Batik sangat penting dalam kehidupan sejumlah etnis minoritas Tiongkok, termasuk etnis Miao, Bui dan Shui. Mengingat pentingnya batik di bidang-bidang arkeologi, etnologi, etika masyarakat sastra etnis masing-masing dan seni industri, batik dapat dianggap sebagai catatan sejarah yang ditulis di atas kain dengan sarana lilin. Kerajinan tangan kuno tersebut masih mempunyai daya hidup yang kuat dalam kehidupan modern dan sering disebut sebagai bunga yang bermekaran untuk selama-lamanya di pegunungan Propinsi Guizhou, yang sering disebut sebagai daerah batik.
Batik adalah bentuk seni rakyat tradisional yang juga diciptakan oleh masyarakat Tiongkok, termasuk etnis-etnis minoritas di Tiongkok barat daya dan etnis Han di Tiongkok Tengah. Sejarahnya dapat dilacak sampai dua ribu tahun yang lalu, yaitu pada zaman Dinasti Han Barat yang memerintah dari tahun 206 sebelum masehi sampai tahun 24 masehi. Entah mengapa, teknik batik kemudian hilang dari Tiongkok tengah tapi terpelihara baik dan tetap diwarisi oleh etnis-etnis minoritas di Propinsi Guizhou.
Di Tiongkok kain batik digunakan sebagai selendang, saputangan, ikat pinggang, tas, korden, taplak meja, sprei dan busana.
Penciptaan batik baru diketahui dunia modern di Tiongkok melalui sebuah dongeng rakyat tentang seorang gadis batik. Cerita dongeng itu sebagai berikut:
Pada zaman dahulukala, di sebuah kampung batu di Gunung Biandao yang bernama Anshun, sebuah kota di Propinsi Guizhou sekarang, hiduplah seorang gadis cantik yang sering mencelup kain putih dengan warna biru dan ungu. Suatu hari ketika gadis itu sedang bekerja, seekor kumbang kebetulan hinggap di atas kain yang sedang dikerjakannya. Ketika gadis itu mengenyahkan kumbang itu, ia mendapati suatu titik kosong tertinggal di atas kain putih itu dan kelihatannya sangat bagus. Dengan demikian, gadis itu mengetahui bahwa zat padat dapat mencegah Bahan Celup merembes kain. Penemuannya itu mengakibatkan digunakannya lilin dan di temukannya batik.
Rakyat sangat berterimakasih kepada gadis batik itu dan meneruskan penemuannya dari generasi ke generasi. Menenun dan menyulam menjadi tradisi di kalangan wanita etnis-etnis minoritas. Biasanya, anak-anak kalau sudah berumur 7 atau 8 tahun mulai diajari menyulam, dan ketika berumur 11atau 12 tahun, mulai diajari menenun dengan mesin yang dijalankan dengan tangan. Membuat kain batik juga merupakan bagian dari latihan itu. Ketika meningkat dewasa, mereka kebanyakan bisa membuat batik.
Peninggalan batik yang bernilai dari abad ke-11 sampai abad ke -17 yang ditemukan di Propinsi Guizhou sekarang disimpan di Kota Terlarang, atau Museum Istana Kuno Beijing di pusat Ibu Kota Tiongkok. Tetapi pusat produksi batik di Tiongkok sekarang ialah Kota Anshun, Propinsi Guizhou, tempat kelahiran gadis batik dalam dongeng itu memelihara dan mengembangkan teknik batik dan memenuhi pasaran wisata, pada tahun 1973 di Kota Anshun dibangun Perusahaan Batik dengan maksud supaya teknik batik tangan yang terpencar-pencar di berbagai keluarga dapat dipelihara, dikembangkan dan diperbaiki dengan menggunakan teknologi modern.
Ketika baru dibangun, perusahaan itu hanya dapat memproduksi satu macam batik yang dasarnya biru dan berbunga putih. Sekarang perusahaan itu memproduksi lebih dari satu ribu macam batik berwarna. Produk batik itu selain dipasarkan di dalam negeri seperti Beijing, Shanghai dan Xi'an, juga diekspor ke 20 lebih negara dan daerah termasuk Filipina, Jepang, Italia, Denmark dan Hong Kong.
Walaupun perusahaan batik yang modern sudah banyak didirikan, namun kain batik kebanyakan masih dikerjakan dengan tangan.
Batik terkenal dengan kesederhanaan dan keindahannya. Salah satu desain yang sering dipakai ialah dasar biru dengan bunga putih atau sebaliknya. Batik demikian kelihatannya cerah dan indah. Gambarnya biasanya adalah bunga-bunga kecil dengan beberapa batang rumput dan gambar geometrik. Kombinasi dan lokasi yang berbeda-beda telah menghasilkan berbagai macam desain, tetapi kebanyakan bercorak ciri-ciri khas kebudayaan Tiongkok selatan. Pendudukan setempat percaya bahwa berkembangnya budaya batik sekarang ini adalah berkat adanya desain-desain pemandangannya yang menggambarkan kehidupan etnis-etnis monoritas.
Salah satu ciri khas ketika lilin digiling dan dicuci dalam proses pencelupan ialah bunyi retakannya seperti es. Lilin yang retak-retak itu telah menghasilkan desain alamiah yang sulit ditiru dengan teknologi modern. Setiap hasil batik adalah unik dan mempunyai keindahan dan ciri-ciri khas sendiri.
|