Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-03-16 13:47:26    
Restoran Rumah Tangga

cri

Beijing adalah sebuah kota yang memiliki daya pesona. Bagi wisatawan, Beijing adalah obyek wisata, dan bagi mereka yang gemar makanan lezat, Beijing adalah surganya. Restoran-restoran terkenal yang bersejarah lama dan mewah tersebar di seluruh kota Beijing, pertanda makmurnya industri jasa boga kota ini. Namun, restoran-restoran itu kini sudah bukan pilihan pertama para penggemar makanan lezat. Selera mereka yang sangat selektif sudah bosan dengan menu yang itu-itu saja. Meeka lebih suka keliling lorong dan gang-gang mencari restoran atau warung keluarga yang khas untuk mencicipi hidangan yang istimewa. Maka, wisatawan yang berkunjung ke Beijing, selain bertamasya ke Museum Istana Kuno atau Kota Terlarang dan Tembok Besar, mencicipi hidangan restoran rumah tangga merupakan pilihan baru para wisatawan.
Mengenai hidangan rumah tangga yang populer di Beijing sekarang ini, tidak ada uraian yang akurat dan merupakan mode makanan "kalangan kecil". Meski restoran-restoran itu tetap terletak di lantai atas atau di tempat yang sepi, dan kebanyakan tidak cukup luas ruangannya, tapi para koki atau tukang masaknya sangat piawai dalam membuat hidangan lezat dengan menggunakan bahan yang sering digunakan ibu rumah tangga tapi jarang tampil di menu restoran umumnya, maka sering menjadi menjadi sasaran yang diburu para penggemar makanan lezat.

Di Dongzhimen Beijing, ada sebuah jalan restoran yang terkenal, Guijie namanya. Di jalan itu terdapat sebuah restoran rumah tangga yang sangat ramai pengunjung yakni Restoran Huangjihuang. Untuk makan di restoran itu, tamu sering harus sabar menunggu sampai puluhan menit.

Restoran yang hanya berkapasitas belasan meja itu, sejak pagi-pagi sudah penuh oleh tamu. Apakah yang menarik para tamu untuk makan di restoran kecil ini? Seorang pelanggan restoran itu, Lei Lei mengatakan,"Makan di restoran ini terasa ramah seperti di rumah sendiri. Meski ruangan kurang luas, namun dekorasinya menciptakan suasana seperti di rumah sendiri, hangat dan santai."

Di Beijing sekarang ini, restoran-restoran kecil yang menghidangkan masakan khas seperti ini semakin digemari banyak orang. Mereka menamakannya restoran rumah tangga.

Hidangan utama restoran yang disenangi Lei Lei ini adalah hidangan hasil laut atau daging yang diolah dengan saus khusus ditambah berambang bawang, kurma, seledri, wortel dan lain-lain. Proses pembuatannya juga istimewa. Bahan-bahan setelah selesai disiapkan diolah di meja makan para tamu, kalau tamu ingin ikut ambil bagian, boleh turun tangan bersama tukang masak, bersama-sama membuat hidangan yang lezat itu. Tamu merasa menikmati ikut membuat hidangan.

Makan di restoran ini, selain menikmati suasana makan dan hidangan yang khas, para tamu sangat tertarik akan sejarah luar biasa restoran ini. Misalnya, hidangan yang diolah dengan saus istimewa itu sejak abad ke-17 telah menjadi hidangan terkenal khusus untuk kaisar. Pemilik restoran ini, Huang Geng mengatakan," Masakan ini berasal dari hidangan terkenal dari nenek moyang kami yakni Ikan Saus Pedas Gurih. Pada zaman Dinasti Qing, eyang dari eyang saya adalah pengurus dapur kerajaan. Dari menu kalangan rakyat, ia mengembangkan hidangan yang kemudian sangat digemari di istana itu." Demikian kata Huang Geng.

Banyak restoran rumah tangga di Beijing meski tidak memiliki riwayat berlatar kerajaan yang menjadi kebanggaan seperti itu, namun mereka mempunyai kiat masing-masing yang menarik banyak tamu peminat makanan lezat. Restoran Jinguchang atau Lumbung Emas yang terletak di Sanlitun, Distrik Chaoyang misalnya, tidak hanya menawarkan makanan yang membuat lidah menari, tapi juga menghidangkan nuansa budaya yang kental dan termanifestasi pada setiap detail dengan wajar.

Dinding luar berwarna oranye membuat Restoran Jinguchang sangat menyolok di antara bangunan-bangunan sekitar. Memasuki rumah berbentuk persegi itu, anda akan menyaksikan banyak benda artistik yang sangat menarik. Lampu pinggir jalan yang terbuat dari besi warna hitam dihias dengan penutup persegi yang terbuat dari kertas kuning bertuliskan huruf warna hitam. Pintu kayu yang dicat warna cerah seperti sarat dengan muatan sejarah. Meja dan kursi yang antik, balai-balai kayu di dekat jendela, gorden gaya Eropa yang halus, mesin gramafon yang terletak di sudut dan meja hias yang bersandar di dinding membuat orang seolah berada pada zaman tahun 1930-an.

Gaya istimewa restoran ini adalah hasil rancangan pemiliknya, Ouyang Xiaoni. Dengan lingkungan yang asri kental bernuansa seni itu, ia ingin menawarkan ruang santai yang nyaman bagi tamu yang datang.

Ouyang Xiaoni mengatakan, saya gemar akan benda-benda yang cantik dan indah. Sofa dan lemari yang bagus akan menciptakan suasana yang nyaman dan membuat orang betah untuk singgah dan terasa lebih manusiawi.

Keistimewaan restoran ini ialah tidak ada menu yang ditawarkan. Apa yang disediakan tukang masak, itulah hidangan untuk para tamu. Tamu restoran ini kebanyakan adalah pelanggan yang sering datang. Tukang masak restoran akan membuat hidangan-hidangan sesuai dengan selera tamu yang berbeda, agar mereka merasa seperti pulang ke rumah sendiri.

Apakah anda juga tertarik untuk mencicipi hidangan restoran-restoran itu? Kalau anda sempat berkunjung ke Beijing, jangan lupa mengunjungi rumah-rumah makan itu. Tapi karena tempatnya terbatas, sebaiknya memesan tempat lebih dulu, supaya tidak perlu menunggu terlalu lama.