Menurut Kantor Berita Xinhua, beberapa ahli purbakala di Taiyun kemarin memperingatkan, sekitar 90 persen dari beberapa tempat peninggalan bersejarah sepanjang " Jalan Sutera " Tiongkok telah kehilangan bentuk aslinya, dan beberapa lainnya terancam punah.
Kebanyakan dari sekitar 1.200 tempat-tempat peninggalan kuno sepanjang 4.000 km merupakan gua dan gedung-gedung tanah, termasuk Peninggalan Sejarah Gua Dunhuang dan sekitar 100 tempat yang telah didaftarkan sebagai tempat yang dilindungi. Demikian menurut Li Zuixiong, wakil direktur Akademi Dunhuang.
Menurut para pakar purbakala ini, terjadinya kerusakan dan kepunahan benda-benda dan peninggalan bersejarah tersebut, disebabkan oleh angin dan erosi air hujan, para pakar tersebut memperingatkan bahwa bahkan keadaan tersebut kemungkinan akan menyebabkan beberapa tempat akan meruntuhkan beberapa batu dan mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal atau berat.
Manajemen yang kurang baik dan berbagai kegiatan manusia, seperti tindakan atau sikap para turis yang kurang disiplin, juga dapat mengakibatkan berbagai kerusakan atas benda-benda kuno tersebut.
Tiongkok telah meningkatkan upayanya dalam melindungi dan menyelamatkan tempat-tempat kuno yang nyaris punah sejak beberapa tahun silam.
" Jalan Sutera " yang sepanjang 7.000 km lebih dan telah berusia sekitar 2.000 tahun tersebut, secara luas dikatakan sebagai simbol komuniasi antara Tiongkok dan Eropa, disebut juga sebagai ular-ular dari Xi'an yang merupakan ibu kota Provinsi Shaanxi, Tiongkok barat laut, di mana jalur " Jalan Sutera " ini melewati Asia tengah dan berakhir di Roma.
Ahli lainnya juga mengingatkan bahwa, polusi udara akan menjadi ancaman fatal bagi berbagai tempat arkeologi Tiongkok, khususnya beberapa tempat peninggalan dunia.
Bagian terbesar dari peninggalan dunia Tiongkok ialah, beberapa bangunan, goa, dan kuburan yang dapat tercemar oleh udara secara langsung sejak lama. " Beberapa polusi udara bisa menyebabkan terjadinya erosi, dan lambat laun akan menggerogoti beberapa bagian dari tempat ini. " Demikian kata Zhou Baozhong, anggota dari Biro Negara Bagian Peninggalan Kebudayaan.
Sebagian dari beberapa tempat peninggalan dunia Tiongkok berlokasi di beberapa daerah yang berpolusi udara tinggi. Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan peninggalan kebudayaan yang lebih besar lagi, agar dapat mencegah terjadinya kepunahan benda-benda peninggalan sejarah tadi.
|