Di Daerah Otonom Uigur Xinjiang, Tiongkok barat laut seluas 1,6 juta kilometer persegi bermukim lebih 30 etnis minoritas antara lain Uigur, Khasak dan Mongol. Berhubung kondisi geografinya yang khusus, sebagian besar tanah di Xinjing adalah gurun pasir dan gobi. Namun di bagian barat Xinjing terdapt suatu daerah yang iklimnya sedang, tanahnya subur dan hasil buminya melimpah, disebut sebagai lumbung pangan di Xinjiang. Daerah itu tak lain adalah Keresidenan Otonom Khasak Yili. Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudara akan kami ajak berkunjung ke Yili.
Di padang rumput Narati, Keresidenan Yili, seorang wisatawan dari Swiss, Bruss mengatakan,
"Menurut saya, semua wisatawan yang berkunjung di Xinjiang sedikitnya harus singgah dua malam di sini, karena mereka di sini akan menemukan banyak kejutan dan mempunyai pengalaman dan kesan yang tak terlupakan. Saya senang dengan masyarakat di sini. Mereka suka ramai, sangat bersahabat dan bergembira."
Tidak jauh dari padang rumput yang hijau adalah daerah perbukitan. Di lereng bukit, kawanan domba sedang asyik makan rumput dan sekali-sekali mengembik. Angin berhembus kencang, segumpal awan hitam berarak dari arah barat, tapi cahaya matahari senja tetap saja dapat menembus awan gelap dengan memancarkan sinarnya yang kuning keemas-emasan.
Menyaksikan pemandangan itu, Bruss teringat kampung halamannya di Swiss. Meskipun udara tampaknya akan turun hujan, tapi ia tidak peduli. Disewanya sebuah speda dan dikayuhnya kencang-kencang untuk menikmati pemandangan yang indah di padang rumput.
Padang rumput Narati terletak di bagian timur Keresidenan Yili. "Narati" dalam bahasa Mongol berarti "Tempat Yang Diterangi Matahari". Konon, ketika Jengiskhan, pahlawan Mongol memimpin tentara melancarkan ekspedisi ke barat, ada sebuah pasukan bergerak ke Yili dari pegunungan Tian Shan dengan melalui sebuah jalan kecil. Waktu itu sudah musim semi, namun salju masih beterbangan ditiup angin. Lapar dan dingin membuat pasukan itu letih bukan kepalang. Tapi tidak disangka, setelah melintasi sebuah bukit, terhampar di depan mata sebuah padang rumput yang subur kilau kemilau di bawah sorotan sinar matahari, seolah memasuki suatu dunia baru. Para prajurit dengan gembira berseru : "Naraati, narati", dan demikianlah daerah itu mendapatkan namanya sejak itu.
Di padang rumput Narati, wisatawan selain dapat menikmati keindahan pemandangan padang rumput pegunungan, dapat pula menyaksikan adat istiadat dan budaya etnis Khasak.
Padang rumput yang luas dan topografi yang naik turun merupakan gelanggang pertandingan dan podium alamiah. Kegiatan olahraga dan rekreasi tradisional etis Khasak yakni pertandingan rebut kambing. Wakil Direktur Biro Pariwisata Keresidenan Yili, Hasan mengatakan,
"Rebut kambing adalah nomor olahraga tradisional etnis Khasak yang sudah bersejarah lama. Pertandingan ini untuk mengukur kekuatan pria etnis Khasak. Dulu, pertandingan diadakan di antara klan, tapi kini diadakan di antara dua tim saja."
Pertandingan rebut kambing sedikit mirip sepak bola, tapi yang diperebutkan bukan bola, malinkan kambing yang sudah dipotong, dan pemain bergerak dengan menunggang kuda, maka dinamakan pula sepak bola di atas kuda.
Berhubung ini adalah pertandingan yang perebutannya sangat seru, maka para pemain harus penunggang kuda yang ulung. Selain tubuh yang kekar, mereka harus sangat pandai menunggang kuda, memiliki otak yang cerdas dan semangat bekerja sama dengan pemain lainnya. Melalui pertandingan sengit yang berulang-ulang, pihak yang lebih dulu melemparkan kambing ke area kemenangan yang ditentukan akan keluar sebagai pemenang.
Umumnya pertandingan rebut kambing dilangsungkan pada hari raya atau upacara perkawinan. Masyarakat Khasak memandang pertandingan rebut kambing sebagai upacara mohon berkat, maka setiap ada orang menyelenggarakan pertandingan rebut kambing, pemenang akan menyerahkan kambing yang berhasil direbutnya ke rumah pemiliknya sebagai pernyataan memberi kabar baik atau kebahagiaan. Kemudian, si pemilik kambing akan mengadakan jamuan untuk semua pemain dan para tamu dengan hidangan masakan dari kambing itu, dan bersenang-senang semalam suntuk.
Upacara pernikahan di Narati juga bernuansa tersendiri. Inilah lagu yang dinyanyikan dalam upacara pernikahan etnis Khasak, menyatakan rasa berat berpisah sang putri yang menikah terhadap ayah bundanya.
Kepala Biro Pariwisata Keresidenan Yili, Duo Zhenguo mengatakan,
"Di seluruh negeri terdapat satu juta penduduk etnis Khasak, 120 ribu di antaranya bermukim di kabupaten Xinyuan. Etnis Khasak yang bersejarah lebih dua ribu tahun memiliki budaya yang khas dalam perkembangan sejarahnya. Berhubung mereka bermukim relatif memusat, maka ciri-ciri etnisnya terpelihara dengan utuh. Etnis Khasak yang sangat ramah dan polos merupakan pesona nuansa etnis yang khas.
Yili yang terletak di Xinjiang bagian barat memiliki sumber daya wisata yang melimpah, pemandangan alam yang indah, warisan sejarah yang beragam, ditambah seni dan budaya etnis-etnis minoritas seperti Khasak, Xibo dan Uigur yang beraneka ragam telah membentuk khasanah wisata yang menarik di Keresidenan Yili.
Kalau Anda ingin bertamasya ke Yili, Anda dapat menumpang pesawat terbang dari Urumji, ibukota Daerah Otonom Uigur Xinjiang langsung ke Yining, ibukota Keresidenan Yili. Mengambil jalan darat juga sangat leluas, hanya saja memakan waktu lebih lama, namun pemandangan sepanjang jalan cukup menggiurkan.