Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-12-15 13:52:01    
Goa Batu Longmen

cri

Goa Batu Longmen yang terletak di pinggiran selatan 13 kilometer dari Kota Luoyang, Provinsi Henan, Tiongkok tengah. Dua bukit di sini hadap berhadapan, di antara kedua bukit itu mengalir sebuah sungai yang dinamakan Yihe. Lebih dari dua ribu goa batu dan lebih 100.000 patung Buddha tersebar di bukit kedua tepi sungai tersebut. Goa Batu Longmen adalah sebuah gugusan goa batu yang pembuatannya diorganisasi oleh keluarga kerajaan setelah Goa Batu Dunhuang di Provinsi Gansu dan Goa Batu Yungang di Provinsi Shanxi. Goa Batu Longmen mulai dibangun pada tahun 494 masehi. Berhubung kekacauan perang dan pergantian dinasti, pembangunan seluruh goa batu Longmen berlangsung selama lebih 500 tahun baru menjadi patilasan goa batu sepanjang 1 kilometer di kedua tepi Sungai Yihe seperti sekarang ini. Dan dalam kurun waktu yang panjang itu, ada dua masa penggalian dan pembuatan goa batu yang relatif terpusat yakni masing-masing pada zaman Dinasti Wei Utara antara abad ke-4 dan abad ke-6 masehi dan Dinasti Tang antara abad ke-7 dan abad ke-10. Maka, gaya seni patung Buddha Goa Batu Longmen kental ditandai ciri-ciri kedua zaman itu. Di Tiga Goa Binyang, salah sastu obyek wisata di Goa Batu Longmen, kita dapat mengenali dengan teliti perbedaan gaya pematungan pada zaman Dinasti Wei Utara dan Dinasti Tang.

Tiga Goa Binyang terdiri dari goa tengah, goa selatan dan goa utara. Goa tengah dibuat pada zaman Dinasti Wei Utara, sedang goa selatan dan utara dibuat pada Dinasti Tang dan dinasti-dinasti berikutnya. Goa tengah tingginya 9,8 meter, patung utama di goa itu adalah patung Sakyamuni pada posisi duduk bersila dengan mengenakan jubah, wajah manis menyungging senyum. Tiga jari tangan kiri Sakyamuni sedikit menekuk ke arah bawah, sedang tangan kanan diulurkan ke depan, menunjukkan bahwa pendiri agama Buddha itu sedang berkhotbah. Di kedua sisi Sakyamuni berdiri dua orang muridnya, dua bodisatwa. Di bagian tengah langit-langit goa terukur payung teratai. Gaya seni pematungan Goa Tengah Binyang ini adalah tipikal zaman Dinasti Wei Utara. Pemandu wisata, Song Qing mengatakan,"Pada zaman Dinasti Wei Utara, masyarakat menganggap kurus sebagai penampilan yang indah dan cantik. Patung Buddha ini, parasnya agak kurus dan lehernya jenjang. Pengukiran lipatan baju menggunakan cara yang lazim digunakan pada zaman Dinasti Wei Utara yakni ukiran datar dan lurus. Maka, siku-siku kerah baju yang kita lihat pada patung itu tajam."

Di Goa Selatan dan Utara Binyang, kita dapat menyaksikan ciri khas seni pematungan Dinasti Tang. Pertama, patung utama di kedua goa itu adalah Amida Buddha yang poluler pada zaman Dinasti Tang; kedua, patung-patung Buddha di kedua goa itu berbadan montok, tampak berwibawa dan bijaksana, sesuai dengan persepsi estetik masyarakat Dinasti Tang yang menganggap gemuk atau montok sebagai potongan badan yang indah.

Setelah menyaksikan tiga goa yang menampilkan patung dalam gaya berbeda, kita akan mengunjungi sebuah obyek wisata yang sangat bernilai apresiasi yakni Goa Selaksa Buddha. Goa yang selesai dibuat pada tahun 680 masehi itu merupakan representatif seni goa batu Dinasti Tang yang tipikal, juga adalah goa yang memiliki paling banyak patung Buddha dari seluruh goa batu Longmen. Pada dinding sisi selatan dan utara goa terdapat lebih 18.000 patung Buddha setinggi 4 centimeter. Makna yang terkandung tentang begitu pembuatan banyak patung Buddha ialah asal percaya kepada Buddha, berpuluh-puluh ribu orang akan dapat segera menjadi Buddha.

Di luar Goa Selaksa Buddha terdapat patung dua orang kuat perkasa pelindung ajaran agama. Berbeda dengan figur tokoh kuat perkasa zaman Dinasti Wei Utara yang ktia saksikan di Goa Tengah Binyang, tokoh kuat perkasa patung ini memiliki otot-otot yang kuat. Ini menunjukkan bahwa pematung pada masa itu sudah menguasai kaidah anatomi seni. Namun sangat disayangkan bahwa dua patung singa dari batu yang mendekam di sisi tokoh kuat perkasa itu sudah dicuri orang pada tahun 1930-an, dan kini masing-masing tersimpan di museum Boston dan kota Kansas Amerika.

Ketika kami masih tercenung oleh rasa hormat kepada nenek moyang, terdengar bunyi sangkakala bergema, menciptakan suasana khitmad. Pemandu wisata mengatakan, atraksi pemujaan Buddha oleh Maharani Wu Zhitian yang digelar setiap hari di Goa Batu Longmen telah dimulai. Wu Zhitian adalah maharani satu-satunya dalam sejarah Tiongkok. Ketika masih duduk di takhta, ia sering memimpin bawahannya mengadakan kegiatan sembahyang besar-besaran kepada Buddha di Goa Batu Longmen. Untuk memperlihatkan kembali kemeriahan di masa itu, di Goa Batu Longmen sekarang ini setiap hari digelar upacara pemujaan Buddha di Kuil Fengxian.

Kuil Fengxian adalah goa batu yang paling megah dan paling indah seninya di antara goa-goa di Longmen. Kedalaman goa itu pada arah timur barat 40 meter, lebar pada arah utara selatan 36 meter. Patung utama di goa itu adalah Buddha Vairocana, yang merupakan citra Sakyamuni pada saat mencapai pencerahan sempurna. Patung Buddha itu tingginya 17 meter, tinggi kepala 4 meter, dan telinganya sepanjang 2 meter. Paras muka patung Buddha itu seperti wanita anggun, penuh berisi dan menyungging senyum, dalam pancaran kelembutan yang penuh kasih sayang terdapat pula kewibawaan yang tak tergantikan.

Yang sangat menarik ialah, sepasang mata Buddha Vairocana agak melirik ke bawah. Dari sudut manapun kami memandangnya ke atas, terasa pandangan kami tepat bertemu dengan pandangannya. Keanggunannya yang luar biasa, sepasang bola matanya yang setengah menutup dan bibirnya yang sedikit mengatup seolah mencanangkan kepada insan yang selalu sibuk bahwa di hadapan sejarah, segala sengketa dan pertikaian duniawi akan berlalu seiring peredaran waktu seperti mengalirnya air Sungai Yihe ini.

Dalam seni ukiran agama Buddha, citra Buddha umumnya adalah laki-laki, namun Buddha utama di Kuil Fengxian adalah citra wanita. Mengenai hal itu, penjelasan yang populer dewasa ini adalah bahwa Kuil Fengxian yang dibangun pada masa berkuasanya Maharani Wu Zhitian memahat patung Buddha Vairocana sebagai citra wanita setengah baya untuk kebutuhan politik. Maka pada derajat tertentu, Buddha Vairocana adalah cerminan citra Maharani Wu Zhitian. Sedang dilihat dari murid, bodisatwa dan tokoh kuat perkasa yang berdiri di kedua sisi Buddha Vairocana, tata ruang seluruh Kuil Fengxian mirip dengan pemandangan ketika para pejabat sedang menghadap kaisar. Dikatakan oleh pemandu wisata Song Qing,"Dilihat dari penataannya, Buddha Vairocana berada pada posisi tinggi seperti kaisar. Kedua murid yang berdiri di sisinya seperti pejabat sipil. Bodisatwa yang mengenakan pakaian indah seperti selir yang cantik, dan tokoh kuat perkasa di sebelahnya lagi tampak seperti jendral perang. Ini tak ubahnya refleksi kehidupan keraton pada masa jaya Dinasti Tang."

Di Tiongkok, goa batu yang tersohor seperti Longmen adalah Dunhuang dan Yungang. Namun Goa Batu Loangmen lebih dekat dengan kebudayaan Tiongkok tengah pada waktu itu di banding Goa Batu Dunhuang yang terutama terdiri dari lukisan dinding dengan tema cerita rakyat, terutama yang tersiar dari daerah bagian barat. Goa Batu Yungang pun masih mempertahankan sejumlah gaya pematungan daerah bagian barat. Sedangkan gaya pematungan Goa Batu Longmen pada pokoknya sudah sama dengan etnis Han.

Di Goa Batu Longmen sejauh ini telah ditemukan lebih 2.800 prasasti batu berukir yang sangat bermutu dan merupakan karya-karya kaligrafi Tiongkok yang sangat unggul. Ketika mengunjungi Goa Batu Longmen, dengan menyelami cerita di balik setiap patung Buddha, kita akan dapat merasakan ketaatan dan jerih payah manusia zaman dulu dalam membuat patung-patung itu.