Baru-baru ini kegiatan "Perahu Kebudayaan" Beijing-Guangxi tahun 2006 digelar di Beijing.
Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi Tiongkok Selatan terkenal dengan pohon kuihua atau somantus, bunga kuihua, maka Guangxi sejak lama dijuluki pula dengan nama "Gui" atau "Bagui" yang artinya pohon kuihua. Di tanah Guangxi terdapat 12 etnis, antara lain, Zhuang, Han, Yao, Miao, Tong dan Jing, yang masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri. Pertunjukan tari dan nyanyi Lagu Bagui melukiskan adat istiadat dan pemandangan Guangxi melalui suara nyanyi, tarian dan pakaian khas tiap etnis.
Pertunjukan tari dan nyanyi Lagu Bagui adalah prolog kegiatan "Perahu Kebudayaan" yang akan berlangsung belasan hari. Selama kegiatan itu, di Beijing akan berturut-turut dipentaskan pertunjukan tarian Male Berkunjung ke Tepi Langit dan opera Liu Sanjie. Sementara itu akan diadakan pula pameran dan temu wicara dalam rangka memperagakan citra Guangxi. Ketua Panitia Penyelenggara Kegiatan "Perahu Kebudayaan", Li Jiheng menjelaskan asal usul nama kegiatan "Perahu Kebudayaan". Ia mengatakan: "Kata perahu dalam Perahu Kebudayaan mempunyai beberapa arti. Pertama, perahu itu berlayar dari Guangxi ke Beijing dan akan menuju pula seluruh negeri bahkan seluruh dunia. Kedua, perahu ini menampung hasil-hasil yang dicapai Guangxi dalam pelaksanaan reformasi dan politik terbuka terhadap dunia luar. Perahu itu juga menampung persahabatan 49 juta putra putri Guangxi dengan rakyat Beijing. Ketiga, perahu beraroma puitis dan penuh imjinasi.
Sebagai salah satu bagian kegiatan "Perahu Kebudayaan" Guangxi, Pameran Karya Seni Rupa Terbaik Guangxi dan Pameran Kesenian Keramik Merah juga tengah diadakan di Altar Milenium Tionghoa. Karya-karya yang berciri khas tipikal daerah Guangxi menarik banyak pengunjung. Ketua Persatuan Seniman Tiongkok, Jin Shangyi dalam sambutannya di depan upacara pembukaan mengatakan: "Kalangan kesenian Guangxi adalah kolektif yang dinamis. Pada tahun-tahun belakangan ini, pameran kalangan kesenian Guangxi terus diadakan. Karyanya berisi aneka ragam dan telah menimbulkan pengaruh yang cukup mendalam. Guangxi telah mengalami perkembangan pesat di bidang kesenian."
Sama dengan kesenian Guangxi, kesusastraan, perfilman, musik dan seni panggung di Guangxi sama-sama mencapai hasil yang mengundang perhatian.
Dengan naik "perahu kebudayaan" itu, pengarang, pekerja film serta pengarah acara dari Guangxi berkunjung ke perguruan tinggi di Beijing, dan bertukar pikiran bertatap muka dengan guru dan mahasiswa. Yang Anda dengar tadi adalah pertunjukan penyanyi lagu rakyat Guangxi di Universitas Penerbangan Udara dan Antariksa Beijing. Nyonya Liu Liling yang ikut serta dalam temu wicara adalah pengarah acara selama 8 tahun penyelenggaraan Pekan Kesenian Lagu Rakyat Internasional Nanning. Ia mengatakan: "Mudah-mudahan melalui dialog antara kami dan kalian di sini, para mahasiswa yang hadir, khususnya mereka yang berminat terhadap lagu rakyat, menjadi lebih tertarik oleh lagu rakyat Guangxi; sedang bagi mereka yang dulu tidak mengenal lagu rakyat Guangxi, dapat berminat dan bertambah pengetahuan tentang lagu rakyat di Guangxi setelah menghadiri temu wicara ini."
Setelah mendengar lagu-lagu asli rakyat Guangxi, para mahasiswa memberikan tanggapan hangat.
"Mendengar nyanyian mereka secara berhadapan rasanya segar dan murni sekali." Kata seorang mahasiswa.
"Saya merasa lagunya bagus. Dulu seorang teman sekolah saya pernah memberi tahu saya serba sedikit tentang Festival Nyanyian Guangxi pada tanggal 3 bulan tiga penanggalan Imlek, tapi ini pertama kali bagi saya untuk mendengar lagunya, dan rasanya cukup bagus." Demikian tutur seorang mahasiswi dari universitas tersebut.
"Perahu Kebudayaan" Guangxi dengan aneka ragam pesona berlayar di panggung, lapangan, taman dan komunitas permukiman di Beijing, dan secara menyeluruh memperagakan Guangxi yang indah dan terbuka. Kegiatan "Perahu Kebudayaan" Guangxi juga menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan peranan positif Ekspo Tiongkok-Asean yang tiap tahun diadakan di Guangxi sebagai jembatan antara Tiongkok dan Asean.
|