Baru-baru ini Radio Suara Jerman di situs webnya memuat sebuah artikel yang berjudul: "Tiongkok Peringati Pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia) Cemaskan Negara-negara di sekitar." Artikel mengatakan, banyak negara Asia Tenggara menyatakan cemas terhadap perluasan Tiongkok di kawasan itu. Mereka khawatir kalau-kalau pada suatu hari mendatang, armada Angkatan Laut Tiongkok akan datang ke negerinya seperti armada Cheng Ho pada masa yang lalu. Amerika mungkin juga mempunyai kekhawatiran yang sama. Sedangkan Kantor Berita Jiji Jepang dalam sebuah komentarnya mengatakan, Tiongkok memperingati pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat dengan tujuan pertama, untuk menegakkan citra Tiongkok sebagai negara besar di laut, dan kedua untuk mengumumkan keteapatan kebijakan yang dijalankannya sekarang.
Perhatian opini dalam dan luar negeri mengenai kegiatan peringatan pelayaran Cheng Ho menghadapkan kita pada satu pertanyaan: mengapa Tiongkok secara besar-besaran memperingati Cheng Ho yang hidup pada masa 600 tahun yang lalu?
Yang paling menarik perhatian ialah untuk memperingati genap 600 tahun pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat, pemerintah Tiongkok khusus mendirikan tim persiapan yang terdiri atas personel dari 15 badan terkait, antara lain, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Luar Negeri. Di depan sebuah jumpa pers yang diadakan pada tanggal 7 Juli, anggota tim persiapan, Wakil Menteri Perhubungan Xu Zuyuan mengumumkan, pemerintah Tiongkok akan mengadakan serangkaian kegiatan besar-besaran untuk memperingati genap 600 tahun pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat.
Seorang ahli yang tidak mau diungkapkan namanya mengatakan, kegiatan peringatan yang dilakukan pemerintah itu merupakan cara manifestasi, dan di baliknya tersembunyi ambisi. Mencari sumber daya ke laut, mencari jalan keluar, itulah tugas yang sangat mendesak bagi Tiongkok. Tiongkok telah menyadari betapa pentingnya minyak bumi bagi Tiongkok, lebih-lebih menyadari bahwa cadangan minyak bumi yang bisa dieksploitasi di daratan Tiongkok sangat terbatas.
Wakil Menteri perhubungan Tiongkok Xu Zuyuan dalam jumpa pers menunjukkan bahwa pelayaran Cheng Ho ke Samudera Hindia dan Pasifik adalah praktek damai yang jaya dalam sejarah Tiongkok, dan dari pelayaran itu Tiongkok menarik kesimpulan bahwa kebangkitan kembali secara damai adalah kepastian perkembangan sejarah Tiongkok, kebangkitan kembali secara damai mencerminkan peradaban Tiongkok selama lima ribu tahun dan budi pekerti Bangsa Tionghoa yang mencintai perdamaian.
Pilihan Lain Di Luar Hegemonisme
Ada analis menunjukkan, peringatan pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat (Asia Selatan dan Afrika bagian timur) menunjukkan bahwa perkembangan Tiongkok ke luar akan menempuh jalan damai, dan mempunyai arti yang lebih luas lagi.
Gavin Menzies, pengarang "1421: Tiongkok Temukan Dunia" menunjukkan "dalam penyelidikan yang saya lakukan, pelayaran Cheng Ho secara mendasar membawa keinginan perdamaian. Dalam 7 kali pelayaran dalam waktu hampir 20 tahun, kecuali beberapa kali pertempuran bela diri terhadap bajak laut, tidak ada bukti yang menunjukkan armadanya melancarkan serangan inisiatif terhadap penduduk di sepanjang perjalanannya, lebih-lebih tidak ada catatan sejarah yang menunjukkan bahwa armada Cheng Ho mempunyai maksud menaklukkan negara lain. Ini sama sekali berbeda dengan ekspedisi penaklukan yang agresif dari pelayar-pelayar Barat sesudahnya. Maka Cheng Ho adalah seorang bahariwan, diplomat, dan ahli perdagangan dunia yang brilian, dan merupakan lambang budaya perdamaian."
Mantan Direktur Biro Kelautan Nasioanl Tiongkok Xu Sen'an yang bertahun-tahun meneliti masalah hak kelautan Tiongkok berpendapat, ditinjau dari segi internasional, peringatan Cheng Ho bukan semata-mata memperingati seseorang, melainkan adalah memperingati suatu tradisi sejarah dalam pergaulan internasional yang diwakili oleh pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat. Negara-negara di dunia sedang terus mencari cara untuk mengangani hubungan antar negara, dan hegemonisme sudah pasti tidak mungkin berjalan. Maka tidak mengherankan kalau mereka mengenang Cheng Ho.
Suatu peringatan yang membutuhkan keterampilan
Ada pakar berpendapat, adalah tidak relevan hanya membandingkan pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat dengan kebangkitan Tiongkok secara damai sebagai sejarah dan realita, karena justru setelah pelayaran Cheng Ho itu, Tiongkok bukannya bangkit, tapi malah terpuruk. Komentor Hongkong Qiu Zhenhai berpendapat bahwa arti peringatan terletak pada introspeksi diri dan bukan mengkultuskan diri.
Pakar berpendapat, melalui peringatan tersebut, warga Tiongkok harus menyadari pentingnya mental terbuka bagi bangsanya untuk bisa berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Wakil Menteri Perhubungan Tiongkok Xu Zuyuan ketika menyimpulkan pengalaman berharga yang ditinggalkan Cheng Ho untuk rakyat Tiongkok mengatakan bahwa salah satu pengalaman yang penting ialah "keterbukaan mendorong maju perkembangan".
Sudah barang tentu, apakah kegiatan peringatan Cheng Ho secara besar-besaran itu mencapai hasil publikasi yang ideal, atau setidaknya tidak menimbulkan salah paham di daerah-daerah yang pernah dilalui Cheng Ho pada waktu itu, ini adalah suatu masalah yang membutuhkan keterampilan tinggi. Demikian menurut para ahli.
Pakar menunjukkan, kecurigaian sejumlah negara sekitar terhadap perkembangan Tiongkok dapat dimengerti, "namun orang yang berpandangan politik akan memperhatikan tindakan konkret Tiongkok, dan Tiongkok sudah terbiasa membuktikan maksud awalnya dengan fakta".
|