking dalam pementasan adegan laga. Melalui pembaruan dan gemblengan selama satu abad, keterampilan laga opera Peking sudah menjadi sangat sempurna. Kostum Wu Sheng yakni baju zirah dengan 4 helai panji lambang 4 anak panah yang merupakan tanda wewenang dalam tentara Tiongkok zaman kuno. Dengan panji-panji itu berarti ia menerima wewenang untuk berperang.
Tokoh wanita dalam opera Peking dinamakan Dan. Dan terbagi dalam banyak jenis peranan. Peran putri keluarga terpandang dan berkedudukan dinamakan Zheng Dan. Zheng Dan dinamakan juga Qing Yi atau baju hitam karena pemerannya sering mengenakan baju warna hitam. Akting Qing Yi cenderung mantap dan serius terutama mengandalkan nyanyi. Umumnya nyanyian peran ini berirama merdu dan halus menawan. Nyanyian gaya Mei yang diciptakan oleh maestro opera Peking, Mei Lanfang, paling besar pengaruhnya pada pemeranan tokoh Qing Yi.
Hua Dan memerankan wanita muda yang naif dan lincah atau yang berkelakuan kurang baik dan galak. Dalam akting, Hua Dan mengutamakan gerak dan dialog. Satu gerakan tangan atau kerling mata saja dapat mencerminkan kedudukan dan psikologi tokoh yang diperankan.
Wu Dan dan Dau Ma Dan memerankan wanita muda atau yang berusia tiga puluhan yang pandai bersilat, memakai kostum hampir sama dengan Wu Sheng, juga memakai hiasan panji-panji. Mereka memerankan pendekar atau jendral wanita, dan kadang-kadang dewi atau siluman wanita. Penampilan mereka sering disertai tetabuhan genderang dan canang dalam suasana ramai.
Lao Dan memerankan wanita lanjut usia yang langkahnya agak berat tapi mantap. Nyanyiannya juga menggunakan suara sejati.
Peran Jing menggunakan rias muka warna warni, disebut pula 'muka coreng moreng'. Jing umumnya memerankan tokoh laki-laki rupawan atau yang mempunyai karakter khusus, kebanyakan adalah jendral, tokoh dalam dongeng atau yang mempunyai kedudukan terpandang. Jing dalam keterampilan menyanyi menggunakan suara sejati dengan warna suara yang bulat dan tebal, geraknya pun lebih besar untuk menonjolkan karakter dan kehebatan tokoh yang diperankan. Tata rias Jing dilakukan sesuai dengan karakter tokoh. Tokoh-tokoh terkenal dalam lakon tradisional buhkan mempunyai rias muka yang sudah tetap. Warna rias muka tidak mewakili warna kulit sang tokoh yang diperankan, melainkan hanya mengandung makna simbolis, misalnya warna putih lambang curang dan licik, merah lambang setia dan hitam lambang berani dan perkasa.
|