Tiongkok mulai melaksanakan program perlindungan kebudayaan rakyat dan etnis sejak awal tahun lalu. Sampai sekarang Tiongkok telah mencantumkan 39 program kebudayaan rakyat yang terancam punah sebagai situs perlindungan yang memiliki nilai sejarah, kebudayaan dan ilmu. Situs perlindungan itu, antara lain, adalah musik Gufan bagian barat Beijing, Tambur Huagu Propinsi Anhui dan Festival Kelenteng Tradisional Propinsi Henan.
Berbagai tradisi dan pengetahuan rakyat yang diwariskan dalam sejarah panjang Tiongkok banyak sekali, antara lain, bahasa yang aneka ragam, literatur lisan, adat istiadat, musik dan tarian rakyat, tata krama, seni kerajinan tangan, ilmu kedokteran tradisional, dan arsitektur. Kesemua itu termasuk dalam konsep warisan budaya non material yang ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Unesco PBB.
Menurut keterangan, berdasarkan rencana proyek perlindungan kebudayaan rakyat, sampai tahun 2020 di Tiongkok akan dibentuk untuk tahap pertama sistem perlindungan kebudayaan yang relatif lengkap. Sementara itu, di seluruh masyarakat Tiongkok akan terbina kesadaran untuk secara inisiatif melindungi kebudayaan, dan pada pokoknya terlaksana perlindungan atas kebudayaan secara ilmiah, terbaku dan komputerisasi.
Menurut keterangan, kebudayaan yang akan dilindungi secara titik berat, antara lain, kesusasteraan lisan, bahasa, aksara, opera tradisional, balada, musik, tari, seni rupa, akrobatik, kerajinan tangan , tata krama, hariraya, upacara peringatan dan perayaan serta kegiatan olahraga. Selain itu benda dan situs yang bersangkutan juga termasuk dalam lingkup perlindungan negara. Untuk itu, Tiongkok akan mendirikan zona perlindungan kebudayaan dan mekanisme untuk mewariskan budaya rakyat agar tradisi kebudayaan itu dapat diwariskan dan dikembangkan.
Melalui upaya pemerintah Tiongkok selama dua tahun yang lalu, Opera Kun dan seni alat musik petik kuno Tiongkok Guqin telah dicantumkan dalam daftar karya representatif warisan lisan dan non material umat manusia.
Demikian dilaporkan wartawan Kantor Berita Xinhua dari Seminar Internasional tentang Perlindungan Warisan Budaya non material yang diadakan di Beijing. Seminar itu dihadiri oleh 150 wakil dari lebih 20 negara dan daerah, antara lain, Amerika, Jerman, Austria, Prancis, Jepang dan Korea Selatan.
|