Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-25 14:21:18    
Urumqi : Jantung Asia

cri

Urumqi, ibukota dari Daerah Otonomi Xinjiang Uygur, Tiongkok barat laut, disebut-sebut sebagai mutiara berkilauan di bagian terpencil barat laut Tiongkok, dan secara geologis juga sebagai jantungnya Asia, yang telah mampu menarik perhatian sebagian besar penduduk dalam dan luar negeri.

Selama dua ratus tahun lalu, dan bahkan beberapa tahun belakangan ini, para warga yang berdiam di daerah ini telah membangun Urumqi dari sebuah daerah padang rumput menjadi wilayah pusat perekonomian, politik dan budaya.

Dari para saudagar Persia yang datang ke timur melalui Jalan Sutera untuk menemui para pedagang dari Tianjin yang bersama-sama berbaris dengan para tentara Jenderal Zuo Zongtang, Urumqi telah banyak menarik perhatian orang-orang dengan aneka ragam latar belakangnya sejak hari pertama keberadaannya. Kekayaan nilai budayanya secara signifikan telah membawa perkembangan dan menambah kegermelapan Jantung Asia.

Asal-Usul Urumqi

Kata Urumqi berasal dari bahasa Mongolia yang berarti padang rumput yang indah. Pada masa Dinasti Han (206 SM-220), pemerintah meminta tentara dan buruh tani untuk membuka lahan baru sebagai tempat bercocok tanam. Pada masa Dinasti Sui (581-618) ketika tempat tersebut dijadikan sebagai batas wilayah, penduduk setempat menyeberangi perbatasan untuk kegiatan perdagangan. Pada tahun 702 selama masa Dinasti Tang (618-907), para tentara dan buruh tani setempat melanjutkan tradisi Dinasti Han dan membangun beberapa istana, lambat laun, mengubah tempat tersebut menjadi kota penting sepanjang Jalan Sutera.

Pada masa awal Dinasti Qing (1644-1911), kota asli telah dihancurkan oleh perang. Pada tahun ke-28 regim Qianlong (1763), pemerintah pada masa Dinasti Qing telah membangun sebuah kota baru dan menamakannya "Dihua", yang dinobatkan sebagai ibukota propinsi ketika Xinjiang telah menjadi sebuah propinsi pada tahun 1884. Dan pada tahun 1953, kota tersebut berubah nama menjadi Urumqi.

Saat ini Urumqi merupakan kota terbesar di Daerah Otonomi Xinjiang Uygur dengan jumlah penduduk sebesar 1,441,500 jiwa, yang mana di dalamnya terdapat sebanyak 43 kelompok etnis, yaitu etnis Uygur, Han, Hui, Kazak, Xibe, Manchu dan Rusia. Sebagai sebuah kotapraja modern dan dinamik di bagian barat Tiongkok, Urumqi masih mempertahankan kebudayaan kunonya.

Dengan luas sekitar 83 kilometer persegi dan altitude setinggi 680-920 meter, Urumqi dapat memiliki tujuh distrik dan satu daerah. Urumqi berlokasi di kaki gunung Tianshan, membatasi Puncak Bogda, yang mana merupakan puncak tertinggi di bagian timur Gunung Tianshan. Kota terbuka bagi Juggar Basin di bagian barat dan utaranya, dan ribuan mil hutan Gunung Tianshan terletak di bagian selatannya.

Iklim kontinental yang khas di daerah ini telah menghasilkan perbedaan suhu luar biasa terhadap siang dan malam harinya. Rata-rata temperatur tahunan yaitu 5,7 derajat Celcius, dan hujan tahunan kurang dari 300 milimeter.