Xiao Shu adalah seorang pelukis terkenal di Tiongkok. Ia pandai melukis pemandangan alam seperti gunung dan air dan padang pasir belantara, sementara itu dengan kuas catnya ia juga melukiskan peristiwa sejarah yang penting. Lukisannya yang bergaya unik dan memperlihatkan kegagahan serta keagungan itu dan sangat dicintai para penggemar lukisan di dalam dan di luar negeri. Dalam acara ini akan kami ceritakan kisah pelukis tersebut.
Xiao Shu yang berusia 70 tahun itu berasal dari keluarga biasa di bagian selatan kota Beijing. Ayah bundanya meninggal dunia pada masa kanak-kanaknya dan ia hidup bersama dengan ayah bunda angkat. Ibu angkatnya suka menyulam. Banyak gambar sulaman yang berbau ciri kalangan rakyat Beijing yang kental sangat menarik minat si Xiao Shu kecil. Oleh karena itu melukis dengan meniru gambar sulaman ibu angkatnya menjadi kegemaran masa kanak-kanaknya.
Sekalipun kondisi keluarganya waktu itu tidak begitu kaya, tetapi ibu angkatnya tetap membayar uang untuk Xiao Shu belajar seni lukis tradisional Tiongkok. Tak lama kemudian Xiao Shu yang cerdas telah menguasai keterampilan pokok melukis dan dengan keterampilan itu ia mulai bekerja untuk menunjang kehidupan keluarga. Ia mengatakan:" Pada permulaan pekerjaan yang saya dapat adalah melukis gambar di atas lampion, gambar untuk dinding, kemudian berkembang melukis gambar di atas kipas atau di atas penunjuk halaman buku."
Keterampilan melukis Xiao Shu meningkat dengan setapak demi setapak, kemudian ia lulus ujian dengan prestasi unggul masuk ke Sekolah Seni Rupa Beijing. Setelah tamat dari sekolah itu ia dipekerjakan di Museum Sejarah Tiongkok untuk bekerja bersama dengan pakar benda budaya melakukan pekerjaan menyalin dan mereproduksi benda-benda budaya. Selama itu Xiao Shu telah menciptakan banyak karya yang bertema sejarah. Di antaranya yang paling membuat dirinya puas adalah sebuah lukisan yang berjudul " Gambar Pelayaran Samudera Zheng He". Lukisan yang berukuran besar itu mengekspresikan pengalaman pelayaran samudera Zheng He pelayar terkemuka dalam sejarah Tiongkok. Xiao Shu menerangkan:" Untuk membuat para pengunjung bisa lebih mudah mengerti peristiwa sejarah tentang pelayaran Zheng He yang sangat penting itu, saya terima tugas dari Museum Sejarah Tiongkok untuk menciptakan sebuah lukisan yang dapat mengekspresikan peristiwa tersebut."
" Gambar Pelayaran Samudera Zheng He" yang panjangnya 13.8 meter dan lebarnya 58 senti meter itu secara menyeluruh memperlihatkan kejadian armada besar yang dipimpin pelayar Zheng He 7 kali berlayar dengan menyinggahi berbagai negara Asia Tenggara dan melintasi Samudera Hindia, akhirnya tiba di pantai Laut Merah dan pantai timur Afrika. Untuk menciptakan karya tersebut, Xiao Shu dalam beberapa bulan membaca bahan-bahan sejarah dalam jumlah besar, akhirnya ia dengan berhasil melukiskan dengan tepat negara-negara yang pernah didatangi armada Zheng He dan adegan kegiatan perdagangan dengan berbagai negeri yang dilakukan armada Zheng He di sepanjang perjalanannya.
Pada dasawarsa 60-an abad lalu, Xiao Shu pernah bekerja badan di sebuah perkebunan pertanian di Daerah Otonom Uygur Xinjiang Tiongkok barat laut. Selama masa itu, ia berjalan kaki 3 kali berjalan kaki melintasi padang pasir. Pangalaman itu sangat penting bagi pembentukan gaya lukisannya yang unik. Setelah kembalinya dari Xinjiang ke Beijing, Xiao Shu dengan kuas catnya menciptakan serentetan karya yang mengekspresikan pemandangan dan adat istiadat di Xinjiang. Karyanya tersebut pernah beberapa kali dipamerkan di dalam dan di luar negeri dan mendapat pujian tinggi dari khalayak ramai. Kaligraf Beijing yang bernama Bu Xiyang menilai:" Xiao Shu adalah seorang pelukis yang mempunyai pengalaman hidup luar biasa. Padang pasir dan gunung salju yang dilukisnya sangat berbeda dengan karya-karya pelukis lain. Oleh karena itu, dikatakan kaligraf itu, Xiao Shu memiliki keistimewaan dan mempunyai kedudukan dalam sejarah lukisan Tiongkok."
Xiao Shu mempunyai banyak keunikan dalam seni rupa. Sebuah " Gulungan Lukisan Dewa Kerbau Negara Kuno" yang diciptakannya adalah sebuah lukisan yang sangat menarik. Gambar itu terlukis di atas kulit kerbau yang diolah 200 kali dan disambung dengan teknik rumit menjadi gulungan sepanjang seratus meter. Cat yang digunakannya juga dibuat dengan khusus. Karya itu berisi citra tokoh, pemandangan, kembang dan burung serta terpadu dengan sanjak-sanjak dan kaligrafi, sungguh agung, gagah dan unik. Kini lukisan yang bernilai hampir sepuluh juta Yuan Renminbi itu dikoleksi oleh suatu museum Tiongkok.
Karena prestasi yang dicapainya dalam senirupa, karya Xiao Shu beberapa kali diberikan sebagai hadiah kepada organisasi dan sahabat internasional. Sementara itu, undangan dari tokoh-tokoh di dalam dan di luar negeri untuk mengadakan pameran lukisan juga tak terputus. Ia pernah mengadakan pameran lukisannya di Jepang, Korea Selatan, Singapura dan negara-negara lainnya. Belum lama berselang ia mengadakan pameran lukisan di Australia atas undangan.
|