Opera Yueju, salah satu di antara opera-opera daerah yang beraneka ragam di Tiongkok sangat digemari masyarakat. Opera daerah yang berasal dari Provinsi Zhejiang di pantai timur Tiongkok itu mempunyai suatu ciri yang khas yakni semua tokoh dalam opera diperankan oleh wanita. Dalam Ruangan Kehidupan Sosial Tiongkok edisi ini saudara pendengar, akan kami perkenalkan seorang aktris terkenal opera Yueju bernama Mao Weitao.
Begitu berbicara tentang opera Yueju, Mao Weitao sangat bergairah. Ia memperkenalkan kepada wartawan CRI: opera Yueju yang tergolong masih muda berasal dari suatu daerah pegunungan kecil di kabupaten Shengxian Provinsi Zhejiang Tiongkok timur. Dalam sejarahnya sepanjang 100 tahun yang awalnya hanya dipentaskan di kalangan rakyat sampai tampil di panggung kota besar, opera Yueju berangsur-angsur telah membentuk gayanya sendiri yang khas. Di antaranya yang paling tipikal yalah, semua tokoh laki-laki dalam opera diperankan oleh pemain wanita.
Pada tahun 1978, Mao Weitao yang berusia 16 tahun dan baru tamat dari SMA mendapat kabar bahwa rombongan opera Yueju setempat sedang merekrut pemain baru. Setelah lulus ujian, Mao Weitao diterima menjadi anggota rombongan opera tersebut. Sejak itulah ia yang bukan berasal dari keluaga seniman mulai meniti karier sebagai seorang pemain opera Yueju.
Setelah menjadi anggota rombongan opera, peran yang diberikan kepada Mao Weitao adalah " Xiaosheng" yaitu memainkan peran laki-laki pemuda atau setengah baya . Sebagai seorang gadis yang baru tampil di panggung bukanlah hal mudah untuk memerankan tokoh laki-laki. Untuk mencari inspirasi, ia dengan teliti mengamati gerak-gerik dan ekspresi aktor film terkenal Jepang yang sangat populer pada waktu itu, untuk bisa mempertunjukkan kejantanan dalam peran yang dimainkannya.
Berkat ketekunannya yang tak kenal susah payah dan bakatnya bermain opera, Mao Weitao menjadi pemain tenar opera Yueju hanya dalam waktu beberapa tahun saja. Pada tahun 1984, Mao Weitao yang berusia 22 tahun telah memperoleh hadiah Bunga Mei, hadiah tertinggi seni teater di Tiongkok. 20 tahun telah berlalu, kini Mao Weitao menjadi wakil Ketua Perhimpunan Seniman Teater Tiongkok dan wakil Kepala Rombongan Opera Yueju Xiao Baihua Zhejiang. Dalam akting di panggung, kini ia lebih mementingkan untuk menjiwai peran yang dimainkan dan menaklukkan penonton dengan daya tarik peran yang dimainkannya. Berikut ini saudara pendengar, mari kita bersama-sama menikmati cuplikan nyanyian opora Yueju yang dibawakan oleh Mao Weitao.
Selama 20 tahun lebih ini, sekalipun Mao Weitao selalu memerankan tokoh laki-laki di panggung, tetapi dalam kehidupan sehari-hari ia tetap sangat feminis. Dikatakannya, sekalipun di atas panggung ia memerankan tokoh laki-laki, tapi sehari-harinya ia suka bersolek, dan gemar membeli kosmetik, busana dan barang-barang kesukaan wanita.
Beberapa tahun yang lalu, Mao Weitao dianugrahi seorang puteri. Ketika menceritakan puterinya, matanya segera memancarkan sinar kasih sayang dan bicaranyapun menjadi banyak, sama sekali berlainan dengan tokoh yang diperankannya. Dikatakannya, setelah menjadi ibu, sebagian besar waktu senggangnya tersita untuk bermain-main dengan puteri kecilnya. Ia juga sering memasak di dapur untuk seisi keluarga. Katanya, dari pekerjaan remeh temeh itu ia merasakan kenikmatan hidup.
Mao Weitao mengatakan kepada wartawan, dalam kehidupannya ia berupaya membuat dirinya seorang putri yang baik, ibu yang baik dan isteri yang baik. Sedangkan dalam kariernya, ia mengejar dengan gigih berupaya mencapai taraf kesenian tertinggi. Ia mengatakan:" Menjadi aktris di panggung adalah karier saya seumur hidup. Saya akan berupaya untuk tampil sesempurna mungkin. Begitu pula dalam mengerjakan sesuatu."
Mao Weitao mempunyai banyak penonton yang setia. Liu Tian adalah salah satu di antaranya. Ia mengatakan:"Akting Mao Weitao sangat bagus dan mempunyai cirinya sendiri. Nyanyiannya sangat wajar, tegas tapi tak kurang lembutnya. Di antara pemain Xiaosheng dalam opera Yueju, ia adalah yang paling bagus."
Selama tahun-tahun belakangan ini, penonton yang gemar akan pertunjukannya terdapat di seluruh negeri bahkan juga di luar negeri. Banyak penonton setianya tak mau ketinggalan satu pun pertunjukannya, bahkan ada yang memberikan bunga kepadanya setiap kali usai pertunjukan. Mao Weitao mengatakan, justru penonton-penonton itulah menyemangati dirinya untuk terus maju di jalan kesenian.
|