|
Tahun-tahun belakangan ini, Propinsi Yunnan, Tiongkok Barat Daya dengan memainkan keunggulan geografi dan memanfaatkan peluang strategi " Kerja Sama Ekonomi Subregional Sungai Lancang-Mekong" dan " Pembangunan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN", aktif mengembangkan kerja sama dan pertukaran pendidikan dengan negara-negara ASEAN dan dalam berbagai bentuk membina tenaga ahli yang diperlukan bagi kerja sama regional. Berikut laporannya.
Pada bulan April tahun lalu, delegasi pemerintah Tiongkok di depan sidang kerja mengenai eksploitasi sumber daya tenaga manusia negara-negara Kerja Sama Ekonomi Subregional Sungai Lancang-Mekong Raya (GMS) di Thailand mengemukakan usul supaya dibentuknya pangkalan penataraan tenaga ahli yang berorientasi pada negara-negara GMS. Terbetik dari badan terkait Propinsi Yunnan, "pangkalan pengembangan dan penataraan sumber daya tenaga manusia GMS di Tiongkok" telah terbentuk serangkaian gagasan kerangka dan direncanakan akan dihidupkan di Kunming, ibukota Yunnan bulan depan.
Isi penataran pangkalan tersebut yang direncanakan akan diresmikan di Universitas Sains Dan Teknologi Kunming bulan depan akan mengutamakan berbagai penataran teknologi, termasuk jurusan industri, pertanian, kehutanan dan kedokteran, merangkap sebagian penataran jurusan managemen dan ekonomi, selain itu, mungkin juga memasukkan penataran bahasa kecil Asia Tenggara yang diperlukan.
Wakil Kepala Bagian Kerja Sama dan Pertukaran Dengan Luar Biro Pendidikan Propinsi Yunnan, Zhang Shaohong dalam wawancaranya dengan wartawan CRI menyatakan,
"Salah satu prinsip strategi pendidikan yang diterapkan Propinsi Yunnan adalah bagaimana dengan memainkan keunggulan geografi dan hubungan daerah unik Propinsi Yunnan, bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk bersama membina tenaga ahli yang diperlukan bagi Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN. Oleh karena itu, tujuan yang kami usulkan adalah membangun Propinsi Yunnan menjadi pangkalan pembinaan tenaga ahli Tiongkok pertama yang berorientasi pada Asia Tenggara.
Baru-baru ini, Propinsi Yunnan dengan memainkan keunggulan geografi yang unik, aktif mendorong pendidikan tingkat tinggi yang " menuju ke luar" dan " mengundang masuk" dan mencapai prestasi yang nyata dalam pertukaran dan kerja sama pendidikan. Zhang Shaohong memperkenalkan,
" Untuk membina tenaga ahli yang mengerti kerja sama internasional, terutama memahami Kerja Sama Sub-Regional Sungai Lancang-Mekong Raya, perguruan tinggi Propinsi Yunnan aktif menerapkan kebijakan pendidikan yang " menuju ke luar" dan mendirikan sekolah bersama dengan negara-negara dan kawasan di sekitar. Kini, perguruan tinggi Yunnan telah menyelenggarakan sekolah bersama dengan 8 negara sekitar dan mengembangkan 35 proyek kerja sama, antara lain, pendidikan bahasa Mandarin bagi penutur bukan Mandarin, pembinaan tenaga ahli, dan penelitian bersama."
Tanggal 16 Desember tahun lalu, upacara pembukaan "Kelas Kurikulum Master Managemen Finansial (MFM) Internasional" yang diselenggarakan bersama oleh Universitas Sains Dan Teknologi Kunming dan Universitas Nasional Laos diadakan di Vientiane, ibukota Laos. Menteri Pendidikan Laos, Borsengkham Vongdara di depan upacara itu menilai tinggi arti penting dibinanya elite kalangan keuangan Laos oleh Universitas Sains Dan Teknologi Kunming untuk Universitas Nasional Laos. Selain menyelenggarakan upacara tersebut, universitas terkait Kunming sekaligus menandatangani dua persetujuan kerangka mengenai kerja sama strategis pendidikan dengan Laos, yaitu persetujuan membangun Pangkalan Penataraan Pembangunan Berkelanjutan Regional Tiongkok-Laos di Vientiane dengan Universitas Nasional Laos dan persetujuan kerja sama yang menyeluruh dengan Universitas Suphanuvong, universitas baru yang paling dekat dengan Yunnan.
Menurut penjelasan, banyak perguruan tinggi Yunnan telah mengembangkan proyek kerja sama pendidikan dengan negara-negara ASEAN. Selama lima tahun belakangan ini, Propinsi Yunnan setiap tahun mengirim lebih dari 300 guru dan siswa ke negara-negara ASEAN untuk mengadakan pertukaran dan belajar, Universitas Kebangsaan Yunnan setiap tahun mengirim 150 guru dan siswa jurusan bahasa Thailand, Vietnam, Myanmar dan Laos ke sekolah bersama di pihak lain untuk belajar selama satu tahun.
Sementara menerapkan kebijakan " menuju ke luar" di bidang pendidikan, Propinsi Yunnan juga aktif mengundang siswa asing untuk datang belajar di Tiongkok. Tahun 2004, Propinsi Yunnan mengadakan beasiswa pemerintah senilai 1,8 juta yuan RMB setiap tahun kepada negara-negara sekitarnya untuk menarik semakin banyak tenaga ahli dari ASEAN belajar ke Yunnan dalam rangka mendorong pembinaan tenaga ahli untuk kerja sama Sub-Regional Sungai Lancang-Mekong. Dengan demikian, bertambahlah jumlah sekolah atau universitas yang mengembangkan pendidikan bahasa Mandarin bagi penutur bukan Mandarin dan perekrutan siswa asing, dan jurusan bukan hanya di bidang bahasa Mandarin dan kedokteran tradisional Tiongkok lagi, tapi telah diperluas ke bagian ilmu lainnya seperti iptek, ekologi, ekonomi, pariwisata dan managemen. Kini, telah terdapat lebih dari 10 perguruan tinggi yang merekrut mahasiswa asing di Propinsi Yunnan.
Pejabat Biro Pendidikan Propinsi Yunnan, Zhang Shaohong menyatakan, Yunnan berencana secara berangsur-angsur mengembangkan pangkalan penataraan yang berorientasi pada GMS itu menjadi pangkalan penataran yang berorientasi pada seluruh ASEAN, bahkan menjadi "Universitas Asia Tenggara Tiongkok" pada saatnya mapan.
Dikatakannya,
"Tujuan rencana kami pada tahap berikut adalah memungkinkan jumlah siswa asing berbagai tingkat dan berbagai bidang di Propinsi Yunnan melampaui 12 ribu orang, sedangkan Propinsi Yunnan sendiri diharapkan dapat mengirim 3 ribu orang belajar ke negara-negara sekitarnya. Kami akan menitikberatkan penopangan dan pembangunan sekitar 10 pangkalan pembinaan tenaga ahli internasional dan membangun sekitar 10 Institut Kongfuchu dan sejumlah Pusat Bahasa dan Kebudayaan Tiongkok di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan."
|