Dinasti Xia adalah permulaan sejarah zaman dinasti Tiongkok. Walaupun tentang masa berkuasa dan ciri peradabannya masih belum ada kesatuan pendapat di kalangan ilmu, namun rakyat Tiongkok umumnya memandang Da Yu sebagai pendiri Dinasti Xia. Berikut kami perkenalkan Da Yu.
Dalam kitab sejarah Tiongkok terdapat banyak catatan tentang legenda Da Yu. Konon pada lima ribu tahun yang lalu, Dewa Air marah dan membobol langit, sehingga air di Sungai Kayangan terjun ke bumi dan terjadilah bencana banjir di mana-mana. Menghadapi bencana air bah itu, kepala suku etnis bernama Yao mengirim Gun, ayah Da Yu untuk menjinakkan air bah.
Setelah mengalami susah payah, Gun akhirnya tiba di Gunung Kunlun di Barat, dan diterima oleh Kaisar Kayangan. Gun memohon kepada Kaisar Kayangan agar memberikannya "xirang", semacam "tanah ajaib" kepada dia untuk menanggulangi bencana banjir. Katanya tanah ajaib itu bisa tumbuh bila ada angin. Akan tetapi permohonannya ditolak Kaisar Kayangan. Gun yang sepenuh hati memikirkan rakyat yang sengsara dan menderita dalam bencana air bah di bumi manusia, terpaksa mencuri tanah ajaib ketika pengawal kayangan sedang lengah. Setiba di Timur, Gun segera melemparkan tanah "xirang" ke dalam air bah. Ternyata tanah itu segera tumbuh dengan laju yang lebih cepat daripada kenaikan pasang air bah. Tak lama setelah itu, air bah sudah dibendung di luar tanggul besar, dan rakyat pun bebas dari kepungan air.
Kaisar Kayangan yang mengetahui pencurian yang dilakukan Gun itu marah sekali dan memerintahkan tentara kayangan turun ke bumi manusia untuk merebut kembali tanah "xirang" yang ajaib. Begitu tanah ajaib itu ditarik kembali, air bah segera mengamuk kembali dan menerpa rusak tanggul dan menggenangi sawah, dan banyak penduduk pun tewas terbenar. Yao, kepala suku etnis bukan main marahnya, dan menjatuhkan hukuman mati atas diri Gun. Dalam vonisnya, Yao mengatakan: "Gun hanya tahu membangun tanggul untuk membendung air bah, tapi begitu tanggul bobol, itu akan mendatangkan bahaya yang lebih serius kepada rakyat. Sembilan tahun sudah lewat setelah ia diberi tugas untuk menjinakkan air bah, tapi ia belum juga berhasil, maka itu harus dihukum mati." Atas titah Yao, Gun dikenakan hukuman mati.
Dua puluh tahun kemudian, Da Yu, anak lelaki Gun sudah tumbuh dewasa, dan ketika itu Yao sudah turun takhta. Ahli waris Yao bernama Shun memerintahkan Da Yu mewariskan tugas ayahnya untuk terus menjinakkan air bah. Dengan bercermin pada pengalaman pahit ayahnya, Da Yu mengambil keputusan untuk memperbaiki dan membuka jalur sungai yang baru, dalam rangka menyalurkan air bah sampai ke laut.
Dongeng tentang Da Yu dan hasilnya dalam menanggulangi air bah sering kali berkaitan dengan pemandangan alam setempat. Konon, Da Yu dengan kekuatan ajaibnya membelah Gunung Longmen (Gunung Pintu Naga), dan menyalurkan air Sungai Kuning terjun ke bawah menyusuri tebing ngarai, dan terbentuklah Ngarai Longmen; dan di arah hilir setelah Ngarai Longmen, Da Yu membelah gunung yang menghalangi jalur sungai menjadi beberapa pecahan, sehingga air sungai dapat mengalir berliku-liku ke Laut Timur, dan itulah Ngarai Sanmen (Ngarai Tiga Pintu). Selama ribuan tahun ini, Ngarai Longmen dan Ngarai Sanmen terkenal dengan pemandangan alam yang mempesona dan air yang deras. Dongeng serupa tersebar di mana-mana di Tiongkok, dan itulah sebabnya di banyak daerah di Tiongkok terdapat Kelenteng Dayu atau Makam Dayu.
Di Tiongkok masih terdapat banyak dongeng tentang Da Yu. Konon Da Yu meninggalkan istrinya untuk melakukan tugas menjinakkan air bah pada hari keempat setelah upacara pernikahan, dan dalam 13 tahun selama ia bertugas, ia satu kali pun tak pernah pulang ke rumahnya biarpun ia melewati pintu rumahnya sebanyak tiga kali. Berkat upayanya yang tak pernah kendur dan setelah mengalami susah payah yang aneka ragam, akhirnya Da Yu berhasil juga dalam memberantas air bah, dan rakyat dapat hidup tenteram sejak itu. Melihat Da Yu berjasa besar dalam menanggulangi bencana banjir, Kaisar Shun pun dengan suka rela mengundurkan diri dari takhta dan menobatkan Da Yu sebagai kaisar baru. Kemudian Da Yu mendirikan Dinasti Xia, dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok, dan sejak itu masyarakat primitif Tiongkok pun mulai memasuki masyarakat perbudakan.
|