Armada Zheng he Menjalin hubungan persahabatan dengan negara yang dikunjunginya, dan ikut serta dalam perjuangan politik dan sistem perdagangan setempat. Di samping itu untuk mengelola semakin banyak pengusaha yang keluar masuk Tiongkok untuk berdagang, pemerintah Dinasti Ming mendirikan kantor di kota Ningbo, Quanzhou, dan Guangzhou untuk menyediakan akomodasi secara gratis kepada para pengusaha pembawa upeti , agar mereka dapat menikmati perlakukan preferensial bebas pajak. Oleh karena itulah kebudayaan Tiongkok mempengaruhi daerah Asia Tenggara, negara Sumatera telah menjadi negara bawahan Dinasti Ming. Seorang sarjana Islam di Indonesia berpendapat, perkembangan agama Islam Indonesia dan Malaya, berhubungan erat dengan seorang Muslim Tiongkok, yaitu Laksamana Zheng He.
Pada Masa kaisar Chengzu dari Dinasti Ming berkuasa , Zheng he pernah 7 kali mengarungi samudera, masing-masing pada tahun 1405, 1407, 1408, 1412, 1421 dan 1424. Setiap pelayaran memakan waktu satu sampai dua tahun. Pada tahun 1424, kaisar Chengzu wafat, dan putranya Zhu Gangzhi mewarisi tahtanya, dan dinamakan Kaisar Chengzong. Ia menerima pendapat sejumlah menteri dalam kerajaan , dan menganggap pelayaran seperti itu merupakan suatu pemborosan besar dan hasilnya tak besar, maka mengumumkan penghentikan pelayaran tersebut.. Tidak sampai satu tahun, kaisar Cheng Zong jatuh sakit, dan Xuan Zong menggantikannya sebagai kaisar. Terpengaruh oleh kebijakan terbuka Dinasti Ming, pada bulan Desember tahun 1431, kaisar Xuanzong sekali lagi mengirim Zheng he mengarungi Samutera Hindia. Armada Zheng he yang terdiri atas 61 kapal dengan beranggotakan 27 ribu awak kapal bertolak dari kota Nanjing memulai pelayarannya. Dalam pelayaran kembali Zheng He meninggal dunia dalam usia 62 tahun. Sejak dari saat itu Dinasti Ming mulai menutup pintu imperiumnya, dan lebih lanjut melaksanakan kebijakan pelarangan belayar pada masa pertengahan Dinasti Ming.
Pelayaran Zheng He ke Samutera Hindai membuktikan bahwa jauh pada Abad Ke-15, Tiongkok sudah memiliki ilmu pelayaran laut dan teknologi pembuatan kapal yang termaju di dunia, lebih awal satu abad daripada penemuan besar geografis Eropa, pada pokoknya berada pada tahap waktu yang sama dengan perintisan jalur pelayaran baru dunia. Akan tetapi Tiongkok dengan cepat kehilangan daya gerak untuk pelayaran ke Samutera Hindia, dan selanjutnya tidak ada lagi pelayaran maupun perdagangan laut yang berskala besar.
|