Seni patung terigu sebagai salah satu bagian dari seni rakyat Tiongkok sudah bersejarah lama. Seni patung terigu juga merupakan bahan benda yang sangat berharga untuk penelitian sejarah, arkeologi, adat istiadat, seni ukir, seni pahat dan estetika.
Patung terigu berasal dari seni kerajinan rakyat jalanan. Dengan tepung terigu dan tepung beras ketan yang berwarna, bisa "dipahat" atau dibuat figur manusia dan penganan terigu dalam aneka ragam bentuk. Seni ini kemudian dimanfaatkan untuk membikin masakan, dan sama seperti patung bahan makanan, berperan sebagai hiasan untuk mengindahkan lauk pauk dan memeriahkan nuansa jamuan. Di pedesaan yang luas patung terigu terutama digunakan sebagai hadiah pada upacara pernikahan, perayaan ulang tahun dan cendera mata yang diberikan kepada sanak saudara dan handai tolan.
Patung tepung terbagi menjadi dua kategori, yaitu patung terigu yang khusus untuk disimpan dan patung terigu yang dapat dimakan.
Pedesaan di bagian utara Tiongkok merupakan tempat asal usul seni patung terigu. Sebagai barang seni rakyat, patung terigu berhubungan erat dengan adat istiadat yang bermacam-macam di berbagai daerah. Baik dari bentuk, tujuan maupun warnanya, patung terigu itu itu berkaitan erat dengan adat istiadat dan kegiatan setempat. Misalnya di pedesaan Shanxi Tiongkok Utara, pada hari "qiqiao" yang jatuh pada tanggal 7 bulan 7 penanggalan Imlek, konon gadis mana yang makan patung terigu berbentuk jarum dan benang akan menjadi wanita yang rajin dan pandai. Ketia seorang bayi mencapai umur satu bulan, keluarga dari nenek pihak ibu berkebiasaan membuat patung terigu bernama "hulun" dengan diameter mencapai satu setengah meter, yaitu di atas satu lingkaran tepung terigu dipasang 12 patung terigu shuxiang atau shio dalam bentuk 12 binatang. Ada pula "hulun" ganda, yaitu di dalam "hulun" yang besar terdapat "hulun" yang kecil dan di pusatnya ditaruh patung terigu dengan bentuk naga dan phenix atau kepala harimau untuk menandakan keberuntungan atau penangkalan. Tamu-tamu yang datang menengok bayi akan disuguhi sepotong "hulun" sebagai tanda keberuntungan dan persahabatan.
Di Provinsi Shaanxi, Hebei dan sebagain daerah lainnya, seni patung terigu secara luas dimanfaatkan untuk perayaan hari raya tradisional, antara lain, Tahun Baru Imlek, Tiongciu dan Peh-cun. Khususnya selama hari raya Tahun Baru Imlek, yaitu dari tanggal 30 bulan 12 sampai tanggal 15 bulan satu, di mana-mana terlihat penduduk saling memberikan "limo" atau roti kukus hadiah. "Limo" adalah manifestasi terpadu seni patung terigu karena tidak hanya berbentuk aneka ragam, tapi setiap roti mengandung makna mendalam. Misalnya "limo" yang berbentuk sapi dan kambing melambangkan usaha peternakan makmur, dan "limo" berbentuk simpul batang terigu menandakan panen melimpah. Di Tiongkok ada juga patung terigu yang bertema anak yang montok yang dibuat khusus untuk memeriahkan suasana riang gembira. Patung anak montok dari terigu itu berbentuk bermacam-macam, misalnya anak yang merangkak, berbaring, membopong bunga dan makan buah-buahan. Dengan aneka ragam bentuk itu, tampillah teknik tinggi kerajinan yang dikuasai oleh sang pematung terigu.
Ada pun alat untuk membuat patung terigu sangat sederhana, yaitu gunting, pisau, dan sisir; sedangkan bahannya selain terigu ada juga bidara dan lain sebagainya. Pembuatan patung terigu berbeda dengan pembuatan penganan karena memerlukan tepung terigu jadi yang berbeda. Lain aliran lain cara membuat adonan tepung terigu. Seni tepung terigu di bagian utara Tiongkok berciri khas sederhana, dan kasar; sedangkan tepung terigu di bagian selatan terutama bertema bunga dan burung dengan gayanya yang halus dan mungil.
Seni patung terigu Tiongkok berkaitan erat dengan seni gunting kertas, sulam, dan gambar perayaan Tahun Baru Imlek, dan sama-sama berpengaruh besar terhadap seni rupa modern dan seni animasi.
|