Jengis Khan, pendiri Dinasti Yuan pada abad ke-13 Masehi bahkan menyebut empat jenderal paling berani di bawah pimpinannya sebagai "empat anjing". Di Tiongkok ada juga pepatah yang berbunyi Quanmazhilao, yang berarti secara sukarela membantu orang lain seperti anjing dan kuda. Ada juga pepatah yang berbunyi: anjing tidak menjauhi rumah karena miskin, yang menunjukkan sifat loyal anjing terhadap tuan yang memeliharanya.
Anjing memberi pesan kepada manusia sebagai binatang yang jinak, loyal dan gagah berani. Apalagi dalam lafal bahasa Tionghoa, gonggong seekor anjing berarti makmur, maka di Tiongkok ada pepatah yang berbunyi ada anjing, ada kemakmuran. Apabila seekor anjing secara mendadak mendatangi rumah, tuan rumah akan merasa sangat senang untuk memeliharanya, karena itu menandakan datangnya kemakmuran dan kekayaan. Banyak kitab kuno mencatat bahwa, anjing juga berperan menangkal malapetaka, dan oleh karena itu anjing sering dipakai sebagai korban dalam upacara ritual. Pada Dinasti Zhou kira-kira 3.000 tahun yang lalu, dalam pemerintah didirikan jabatan khusus untuk menangani urusan anjing. Dalam dongeng Tiongkok, jenderal langit bernama Dewa Erlangshen juga didampingi seekor anjing yang berjasa besar dalam menaklukkan iblis.
Pada pergantian tahun 2005 dan 2006, banyak negara daerah mengedarkan perangko tahun baru untuk memperingati "tahun anjing Tiongkok". Perangko anjing yang diedarkan Tiongkok bergambar seekor anjing hitam yang memakai baju tebal berwarna merah, yang penuh dengan nuansa kerajinan tangan tradisional Tiongkok. Sementara itu, menjelang datangnya tahun baru anjing, barang-barang kerajinan tangan yang aneka ragam juga menjadi sangat laris. Barang-barang itu tidak hanya sangat laku, tapi juga mempunyai nama yang bagus, misalnya "anjing makmur", "anjing jaga rumah" dan sebagainya. Nama-nama itu di samping kedengaran lucu, tapi juga memanifestasikan suasana riang gembira perayaan Tahun Baru Imlek. 1 2
|