|
Sejak merebaknya flu burung patogenik H5N1, soal dapat atau tidak terjadi penularan antar manusia akan penyakit tersebut telah menjadi focus perhatian umum. Banyak pakar khawatir sekali terjadi penularan antar manusia, flu burung akan menjadi suatu wabah abad yang baru. Hari Rabu WHO membenarkan banyak anggota dari suatu keluarga di Indonesia terinfeksi virus flu burung. Berita tersebut sekali lagi memicu kekhawatiran publik terhadap kemungkinan terjadinya penularan antar manusia penyakit tersebut .
WHO dalam komunikenya kemarin membenarkan laporan tentang flu burung di Indonesia . Komunike itu mengatakan, seorang pria berusia 32 tahun yang meninggal di Sumatera utara pada tanggal 22 Mei lalu itu dikonfirmasi terinfeksi flu burung. Sebelumnya 6 orang anggota keluarganya terinfeksi flu burung, dan 5 orang di antaranya meninggal dunia. Namun sejauh ini para pakar belum menemukan sumber penularandari binatang. Menurut komunike itu, mengingat keadaan tersebut, tidak mengesampingkan kemungkinan terjadinya penularan flu burung dari manusia ke manusia.
Sehubungan dengan kasus tersebut, juru bicara markas besar daerah Pasifik Barat WHO Peter Cordingley kemarin dalam wawancaranya mencemaskan dua hal, pertama, belum pernah terjadi satu kasus yang mengakibatkan begitu banyak orang mati karena terinfeksi virus flu burung. Kedua, belum ditemukannya sumber penularan dari binatang, meskipun pihaknya telah mengutus tim kerja untuk mengadakan penyelidikan di lapangan. Dan karena sebab itu lah, sudah seharusnya menangani kasus tersebut sebagai penularan virus flu burung dari manusia ke manusia.
Menurut statistik WHO, sejak tahun 2003, di seluruh dunia sudah terkonfirmasi 218 orang terinfeksi virus flu burung patogenik H5N1, dan 124 orang di antaranya meninggal dunia. Yang patut diperhatikan bukan hanya jumlah korban, terjadinya kasus terinfeksinya banyak anggota dari satu keluarga oleh virus flu burung di Indonesia telah menimbulkan kecemasan publik terhadap apakah sudah terjadi variasi virus flu burung, sehingga mengakibatkan penularan antar manusia. Berkenaan dengan itu, WHO dalam pernyataannya mengatakan tidak perlu terlalu khawatir sekarang ini.
WHO dalam komunikenya kemarin mengatakan, belum ada sesuatu bukti yang menunjukkan sudah terjadinya variasi gen yang penting atas virus flu burung H5N1. Tapi penyelidikan pakar menemukan, flu burung masih belum tersebar secara besar-besaran dalam masyarakat setempat. Hasil labaratorium juga membuktikan, 8 bagian gen virus flu burung masih belum terjadi reorganisasi atau variasi penting dengan virus flu manusia atau virus flu babi.
Mengenai situasi pencegahan dan pengontrolan flu burung di Asia dewasa ini, juru bicara WHO tadi mengatakan kepada wartawan CRI, keadaannya di berbagai negara Asia tidak sama. Thailand dan Vietnam telah mencapai hasil yang baik, kedua negara tersebut menuruti usulan WHO, dan hasil antisipasi dan pengontrolannya sangat baik. Keadaan di Tiongkok agak tenang, dan sedang berkembang ke arah yang baik. Sedang situasi di Indonesia cukup parah, terdapat keadaan terinfeksinya sekaligus manusia dan unggas, dan terjadi terus keadaan terinfeksinya manusia. Kini wabah flu burung di Asia masih terus merambat, oleh karena itu masih diperlukan waktu yang cukup panjang untuk benar-benar mengontrol perkembangan wabah tersebut.
Menghadapi semakin maraknya wabah flu burung, WHO menyatakan, kini untuk memerangi flu burung, manusia perlu untuk sedini mungkin menemukan dan menanganinya, dan yang terpenting harus secepat mungkin melaporkan keadaan, secepatnya mengambil langkah karantina , dan secepatnya melakukan pengobatan terhadap penderita . Pihak WHO menyatakan gembira karena wabah yang terjadi di Indonesia itu dapat tepat pada waktunya mengundang perhatian tinggi pihak bersangkutan, ini tak pelak menguntungkan pengambilan secepatnya kebijakan efektif oleh pihak-pihak terkait.
|