Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-06-01 12:01:42    
Pakar Inggris: Mengapa Gempa Bumi di Indonesia Timbulkan Korban Berat?

cri

Gempa bumi yang terjadi di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah hari Sabtu lalu telah menelan korban lebih 5.000 orang meninggal dan puluhan ribu orang lainnya cedera. Padahal gempa bumi itu berkekuatan 5,9 pada skala Richter, tapi mengapa korban begitu besar? Pakar Inggris dalam wawancaranya dengan situs web majalan Nature menganalisa sebab-sebabnya.

Menurut pakar itu, jumlah korba tewas dan cedera akibat gempa bumi tergantung pada kepadatan penduduk dan mutu bangunan di daerah sekitar gempa. Selain itu, ciri geologi setempat juga mempengaruhi besar kecilnya korban akibat gempa bumi. Gempa bumi berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang terjadi di Iran tahun 2003 mengakibatkan puluhan ribu orang tewas, sebabnya yang utama adalah karena daerah itu terletak pada ujung suatu patahan.

Akhir tahun 2004, di perairan dekat Sumatera Indonesia terjadi gempa bumi dahsyat dan tsunami. Apakah gempa bumi yang baru terjadi di Indonesia terletak di garis patahan yang sama dengan gempa bumi itu? Pakar Inggris memberikan jawaban "tidak" atas pertanyaan yang mengundang perhatian masyarakat luas itu. Namun pakar itu menunjukkan bahwa antara kedua kali gempa itu terdapat hubungan yang tidak begitu langsung.

Dikatakannya, Samudera Hindia dekat daerah pantai timur Indonesia merupakan tempat pertemuan 3 jalur tektonik lempeng utama. Ketiga lempeng itu adalah lempeng Sunda di sebelah timur, lempeng Hindia di sebelah barat laut dan lempeng Australia di sebelah barat daya.

Tsunami yang terjadi pada akhir tahun 2004 terutama disebabkan patahnya bagian terpusat lempeng Hindia dan lempeng Myanmar. Sedang gempa bumi yang baru terjadi di Indonesia terjadi di lokasi lebih ke selatan, sebabnya ialah ujung timur laut lempeng Australia turun menyodok bagian bawah lempeng Sunda, dan turun sampai di bawah Jawa Tengah sehingga terjadi apa yang disebut jalur amblas.

Turunnya lempeng yang terletak di bagian bawah jalur amblas umumnya bisa menimbulkan gempa bumi. Namun para pakar menunjukkan, penyebab terjadinya gempa bumi di daerah Yogyakarta kali ini tidak sesederhana itu. Mereka berpendapat, gempa bumi kali ini akibat "amblas dua tingkat" lempeng. Konkretnya ialah karena saling berhimpitnya dua lempeng dalam gerak bersama dengan memberikan tekanan pada garis patahan lebih kecil di balik garis amblas dua lempeng besar sehingga mengakibatkan terjadinya patah di arah sisi lempeng dan menimbulkan gempa bumi. Gempa bumi dahyat yagn terjadi di Kobe Jepang tahun 1995 disebabkan oleh faktor yang hampir sama.

Dalam waktu satu bulan yang lalu, Gunung Merapi yang terletak hanya 80 km dari pusat gempa di Yogyakarta kali ini menunjukkan gejala kegiatan aktif. Menurut para pakar, kegiatan Gunung Merapi juga terpengaruh oleh proses amblasnya lempeng. Erosi lava yang akibat meletusnya gunung api kadang bisa juga menimbulkan gempa bumi di daerah sekitar. Pakar Inggris mengatakan, meski gempa di Yogyakarta tidak besar kemungkinan dipicu oleh aktifnya Gunung Merapi, tapi gempa bumi itu sendiri barangkali bisa memberikan pengaruh pada kegiatan vulkanik Merapi.

Terjadinya gempa di Jawa Tengah sama sekali tidak mengejutkan orang karena daerah ini terletak di jalur amblas. Gempa yang kekuatannya hampir sama dengan gempa kali ini rata-rata terjadi satu kali di daerah ini setiap lima tahun. Namun daerah Yogyakarta belum pernah diguncang gempa begitu kuat seperti kali ini, maka upaya pencegahan terasa kurang.