Mari kita kembali bicarakan Zhu Yuanzhang. Karena hidup di lapisan bawah sejak kecil, Zhu Yuanzhang tahu benar akan kesengsaraan yang diderita rakyat. Setelah memegang tampuk pimpinan negara, ia mengusulkan penghematan dan hidup dengan sederhana. Menurut catatan sejarah, seorang pejabat daerah yang ingin mengambil hati Zhu Yuanzhang menyumbangkan sebuah ranjang emas, tapi di luar dugaan Zhu Yuanzhang marahnya bukan main dan memerintahkan agar ranjang emas itu dihancurkan. Ia tidak hanya secara pribadi melakukan penghematan, tetapi juga meminta orang lain bertindak serupa. Pada suatu ketika, ia melihat seorang pengawal berjalan dalam hujan lebat dengan mengenakan sepasang sepatu bot yang baru. Si pengawal segera dipanggil ke depannya. Pengawal itu kemudian dijatuhi sangsi. Di lain kesempatan, seorang menteri mengenakan sebuah baju baru yang mewah sekali. Setelah mengetahui bahwa harga baju itu hampir sama dengan belanja seorang petani untuk satu tahun utuh, Zhuang Yuanzhang marah sekali. Atas permintaannya, pejabat di seluruh negeri diminta untuk menjunjung prinsip penghematan. Sementara itu ia menyusun pula kebijakan pertanian yang menguntungkan rehabilitasi kaum tani, sehingga perkembangan yang mantap menjadi situasi umum di Tiongkok.
Yang disesalkan ialah, pada masa lanjut usia, Zhu Yuanzhang bertindak seperti kaisar-kaisar pendiri negara yang lain dalam sejarah. Ia memandang penyelenggaraan negara sebagai urusan pribadinya sendiri, sehingga kerap kali membunuh menteri yang tidak berdosa dengan alasan dan kejahatan yang dibuat-buat. Ia membunuh pula sejumlah intelektual waktu itu, sehingga baik pejabat maupun rakyat amat takut padanya.
Zhu Yuanzhang wafat pada usia 71 tahun setelah berkuasa selama 31 tahun. Dinasti Ming yang dididirikannya berkuasa selama 270 tahun. Masa Dinasti Ming merupakan salah satu masa di mana ekonomi Tiongkok mengalami perkembangan paling pesat dalam sejarah. Ekonomi dan kebudayaan Tiongkok pada masa Dinasti Ming mencapai suatu taraf yang cukup tinggi. Pelayar terkenal Cheng Ho berturut-turut 7 kali memimpin armada Dinasti Ming melayari ke Samudera Pasifik dan Samudera Hindia untuk mencapai daerah luas di Asia, Afrika dan Eropa. Novel terkenal seperti Sam Kok, Perjalanan ke Barat dan Tepi Air semuanya ditulis oleh pengarang pada masa Dinasti Ming. Tembok Besar yang panjangnya 5.000 kilometer lebih kebanyakan sektornya dipugar pada masa Dinasti Ming. Sedang Kota Terlarang atau Museum Istana Kuno Beijijng sebagai istana Dinasti Ming dan Dinasti Qing juga dibangun pada masa Dinasti Ming. 1 2
|