Teknologi yang telah berkembang pesat jelas telah membantu dalam menciptakan berbagai produk baru dengan penyesuaian perkembangan zaman modern.
Baru-baru ini diberitakan oleh Xinhua, bahwa CCTV (Saluran Televisi Pusat Tiongkok) mencoba melakukan transisi siaran televisi analog ke siaran televisi digital melalui solusi Pusat Media Digital IBM yang telah berhasil mendapat kontrak pertamanya di Tiongkok dengan CCTV, saluran siaran televisi milik pemerintah Tiongkok.
CCTV akan menggunakan solusi Pusat Media Digital IBM untuk mengatur produksi berita dan audio serta pengarsipan video untuk program Saluran Ilmu Ekonominya, kata IBM hari ini.
IBM mengatakan, mitra bisnisnya, Jetsen Media Technologies, akan hadir dalam menyediakan solusi tersebut, yang dirancang untuk menciptakan beberapa perekaan, pengaturan dan distribusi dalam digital.
"Teknologi inovasi IBM, dirangkaikan dengan wawasan perusahaan kami dan kemampuan dari mitra perusahaan kami, sedang berusaha mendorong Tiongkok untuk melakukan transisi terhadap produksi dan distribusi siaran dengan teknologi digital," kata Peter Han, Direktur, Media Digital, IBM Greater China.
Solusi baru ini dibuat untuk membantu CCTV mentransformasikan produksi siarannya dari analog dan bentuk rekaman video ke dalam bentuk sentralisasi, pelaksanaan digital mampu menyediakan akses untuk menyiarkan isi program televisi berdasarkan permintaan.
Masih segelintir stasiun televisi dunia yang melakukan program siaran secara digital, di antaranya CNN, Perusahaan Siaran Australia, Seoul Broadcasting Service dan Televisi Swedia telah mulai mengimplementasikan solusi Pusat Media Digital IBM untuk mengatur beberapa asset digital dan proses produksi siaran mereka.
Digital Lebih Efisien
Menurut situs www.ebizzasia.com, pola siaran digital sebenarnya sudah dilakukan oleh stasiun televisi sejak lama, terutama yang terkait dengan up-link dan down-link ke dan dari satelit. Dengan teknologi analog, diperlukan penyewaan satu kanal transponder secara penuh.
Dengan sistem digital, setiap stasiun hanya membutuhkan seperempat dari kanal transponder yang lebarnya 36 Mega Hertz (MHz), menjadi hanya 9 MHz. Jadi biaya yang dibutuhkan pun mengecil hanya seperempatnya. Hingga tak heran bila seluruh stasiun televisi menyewa transponder dengan sistem digital. Efisiensi yang mencapai yang 75% ini hanya bisa terjadi dengan sistem digital.
Efisiensi yang lebih nyata adalah kalau tanpa teknologi digital pekerjaan editing dilakukan oleh banyak orang dengan spesifikasi terhadap peralatan yang ditanganinya, maka kini pekerjaan serupa dapat ditangani oleh satu atau dua orang saja. Ini berarti proses yang terjadi lebih efisien daripada sebelumnya. Selain itu, dengan sistem digital, dimungkinkan tidak terjadinya penurunan kualitas output. Hal ini biasa terjadi dengan sistem analog yang medianya berupa pita. Dibandingkan dengan analog, digital memiliki kelebihan berupa kualitas gambar yang lebih baik. Keunggulan lainnya adalah bila terjadi gangguan maka siaran digital akan langsung menampilkan sekuen gambar terakhir, bukan gerimis seperti yang terjadi pada siaran analog.
Cara Kerja Digital
Dalam sistem digital, informasi disampaikan dengan menggunakan angka biner atau binary, yaitu 0 dan 1. Data audio dan video yang terdiri dari pasangan-pasangan bilangan biner tersebut, seperti 00, 01, 10 dan 11 dikompresikan dengan mengggunakan standar kompresi tertentu, misalnya standar MPEG-2 (Motion Picture Expert Group 2) untuk video, sedangkan MPEG-3 untuk audio. Proses ini dikenal dengan istilah source coding. Data yang telah dikompresikan selanjutnya menjalani proses channel coded agar bisa dipancarkan.
Tantangan Digital
Memang saatnya, era digital menggantikan era kabel analog. Dua puluh tujuh tahun lalu, era kabel analog dimulai dengan siaran langsung pertandingan tinju dunia antara Muhammad Ali dan Joe Frazier di Manila, Filipina. Pertandingan yang disiarkan oleh HBO itu merupakan siaran langsung satelit pertama yang disiarkan di televisi kabel.
Walaupun demikian, untuk bisa menikmati siara televisi digital tidak semudah membalik telapak tangan. Masih banyak yang harus dibereskan sebelum siaran televisi digital itu bisa dinikmati oleh masyarakat. Sementara pengoperasian sebuah pemancar digital juga memerlukan masa transisi, karena para pemirsanya juga harus siap dengan perangkat penerima siaran digital. Berarti juga ada biaya yang harus dikeluarkan oleh para pemilik televisi, paling tidak harus menambahkan perangkat penerima siara digital.
Perubahan penerapan teknologi digital pada sistem pemancaran program televisi bagaimanapun akan mengubah cara orang menikmati siaran televisi.
Perkembangan seperti ini pasti tidak bisa dilepaskan pengaruhnya bagi negeri ini sebagai negeri yang menganut keterbukaan, apalagi globalisasi. Hanya soal waktu, cepat atau lambat semua teknologi ini akan menguji regulasi yang ada di negeri ini.
|