Jalan Joog Ko Tong di Kota Dae Joen bagian tengah Korea Selatan terkenal dengan pasar binatang kesayangan. Yang membuka toko di jalan tersebut selain warga Korea Selatan, terdapat pula beberapa warga asing. Salah satu di antaranya adalah Yu Tao yang berasal dari Kota Dalian Tiongkok timur laut. Pemuda Tiongkok yang berperawakan tinggi dan ganteng itu menjalankan usaha dagangnya dengan jujur dan rajin dan berbaur dengan masyarakat setempat. Dalam acara kali ini saudara pendengar, mari kita berkenalan dengan pemuda Tiongkok pemilik toko binatang kesayangan di Korea Selatan itu.
Dari rekaman ini Anda dapat membayangkan suasana ramai di jalan Joog ko Tong yang terkenal dengan pasar binatang kesayangan itu. Toko-toko berderet rapi di sepanjang janlan dan arus pengunjung hilir mudik. Toko Yu Tao justru berlokasi di jalan tersebut.
Yu Tao yang berusia 33 tahun setelah tamat S2 dari jurusan manajemen sebuah universitasi Korea Selatan mengusahakan bisnis binatang kesayangan secara kebetulan. Pada awalnya ia tidak membuka toko, hanya membeli sejumlah binatang kesayangan dari Tiongkok untuk dijual ke Dae Joe. Lama kelamaan bisnisnya maju dan mempunyai modal untuk membuka toko sendiri.
Tokonya tidak luas, hanya belasan meter persegi dan terutama menjual anjing kesayangan serta berbagai macam barang-barang keperluan binatang kesayangan. Meski tokonya tidak luas, tapi transaksinya tidak terhitung kecil. Selain eceran, ia juga mengadakan perdagangan grosir dan nilai penjualannya mencapai 200 juta Won.
Selain toko ia menyewa pula ruang seluas 300 meter persegi untuk digunakan sebagai gudang dan pembibitan anjing.
Jenis anjing kesayangan yang dijual Yu Tao adalah jenis terkenal sebanyak belasan macam. Selain itu juga barang-barang keperluan binatang kesayangan yang beraneka ragam, antara lain tapal dan sikat gigi, sampo, sisir, kosmetik dan alat-alat makan untuk anjing kesayangan, hanya pakaian anjing saja ada 100 macam lebih.
Karyawan yang bekerja di toko Yu Tao semua warga Korea Selatan. Hubungan mereka dengan bos dari Tiongkok itu amat harmonis dan mereka juga bekerja giat di toko Yu Tao. Pendapatan mereka selain upah, terdapat pula bonus menurut nilai penjualannya. Brain Lee salah seorang karyawan toko itu adalah teman sekolah Yu Tao di universitas Korea Selatan. Ia mengatakan, senang bekerja di toko Yu Tao, sekalipun dia warga asing.
Brain Lee mengatakan, baik warga Korea Selatan maupun warga Tiongkok, sebagai bos yang penting adalah kemampuan. Ia dan teman-teman merasa senang bekerja dengan bos dari Tiongkok itu.
Yu Tao pandai menjalankan bisnis. Tamu-tamu yang membeli barang di tokonya selalu diberi hadiah kecil dan sekarang ia sudah mempunyai sejumlah pelanggan tetap. Dengan langgamnya yang jujur dan rajin, Yu Tao menjadi terkenal di jalan toko binatang kesayangan Korea Selatan itu.
Sementara itu, Yu Tao juga sering ikut dalam kegiatan amal dan suka membantu masyarakat setempat. Misalnya ia sering membantu penyandang cacat membeli beras, minyak, mereparasi kursi roda dan membantu memangkas rambut mereka. Ia mengatakan, setiap orang mempunyai kewajiban membantu mereka yang memerlukan bantuan.
Sekarang Yu Tao yang 7 tahun lebih hidup di Korea Selatan itu sudah terbiasa dengan kehidupan setempat. Ia fasih berbahasa Korea dan gemar makanan setempat. Setiap kali bertamu ke rumah teman, ia tidak dipandang sebagai orang asing.
Kini selain mengusahakan bisnis binatang kesayangan, Yu Tao menggunakan waktu luang untuk kuliah dan mengambil jurusan kesejahteraan sosial di universitas setempat. Dikatakannya, impian terbesarnya ialah membuka panti yatim piatu atau panti werda setelah kembali ke Tiongkok. Ia ingin mengumpulkan lebih banyak uang dan pengalaman selagi masih muda untuk merelisasi impiannya.
|