Dalam sejarah feodal Tiongkok selama 2.000 tahun hanya tercatat beberapa kali gerakan reformasi sosial yang cukup terkenal. Salah satu di antaranya terjadi pada masa pertengahan Dinasti Ming abad ke-16. Berikut ini mari kita mengenal Zhang Juzheng dengan lebih dekat sebagai reformis utama dalam gerakan reformasi itu.
Zhang Juzheng dilahirkan pada tahun 1525 dan meninggal dunia pada tahun 1582. Ia merupakan negarawan dan reformis terkenal Tiongkok pada abad ke-16. Ketika ia dilahirkan, Dinasti Ming sudah berkuasa selama 150 tahun lebih. Pemerintahan Dinasti Ming yang tampaknya kokoh sebenarnya sudah lama terjerumus dalam krisis baik di bidang politik maupun sosial. Masalah utama yang muncul pada waktu itu terutama terletak pada bidang politik, pertahanan dan kesejahteraan rakyat.
Zhang Ju Zheng adalah seorang negarawan dengan latar belakang rakyat biasa. Menurut catatan kitab sejarah, pada usia 22 tahun Zhang Juzheng memulai karir sebagai pejabat pemerintah melalui ujian negara. Setelah menyaksikan kebobrokan pemerintahan waktu itu, ia sangat merasakan masalah-masalah dalam bidang pertahanan dan beban berat yang dipikul rakyat. Zhang Juzheng dengan berani mengajukan pendapatnya kepada sang Kaisar. Ia mengusulkan reformasi politik, akan tetapi saran Zhang Juzheng sebagai negarawan yang berusia muda dan tidak berwibawa langsung ditolak. Ketika ia berusia 30-an, karirnya sebagai pejabat mulus. Berkat kecakapannya, ia terus naik pangkat, dan pada usia 47 tahun Zhang Juzheng diangkat sebagai menteri pertama pembantu kaisar. Belasan tahun kemudian, Zhang Juzheng dengan setia membantu Kaisar yang berusia 10 tahun untuk menangani urusan negara dan melaksanakan reformasi politik. Berkat upayanya pemerintah Dinasti Ming kembali menunjukkan daya hidupnya dan rakyat pun menempuh kehidupan yang makmur.
Reformasi politik yang dipimpin Zhang Juzheng terutama dilakukan di bidang pembenahan pemerintahan, pertahanan dan perbaikan penghidupan rakyat. Di bidang pembenahan pemerintahan, Zhang Juzhweng melaksanakan sistem pengujian terhadap pejabat di berbagai tingkat. Berkat sistem pengujian tersebut, efisiensi operasi berbagai badan pemerintah berhasil ditingkatkan. Untuk memperkokoh pertahanan negara, Zhang Juzheng banyak melantik tokoh-tokoh yang berbakat, sementara menerapkan diplomasi yang moderat dan lentur mengenai etnis-etnis di daerah perbatasan. Di bidang kesejahteraan rakyat, Zhang Juzheng dengan ketat memeriksa dan menindak bangsawan yang semaunya mencaplok tanah kaum tani. Selain itu, ia memadukan pajak-pajak menjadi satu sehingga sangat meringankan beban kaum tani. Berkat pelaksanaan langkah-langkah tersebut dengan ketat, ketimpangan sosial berangsur-angsur mereda.
Zhang Juzheng adalah seorang intelektual tipikal Tiongkok. Ia berwatak jujur dan terus terang, berani menanggung resiko dan memandang perbaikan penghidupan rakyat sebagai tugasnya. Menurut catatan kitab sejarah, sang Kaisar cilik sangat gemar kaligrafi. Suatu peristiwa, sang Kaisar cilik menyuruh Zhang Juzheng dan menteri lainnya menyaksikan ia menulis kaligrafi. Seusai menulis, tulisannya pun dibagi-bagikan kepada para menteri. Walaupun Zhang Juzheng menerimanya dengan senang hati, tetapi pada esok harinya ia langsung menyarankan Kaisar agar jangan membuang waktu lagi untuk kaligrafi yang disebutnya sebagai "teknik kecil." Kaligrafi tidak akan membawa manfaat apa pun kepada rakyat. Usul Zhang Juzheng itu kemudian diterima sang Kaisar cilik. Pada suatu peristiwa yang lain, Permaisuri yang menganut agama Buddha berencana membangun kuil dengan uang pribadinya. Namun setelah mendengar usul Zhang Juzheng, Permaisuri menanam uang itu pada pembangunan jembatan di luar kota Beijing. Dari cerita-cerita itu, ternyata pendapat dan saran Zhang Juzheng tak terbantah. Akan tetapi sikapnya yang tidak pandang bulu itu akhirnya mendatangkan malapetakan bagi dirinya.
Tahun 1582, Zhang Juzheng wafat dalam usia 57 tahun. Bangsawan dan para menteri yang tidak menyukai Zhang Juzheng mengkritik bahwa Zhang Juzheng banyak menyalahgunakan kekuasaan. Sang Kaisar yang merasa terdominasi oleh Zhang Juzheng pada masa kecil akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan langkah reformasi dan memecat semua jabatan yang diangkat oleh Zhang Juzheng sebelum wafat. Kaisar bahkan mencabut pula perlakuan yang seharusnya dinikmati oleh anaknya. Ironisnya, 50 tahun kemudian sang Kaisar kembali melaksanakan reformasi untuk menghadapi tekanan politik waktu itu. Ia tidak hanya melakukan rehabilitasi terhadap Zhang Juzheng, tetapi juga melantik keturunannya untuk memangku jabatan penting.
Mengenai riwayat Zhang Juzheng, penilaian publik atas dirinya di masa kemudian sangat berbeda. Akan tetapi bakatnya di bidang politik serta prestasinya sekarang dinilai tinggi. Sejarawan-sejarawan Amerika Serikat keturuan Tionghoa khusus menulis sejilid buku tentang riwayatnya serta prestasinya terhadap sejarah. Novel Zhang Juzheng karya pengarang terkenal Tiongkok Xiong Zhaozheng juga mendapat penilaian tinggi para pembaca dan kalangan komentator. Novel ini bahkan memperoleh Hadiah Sastra Maodun, salah satu hadiah paling tinggi untuk kesusastraan Tiongkok. Sinetron 40 episode yang dibuat berdasarkan novel itu juga akan selesai pembuatannya, dan tak lama lagi akan ditayangkan di layar televisi.
|