Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-09-29 09:39:03    
Wawancara Dengan Profesor Akademi Sosial Dan Ilmu Pengetahuan Tiongkok Tentang "Model ASEAN"

cri

Saudara pendengar, konfigurasi internasional kini sedang berkembang ke arah multipolarisasi. Di kawasan Asia, ASEAN sedang diam-diam menyimpan kekuatannya. Meskipun dibandingkan dengan Uni Eropa (UE), ASEAN berada pada tahap eksploitasi dan percobaan, tapi melalui perkembangan selama beberapa tahun ini, ASEAN berangsur-angsur memanifestasikan peranannya sebagai organisasi regional yang bersifat internasional. Dalam acara edisi pekan ini akan kami sampaikan wawancara dengan Direktur Balai Riset Asia-Pasifik di bawah Akademi Sosial dan Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Profesor Zhang Yunling mengenai keunikan mekanisme kerja sama regional ASEAN dari pandangan seorang pakar Tiongkok untuk masalah internasional.

Saudara pendengar, Profesor Zhang Yunling adalah seorang pakar untuk masalah ekonomi internasional dan hubungan internasional. Dalam wawancaranya, ia berpendapat, kerja sama yang relatif longgar sesuai sepenuhnya dengan ciri khas kawasan Asia Tenggara, yang disebut " model ASEAN ".

" ASEAN berhasil mempersatukan kawasan yang penuh kontradiksi, berbeda negara maupun taraf perkembangannya dengan cara kerja sama regional. Sebagai organisasi kawasan, ASEAN memainkan peranannya sebagai berikut: pertama, mamasukkan negara-negara itu ke dalam satu kerangka kerja sama. Kedua, mewakili kepentingan dan suara semua negara di kawasan itu untuk mengembangkan hubungannya dengan dunia luar. Sejak pembentukan ASEAN, perdamaian dan kestabilan berangsur-angsur terwujud di kawasan itu, berbagai kontradiksi telah diatasi melalui konsultasi, sehingga telah mendorong perkembangan ekonomi."

Profesor Zhang juga membandingkan model ASEAN dengan mekanisme kerja sama UE. UE mengambil cara kerja sama yang " bersifat sistem ", mempunyai hak legislatif dan hak campur tangan di atas negara. Sedangkan kerja sama ASEAN tidak bersandar pada legislatif, melainkan bersandar pada proses, konsultasi dan komitmen. Dibandingkan dengan pasal-pasal UE setebal seribu halaman, perjanjian tentang pendirian ASEAN hanya satu halaman, kerja sama ASEAN terutama ditujukan pada semacam proses gerakan. Zhang Yunling berpendapat, cara operasional ASEAN lebih-lebih memanifestasikan semacam cara kebudayaan Timur. Karena negara-negara Asia Tenggara dan Tiongkok berada di bawah latar belakang kebudayaan oriental, maka Tiongkok lebih memahami " model ASEAN ".

" Kita sedang berupaya menangani hubungan dengan ' cara model kebudayaan oriental '. Yang dikejar ' cara model kebudayaan oriental ' adalah ' harnomis ', menganut nilai budaya yang ' harmonis tapi berbeda '. Pertama-tama kami mengakui adanya ' perbedaan ', ' perbedaan ' berada dalam kenyataan, kalau diterjenahkan dalam bahasa Inggris adalah ' diversity ', artinya keaneka-ragaman, sedangkan kami menganggap keaneka-ragaman itu sebagai dasar perkembangan, lalu mengusahakan ' harmonis '. ' Harmonis ' mempunyai dua arti, pertama, mengusahakan kepentingan bersama di atas dasar keaneka-ragaman. Kedua, mengatasi perselisihan antara satu sama lain dan mengupayakan kerja sama melalui konsultasi, bukan konfrontasi."

ASEAN menerapkan cara itu di dalam berbagai kerja sama regional dan mendapat hasil baik. Misalnya dalam APEC, " model ASEAN " mengajukan untuk menangani persoalan dengan cara berkomitmen, bertahap, tapi bukan perundingan, dan pada akhirnya telah diterima oleh APEC. Dapat dikatakan bahwa " model ASEAN " tidak saja menimbulkan pengaruh di Asia Tenggara bahkan di lingkupan internasional yang lebih luas.

Profesor Zhang mengambil satu contoh. Karena di antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN terdapat perselisihan tentang " Laut Tiongkok Selatan ", maka pada pertengahan tahun 1990-an, banyak orang Amerika Serikat memperkirakan bahwa titik bentrokan militer berikutnya akan terjadi di Laut Tiongkok Selatan. Namun, Tiongkok dan ASEAN melalui pernyataan bersama, menetapkan patokan aksi bersama yang menyatakan akan menyelesaikan persoalan apa pun melalui konsultasi. Sejauh ini, dengan adanya mekanisme konsultasi dialog tersebut, tidak pernah terjadi konflik, malah mendorong kerja sama. Tiongkok, Filipina dan Vietnam bersama-sama menandatangani persetujuan eksploitasi bersama sumber di Laut Tiongkok Selatan. Baru-baru ini, pemimpin Vietnam mengunjungi Tiongkok, kedua pihak mencapai kesepahaman mengenai masalah eksploitasi bersama di kawasan Teluk Beibu.

Hasil yang paling besar dalam kerja sama regional ASEAN adalah ASEAN atas nama organisasi regional menandatangani persetujuan tentang zona perdagangan bebas dengan Tiongkok, hal itu mendorong lagi Jepang dan Korea Selatan untuk membahas masalah zona perdagangan bebas dengan ASEAN. Sebagai Kepala " Tim Pakar Bersama Penelitian Kelayakan Zona Perdagangan Bebas Asia Timur " yang terdiri dari 13 negara Asia Timur, Profesor Zhang Yunling mengatakan,

" Pertama, ' model ASEAN ' sesuai dengan ciri khas kawasan Asia Tenggara. Keistimewaannya yang paling inti adalah mengadakan musyawarah dan kerja sama dalam kerangka kerja sama regional, oleh karena itu cara tersebut berlaku. Kedua, ASEAN dianggap sebagai sebuah contoh untuk mendorong kerja sama Asia Timur bahkan kerja sama seluruh Asia, dan merupakan kekuatan inti untuk mendorong kerja sama regional. Tiongkok pertama-tama menandatangani zona perdagangan bebas dengan ASEAN dan juga pertama-tama menandatangani " Perjanjian Kerja Sama Bersahabat Asia Tenggara " yang dirumuskan oleh ASEAN, itu membuktikan bahwa Tiongkok mengakui kekuatan ASEAN dan menghormati peranannya. Ketiga, sebagai sorganisasi kerja sama regional, ASEAN menyelaraskan hubungan dan kepentingan intern, sementara mewakili kepentingan kawasannya untuk mengembangkan hubungan dengan luar. Tiongkok akan berkembang lebih cepat dan menyeluruh dengan mengembangkan hubungannya dengan kawasan yang bersatu padu itu. Sedangkan perkembangan itu sesuai dengan kepentingan kedua pihak, dan juga menguntungkan perdamaian dan perkembangan Asia Timur maupun kawasan Asia-Pasifik"

Saudara pendengar, demikian tadi acara Ruangan Tiongkok-ASEAN untuk edisi pekan ini, penyiar Anda Nining menyatakan terima kasih atas perhatian Anda, sampai jumpa lagi pada acara tetap minggu depan.